Pandemi Covid-19 Seakan Sirna di LA, Kapan Indonesia?
Peperangan melawan Covid-19 telah berlangsung dua tahun lebih. Sudah adakah tanda-tanda peperangan ini akan usai? Denyut kehidupan di pusat hiburan dunia, Los Angeles, California, AS, seakan menunjukkan pertanda itu.

Warga berdansa di salah satu sudut kota di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (27/3/2022). Suasana pandemi tidak terasa lagi di sana.
Berkesempatan mengunjungi Los Angeles, Amerika Serikat, tentu menjadi impian banyak orang. Namun, mengunjungi kota pusat hiburan dunia itu di era pandemi Covid-19 yang masih tak menentu bisa berbeda. Senang sekaligus gamang. Campur aduk.
Amerika Serikat (AS) adalah negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Berdasarkan data Worldometer, Covid-19 telah menjangkiti 81,8 juta warga di AS. Angka itu tertinggi dari 227 negara/wilayah lain di dunia.
California, negara bagian dari kota Los Angeles, adalah negara bagian dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi dibandingkan 49 negara bagian lain di AS. Total kasus Covid-19 di California mencapai 9,1 juta jiwa. Setelah itu, baru disusul Texas (6,7 juta), Florida (5,8 juta), New York (5,1 juta), dan Illinois (3 juta).
Oleh karena itu, ketika mendapat undangan dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk ke Los Angeles untuk mengunjungi Tesla, Lucid Motors, serta Toyota Mirai guna melihat perkembangan mobil listrik dan hidrogen di AS, sekaligus mengikuti acara peresmian Masjid At Thohir di Los Angeles, akhir Maret lalu, terasa ”ngeri-ngeri sedap”.
Baca juga : Gema Toleransi dari Los Angeles
Namun, ternyata mulai dari penerbangan hingga tiba dan berkeliling-keliling selama sepekan di sana, kesan seram jauh dari yang dibayangkan. Pandemi seakan telah sirna di kota terpadat kedua di AS itu. Penerapan protokol kesehatan yang serba ketat untuk mencegah penularan Covid-19 bahkan tak terlihat di area-area publik.

Perbandingan proses pelaksanaan vaksinasi di dunia, Indonesia, Amerika Serikat, serta Jepang berdasarkan data Our World in Data.
Penerbangan dari Indonesia ke AS ternyata sudah tidak membutuhkan persyaratan tes PCR. Kalaupun dilakukan, hal itu merupakan permintaan maskapai penerbangan, seperti Japan Airlines yang ditumpangi. Di Bandar Udara Internasiontal Los Angeles, hasil tes PCR yang sudah disiapkan pun tidak diminta petugas keimigrasian. Pengecekan suhu tubuh di pintu-pintu masuk tak terlihat. Dalam hitungan menit, kita bisa masuk menjelajah di ”negeri Paman Sam”.
Masker menjadi opsi
Di area dalam bandara, mereka yang berlalu lalang hampir seluruhnya mengenakan masker karena sebagian besar mereka adalah penumpang. Namun, begitu keluar bandara, seakan memasuki dunia lain. Semua yang berlalu lalang tidak lagi bermasker.
”Jangan kaget, di sini sudah tidak banyak yang memakai masker, ya,” kata Febriati Nadira, Corporate Communication PT Adaro Energy Indonesia Tbk, yang tiba dua hari lebih awal.
Pandemi Covid-19 seakan telah sirna di kota pusat hiburan nomor satu dunia itu. Denyut nadi di kota ketiga terkaya di dunia itu juga telah berdetak kencang, seakan kembali ke kehidupan normal sebelum pandemi Covid-19.
Baca juga : Mungkinkah Covid-19 Sirna pada 2023
Di Le Parc Suite Hotel, tempat rombongan menginap, tak ada alat pengukur suhu, tak ada pemindaian (scan) QR code pada aplikasi tertentu untuk memudahkan pelacakan apabila ada yang terinfeksi, seperti aplikasi Peduli Lindungi yang diterapkan di Indonesia. Tamu bebas masuk-keluar hotel. Resepsionis pun memberi informasi tanpa mengenakan masker.

Suasana di resepsionis Le Parc Suite Hotel, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Kamis (26/3/2022). Resepsionis sudah tidak mengenakan masker saat menerima tamu.
”Sejak Januari, pengunjung sudah mulai pulih,” kata Farhat Ambadar, salah satu direktur di Le Parc Suite Hotel.
Baca juga : Semakin Banyak Negara Cabut Pembatasan Sosial
Di jalan-jalan kawasan Boulevard, Hollywood, yang trotoarnya bertabur bintang-bintang berbubuh tanda tangan para artis top dunia, lebih tak terasa lagi bahwa kita masih hidup di era pandemi Covid-19. Pedestrian berlalu lalang di trotoar paling terkenal di dunia itu. Ada beberapa yang mengenakan masker, tetapi lebih banyak lagi yang tidak bermasker.
”Kamu, kok, tidak pakai masker?” tanya Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir menyapa Gamma Thohir, putranya yang tinggal di Los Angeles. ”Dad, di sini kan masker sudah tidak diharuskan lagi dipakai,” jawab Gamma ringan sambil senyum.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir (tengah, kiri) sedang berbincang dengan putranya, Gamma Thohir (tengah, kanan), di depan Dolby Theatre, Los Angeles, California, Sabtu (26/3/2022).
Dolby Theatre, Hollywood Boulevard, Hollywood, yang keesokan hari akan digunakan untuk ajang Oscar juga sangat terbuka dikunjungi publik. Tidak ada sterilisasi kawasan. Semua pengunjung dapat leluasa berpose di sana, merasakan seakan berjalan di karpet merah selebritas dunia.
Baca juga : Biden Wajibkan Vaksinasi Pekerja Federal, Pelanggar Akan Didenda
Suasana di rumah makan pun setali tiga uang. Mulai dari kelas kaki lima sampai bintang lima, tidak ada beda. Mulai dari American food, Italian food, Chinese food, Korean food, hingga Japanese food, sama saja. Mulai dari steik, piza, hingga sushi, semua disajikan tanpa protokol kesehatan ketat.
Pengunjung yang datang tak diwajibkan mengukur suhu, menunjukkan kartu vaksin, atau duduk menjaga jarak seperti yang umum terjadi di Jakarta. Banyak pramusajinya tidak mengenakan masker.

Pengunjung ramai memadati tempat makan di The Original Farmers Market, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Sabtu (26/3/2022) siang waktu setempat.
Seluruh area publik sudah berjalan normal. Saat berkeliling-keliling ke Farmers Market atau mengunjungi Griffith Observatory Hollywood, Theme Park Universal Studio, hingga Desert Hills Premium Outlets, terlihat semua roda ekonomi seakan sudah berdenyut keras. Suasana ramai. ”Ini sudah dua kali lipatnya dibandingkan di masa pandemi,” kata Houtman Lumbangaol, warga Indonesia yang sudah lama tinggal di LA.
Baca juga : Tarikan Spiral Inflasi dan Pemulihan Ekonomi AS
Kampus pun sudah kembali memberlakukan belajar tatap muka. University California Los Angeles (UCLA), perguruan tinggi negeri papan atas di AS, baru memberlakukannya pekan lalu. Para mahasiswa ramai berlalu lalang dan berbincang-bincang tanpa mengenakan masker. Hanya saat masuk ruangan saja, semua siswa harus mengenakan masker. ”Ini baru hari kedua kampus dibuka,” kata Daphne Marina, mahasiswa jurusan psikologi di sana.
Peperangan hampir usai
Menurut Boy Thohir, sapaan akrab Garibaldi Thohir, Indonesia perlu melihat perkembangan yang terjadi di negara-negara maju. Pengalaman selama ini, apa yang terjadi di luar negeri lambat laun bisa terjadi di Indonesia. Sebagai pengusaha, dia pun harus menyiapkan diri untuk menghadapi era endemi yang baru itu.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir sedang mengunjungi diler penjualan mobil listrik Lucid Motors di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin, (28/3/2022).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menanggapi fenomena itu dengan mengatakan, saat ini Covid-19 sudah dikenal dan dipahami oleh masyarakat global dengan lebih baik. Oleh karena itu, ada penyesuaian di masyarakat dunia meskipun belum merata.
Virusnya pun sudah mengaktualisasikan diri dengan sempurna. Secara alamiah, jelas Wiku, kurva penularan penyakit infeksi selalu membentuk bell-shaped, lonceng. Puncak dari yang terinfeksi dan sembuh atau meninggal akan tercapai dan kemudian akan menurun. Seberapa tinggi dan seberapa besar bell-shaped tersebut tergantung pada dinamika antara manusia untuk menghindari dan mengalahkannya dan kemampuan mikroorganisme itu untuk bertahan. ”Sekarang ini, kurang lebih sudah hampir selesai ’peperangannya’,” kata Wiku.
Baca juga : Stimulus AS Gairahkan Sekaligus Dorong Kekhawatiran Pasar Modal
Jadi, kalau masyarakat sudah mulai adaptasi, coba-coba relaksasi dan menyesuaikan diri, itu suatu yang alamiah. Kemungkinan sudah menuju ”the game is over”. Babak ke depan kita belum tahu. Kita atau dunia sedang menyiapkannya. Menurut Wiku, Indonesia juga sudah banyak melakukan relaksasi sambil terus melakukan monitoring dan evaluasi.
Era kecemasan, scarring effect, ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang memengaruhi psikologi para pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan berkegiatan ekonomi, semoga akan segera berakhir seiring datangnya era endemi. Covid-19 tidak lagi dianggap sebagai wabah yang meluas (pandemi), tetapi sebagai penyakit yang konstan dan selalu ada. Kita semua harus siap hidup dengannya.

Pos pendaftaran tes PCR bagi pengunjung yang datang dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (2/4/2022).
Roda ekonomi telah bergerak cepat di Los Angeles. Jangan sampai kita terlambat mempersiapkan diri melakukan start untuk kembali menggerakkan roda ekonomi.
Peperangan menghadapi Covid-19 sudah hampir usai. Tinggal berikutnya mengantisipasi dampak lain, yakni peperangan Rusia-Ukraina.