Cambridge
Belajar atau kuliah dengan standar akademik tinggi, seperti di Universitas Harvard, butuh konsentrasi penuh dan ketenangan. Tanpa suasana tenang, yang bebas dari tekanan, tentu berat menyelesaikan kuliah dengan tugas-tugas seabrek yang menuntut konsentrasi tinggi.
Merasa terganggu dengan keberadaan pos polisi di lingkungan asrama Mather House, kompleks Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, para mahasiswa dan penghuni kompleks Harvard menuntut pos polisi itu ditutup. Seperti dilansir koran mahasiswa Harvard, The Harvard Crimson, Eleanor ”Ellie” Taylor, mahasiswa Harvard, menilai pos polisi itu cenderung mengintimidasi mahasiswa ketimbang menimbulkan rasa aman.
Sambil menunjuk pada pos polisi di dekat asramanya, ia mengatakan, tak ada faedah dari keberadaan pos polisi tersebut selain menciptakan ketakutan. ”Efek nyata dari keberadaan pos polisi HUPD (Departemen Kepolisian Universitas Harvard) di lingkungan Mather adalah tak lain untuk mengintimidasi dengan keras lewat pandangan kepada para mahasiswa setiap kali mahasiswa memasuki asrama,” tutur Taylor.
Ia menambahkan, muncul juga penilaian tak sedap. Beberapa petugas kepolisian yang ngepos di tempat tersebut ditengarai kerap nebeng makan di aula tempat makan para mahasiswa. Keberadaan polisi tersebut membuat para mahasiswa merasa tidak nyaman.
Faith Woods, penghuni lain, menyebut pos polisi itu kerap kosong tanpa polisi. ”Keberadaan mobil polisi di dekatnya sama sekali tak membuatku merasa aman,” ujar Woods. ”Kami merasa seolah selalu diawasi dan seperti ditindak polisi. Tidak nyaman rasanya.”
Pos polisi di dekat asrama Mather House itu dibangun pada 2005. Pos polisi tersebut merupakan salah satu dari empat pos polisi di kompleks kampus Universitas Harvard. Departemen Kepolisian Harvard melalui laman resminya mengatakan, pos-pos polisi itu dibangun sebagai bagian dari upaya membangun hubungan dengan komunitas. Mungkin tujuannya adalah jangan sampai kampus elite dan prestisius itu seperti menara gading.
Begitu kuatnya tekanan mahasiswa dan sivitas akademika di Harvard, tulis Daily Mail, Minggu (20/3/2022), pos polisi itu pun ditutup sejak Februari 2022. Juru bicara Departemen Kepolisian Universitas Harvard (HUPD), Steven Catalano, melalui surat elektronik kepada The Harvard Crimson menjelaskan, penutupan pos polisi tersebut merespons keprihatinan yang disuarakan para mahasiswa dan juga terkait kebutuhan polisi akan pos-pos penjagaan.
”Langkah menutup pos polisi di asrama Mather House diputuskan pekan lalu, merespons keprihatinan yang diangkat para mahasiswa dan staf di Mather House, serta terkait jumlah penggunaan pos polisi itu oleh petugas dan anggota masyarakat,” ujar Catalano.
Kini, tak hanya meminta pos polisi dekat asrama ditutup, tetapi mulai muncul aspirasi agar Departemen Kepolisian Universitas Harvard (HUPD) dihapuskan saja. Kai DeJesus, penghuni lain di asrama Mather House, mengatakan, penutupan pos polisi di dekat asrama memang ”langkah awal yang benar-benar bagus”. Namun, ia yakin bahwa pada akhirnya kepolisian di kampusnya mesti dihapus.
DeJesus merujuk pada sebuah insiden tahun 2020. Saat itu seorang petugas kepolisian dituding melakukan tindakan berlebihan saat menangkap seorang pria berkulit hitam di area Smith Campus Center, kompleks Universitas Harvard. "Benar-benar penting bagi kami bahwa kekerasan jangan sampai memasuki lingkungan permukiman kami," ujarnya.
”Pada akhirnya HUPD tetaplah mewakili kekuatan kepolisian yang tanpa proporsional menarget warga berkulit hitam dan kulit berwarna di kampus ini dan di Cambridge,” lanjut DeJesus. ”Agar keadilan sejati hadir di kampus ini, HUPD harus dihapus,” ucapnya.
Wah wah, beginilah jika mahasiswa-mahasiswa brilian sudah angkat suara....