Eilenburg
Pemalsuan sertifikat vaksinasi Covid-19 melalui praktik calo atau joki terjadi di negara maju. Kepolisian dan otoritas di Eilenburg, Jerman, menyelidiki seorang penduduk Magdeburg, kota di antara Berlin dan Hannover. Ia dijerat pasal pemalsuan.
Seperti dilaporkan kantor berita Deutsche Presse-Agentur (DPA), Minggu (10/4/2022), pria berusia 60 tahun itu mendapatkan sedikitnya 90 kali vaksinasi Covid-19. Bukan karena percaya, apalagi suka vaksinasi, melainkan untuk dibisniskan.
Pria itu berkali-kali datang ke pusat vaksinasi dengan identitas berbeda. Ia menjadi calo bagi orang yang ingin mendapatkan sertifikat vaksinasi tanpa imunisasi.
Setelah berbulan-bulan mengecoh petugas, ia akhirnya tertangkap karena datang ke tempat vaksinasi di Eilenburg dalam dua hari berturut-turut. Polisi yang berjaga di sebuah pusat vaksinasi Eilenburg, kota kecil di barat Leipzig, mengenalinya karena pria itu telah datang sehari sebelum ditangkap. Apalagi, hasil pemeriksaan sejumlah saksi menunjukkan bahwa pria tersebut sudah pernah divaksinasi. Ia tak bisa berkelit.
Otoritas Jerman menyita sejumlah undangan dan sertifikat vaksinasi dari pria itu. Ia tidak ditahan meski kasusnya terus berlanjut. Tidak diketahui apa dampak vaksinasi berulang dengan berbagai merek seperti dialami pria itu.
Belum diketahui juga siapa saja yang memanfaatkan jasanya. Aparat Jerman belakangan semakin menggencarkan perang terhadap jaringan penyedia sertifikat vaksin palsu. Banyak orang Jerman tidak mau divaksinasi. Padahal di sisi lain, sertifikat vaksinasi dibutuhkan untuk menggunakan berbagai angkutan dan fasilitas umum.
Sejumlah orang melihat itu sebagai peluang. Ada uang, ada sertifikat vaksinasi palsu. Semacam aji mumpung dengan cara yang tidak dibenarkan.