Vaksin Covid-19 produksi Moderna kembali terkontaminasi benda asing. Tahun lalu, dua kasus kontaminasi ditemukan di Jepang.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Perusahaan farmasi Moderna Inc menarik 764.900 dosis vaksin Covid-19 dari Eropa. Langkah ini dilakukan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu menyusul temuan satu botol vaksin terkontaminasi benda asing, Jumat (8/4/2022).
Botol vaksin yang terkontaminasi itu diproduksi oleh Rovi Laboratories, perusahaan farmasi Spanyol yang memiliki kontrak kerja dengan Moderna Inc. Ribuan dosis vaksin yang dikirim satu kloter dengan botol yang terkontaminasi itu baru saja didistribusikan ke Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, dan Swedia pada Januari 2022.
Belum ada penjelasan dari Moderna benda asing apa yang ada di dalam botol vaksin itu.
Meski hanya satu botol yang terkontaminasi, semua pengiriman ke Eropa ditarik karena alasan kehati-hatian. Belum ada penjelasan dari Moderna benda asing apa yang ada di dalam botol vaksin itu.
Namun, Moderna menyatakan tidak yakin kontaminasi benda asing akan menimbulkan risiko bagi botol vaksin lainnya yang ada di satu kloter yang sama. Hingga saat ini, lebih dari 900 juta dosis vaksin Moderna sudah didistribusikan ke seluruh dunia.
Kasus botol vaksin yang terkontaminasi pernah terjadi di Jepang. Pada tahun lalu, pihak berwenang Jepang menangguhkan penggunaan beberapa dosis vaksin setelah di dalam beberapa botol vaksin ditemukan kontaminasi baja tahan karat. Sekitar 1,63 juta dosis vaksin Moderna kemudian ditarik pada Agustus 2021.
Kontaminasi kemungkinan muncul akibat dari gesekan antara dua potong logam yang tidak pas dipasang pada saat produksi. Ada pula kasus kontaminasi lain yang ditemukan di Jepang.
Di Prefektur Kanagawa, seorang apoteker menemukan beberapa partikel hitam di dalam botol vaksin yang diduga bahan karet. Temuan kontaminasi itu dikabarkan setelah otoritas Jepang memberikan 3.790 suntikan vaksin dari kloter yang terkontaminasi itu.
Informasi itu kemudian membuat pemerintah menangguhkan tiga kloter vaksin yang jumlahnya 1,6 juta dosis vaksin. Pada waktu itu, vaksin Moderna sudah didistribusikan ke prefektur Kanagawa, Okinawa, dan Gunma.
Moderna dan perusahaan rekanannya Takeda Pharmaceutical Japan dan Rovi dalam pernyataan tertulis menyatakan, baja tahan karat yang ditemukan di dalam botol vaksin itu tidak berisiko pada keselamatan pasien dan tidak berdampak buruk pada manfaat vaksin.
Partikel baja tahan karat diakui dapat menyebabkan reaksi lokal ketika disuntikkan, tetapi tidak akan ada reaksi merugikan lainnya. Pasalnya, baja tahan karat sering digunakan dalam katup jantung, penggantian sendi, dan jahitan logam dan staples.
Moderna mengaku belum menerima laporan mengenai efek samping yang merugikan dari orang yang sudah divaksin dari kloter vaksin yang terkontaminasi. Takeda yang mendistribusikan vaksin Moderna di Jepang mengaku telah terjadi kesalahan manusia hingga botol vaksin terkontaminasi.
Sementara Kementerian Kesehatan Jepang menduga baja tahan karat bisa masuk ke botol vaksin karena ada jarum yang dimasukkan secara tidak benar ke dalam botol dan mematahkan bagian sumbat karet.
Insiden kontaminasi yang terjadi berulang pada vaksin Moderna ini mengancam kepercayaan yang sudah dibangun Moderna pada vaksinnya. Apalagi karena ia sudah mendistribusikan ratusan juta dosis vaksin ke 45 negara di dunia, termasuk Indonesia. (REUTERS/LUK)