Turki Limpahkan Kasus Khashoggi ke Saudi di Tengah Normalisasi Ankara-Riyadh
Setelah berulang kali ditekan Riyadh, Turki akhirnya melimpahkan persidangan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi ke Arab Saudi. Tertekan oleh masalah ekonomi, Ankara berusaha memulihkan lagi hubungan dengan Riyadh.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
OZAN KOSE
Foto dokumentasi ini diambil pada 2 Oktober 2020 saat para wartawan sahabat Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018, memegang poster Khashoggi dalam acara peringatan dua tahun terbunuhnya Khashoggi.
ISTANBUL, KAMIS — Pengadilan Istanbul, Turki, Kamis (7/4/2022), menghentikan persidangan in absentia atas 26 tersangka yang terlibat pembunuhan jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Kasus pembunuhan pengritik Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman itu dilimpahkan ke Arab Saudi. Langkah Turki ini memicu kemarahan kelompok pegiat hak asasi manusia.
Khashoggi, kolumnis harian AS, The Washington Post, penulis, dan mantan Pemimpin Redaksi Al Arab News Channel, tewas dibunuh pada usia 59 tahun di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Kasus pembunuhan keji dan terang-terangan oleh sekelompok orang yang diduga sebagai kaki tangan salah satu petinggi di Riyadh itu mengejutkan dunia.
Pengadilan Istanbul memulai persidangan kasus pembunuhan Khashoggi pada tahun 2020. Langkah itu memicu ketegangan hubungan antara Turki dan Arab Saudi, dua kekuatan utama di kawasan. Namun, terdorong oleh kebutuhan akan investasi untuk membantu keluar dari krisis ekonomi, Ankara berusaha memulihkan kembali hubungan dengan Arab Saudi.
Hakim Pengadilan Istanbul, Kamis, mengatakan, ”Kami memutuskan untuk menghentikan dan menyerahkan kasus ini ke Arab Saudi.” Sebelumnya, jaksa mengatakan bahwa kasus itu ”mengganjal” karena 26 terdakwa adalah orang asing, yang menyebabkan perintah pengadilan Turki tidak bisa diterapkan. Menteri Kehakiman Bekir Bozdag setuju dengan jaksa karena sejak awal kasus ini diinginkan Riyadh untuk disidang oleh mereka sendiri.
OZAN KOSE
Hatice Cengiz, tunangan mendiang wartawan Jamal Khashoggi, menjawab wartawan, Kamis (7/4/2022), di luar gedung Pengadilan Istanbul, terkait pelimpahan 26 terdakwa oleh Pengadilan Turki ke Arab Saudi. Jurnalis senior Arab Saudi, Khashoggi, dibunuh di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober 2018.
Ali Ceylan, pengacara Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi, mengatakan kepada Pengadilan Istanbul, Kamis, bahwa tidak akan ada pengadilan yang adil di Arab Saudi. ”Jangan mempercayakan domba kepada serigala,” katanya, menggunakan pepatah Turki. Pengacara Cengiz lainnya, Gokmen Baspinar, menambahkan bahwa langkah Kementerian Kehakiman itu melanggar hukum Turki.
”Tidak ada penuntutan lagi di Arab Saudi saat ini,” ujar Baspinar. ”Pihak berwenang di Arab Saudi telah menuntaskan persidangan dan membebaskan banyak tersangka.” Dia juga menyebutkan, keputusan untuk menyerahkan kasus itu ke Riyadh akan sama saja dengan ”pelanggaran kedaulatan Turki”. ”Ini contoh tidak bertanggung jawab terhadap rakyat Turki,” kata Baspinar
Keputusan Turki itu juga membuat marah kelompok-kelompok pegiat hak asasi manusia (HAM). Pengadilan Istanbul ”membeo begitu saja dengan melimpahkan kasus ini kepada otoritas Arab Saudi. Bahkan tidak perlu repot-repot menyatakan bahwa permohonan pengacara ditolak,” sindir Milena Buyum, dari Amnesty International. ”Keputusan yang mengerikan dan jelas politis,” cuitnya di Twitter.
Lima orang telah dijatuhi hukuman mati oleh Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi. Namun, pengadilan negara kerajaan itu, September 2020, membatalkannya dan memvonis penjara hingga 20 tahun kepada delapan terdakwa anonim, yang disebut aktivis HAM sebagai, pengadilan rahasia.
Banding
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, yang hadir pada sidang, Kamis, mengatakan bahwa dia akan mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Istanbul. Dia bersumpah untuk, ”Terus berjuang, siapa pun yang menyerah, ya telah menyerah. Saya akan melanjutkannya. Terkadang pertarungan hukum itu sendiri lebih penting daripada hasilnya.”
OZAN KOSE
Hatice Cengiz (kedua dari kanan), tunangan mendiang wartawan Jamal Khashoggi, saat keluar dari gedung Pengadilan Istanbul, Kamis (7/4/2022).
Turki ”Tidak diperintah oleh keluarga seperti di Arab Saudi. Kami memiliki sistem peradilan yang menangani persoalan (hukum) warganya,” kata Cengiz kepada wartawan di luar gedung Pengadilan Istanbul. ”Kami akan mengajukan banding atas keputusan itu sesuai dengan sistem hukum kami.”
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober 2018 di dalam gedung kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul saat dia sedang mengurus berkas pernikahannya dengan Cengiz. Tunangannya, Cengiz, menanti di luar gedung konsulat saat Khashoggi masuk untuk mengambil dokumen persiapan pernikahan mereka.
Setelah Cengiz menunggu lama, kabar yang muncul kemudian dari Riyadh kemudian bahwa Khashoggi telah meninggalkan kantor konsulat. Polisi Turki menyakini bahwa Khashoggi telah tewas di dalam gedung karena dibunuh. Media pro-Pemerintah Turki, Yeni Safak, 7 Oktober 2018, mengatakan bahwa Khashoggi telah dibunuh dengan keji di dalam gedung.
Pembunuhan Khashoggi menimbulkan kecaman global dan tekanan terhadap Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto Arab Saudi. Pada 20 Oktober 2018, Riyadh mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul.
SAUDI PRESS AGENCY
Putra jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi (kiri), bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, Rabu (24/10/2018) di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan itu terjadi tiga pekan setelah Jamal Khashoggi dibunuh dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Khashoggi dibunuh sejumlah pegawai dan pejabat Arab Saudi di konsulat itu pada Selasa (2/10/2018)
Para pejabat Turki mengatakan, mereka yakin Khashoggi terbunuh dan tubuhnya dipotong-potong dalam operasi yang, menurut Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah diperintahkan oleh pejabat ”tingkat tertinggi” Pemerintah Arab Saudi. Erdogan pada Desember 2018 mengatakan, Turki tak akan menyerahkan bukti ke Riyadh karena mereka dapat menghancurkan bukti itu.
”Mereka pikir dunia bodoh. Bangsa ini tidak bodoh dan tahu bagaimana meminta pertanggungjawaban orang,” kata Erdogan saat itu.
Perbaiki hubungan
Pernyataan tersebut membuat Riyadh marah dan berusaha secara tidak resmi untuk menekan ekonomi Turki dengan memboikot impor dari Turki. Tahun lalu, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengunjungi Riyadh untuk memperbaiki hubungan.
Pelimpahan kasus Khashoggi ke Riyadh menghilangkan hambatan terakhir untuk normalisasi hubungan. Sementara laporan intelijen AS yang dirilis setahun lalu mengatakan, MBS telah menyetujui operasi untuk membunuh atau menangkap Khashoggi. Namun, Riyadh membantah keterlibatan putra mahkota dan menolak temuan laporan itu.
Walau demikian, Ankara ingin menarik investasi Arab Saudi untuk meningkatkan ekonominya. Erdogan bulan lalu mengatakan, Turki melanjutkan ”dialog positif” dengan Arab Saudi dan ingin mengambil langkah nyata untuk meningkatkan hubungan.
Cengiz mengatakan, Turki seharusnya tegar dan tidak menyerah pada prinsip-prinsipnya untuk memperbaiki hubungan dengan negara lain. (AFP/AP/REUTERS)