Pangeran William dan Kate Middleton mewakili Ratu Inggris Elizabeth II berkunjung ke Belize, salah satu negara Persemakmuran Inggris di daratan Amerika. Setelah Belize, keduanya juga akan ke Jamaika dan Bahama.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
Tiga hari berada di Belize, Karibia, Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton, diajak bergoyang menari bersama masyarakat, membuat cokelat tradisional, dan menanam pohon. Kunjungan keduanya ke salah satu negara di Amerika Tengah yang dimulai pada Sabtu (19/3/2022) itu dalam rangka perayaan 70 tahun kekuasaan Ratu Elizabeth II. Namun, kunjungan kerajaan itu tak sepenuhnya mulus karena diwarnai protes dari masyarakat setempat.
Sebelum mereka berangkat ke Belize pun sudah ada protes yang membuat jadwal kunjungan kerajaan sedikit berubah. Keduanya datang empat bulan setelah Barbados memilih menjadi republik dan memutuskan hubungan dengan monarki Inggris. Namun, Barbados masih menjadi bagian dari Negara-negara Persemakmuran yang dipimpin Inggris.
Belize yang berada di pantai timur laut Amerika Tengah itu sampai tahun 1973 dikenal sebagai British Honduras. Belize merupakan koloni terakhir Inggris di daratan Amerika. Jalan menuju kemerdekaan Belize panjang karena ia harus melawan klaim iredentisme tetangganya, Guatemala. Menurut situs Britannica, iredentisme merupakan konsep politik di mana suatu negara berhasrat untuk menganeksasi wilayah yang dikuasai oleh negara lain atas dasar persamaan etnis, keterkaitan sejarah, dan budaya, baik aktual maupun hanya dugaan.
Belize akhirnya merdeka pada 21 September 1981, tetapi tetap mempertahankan hubungan sejarahnya dengan Inggris melalui keanggotaan di Persemakmuran. Lantaran masih menjadi anggota Persemakmuran, Pangeran William berkunjung ke Belize. Akan tetapi, tak semua rencana bisa dijalankan, seperti kunjungan ke Desa Indian Creek yang terpaksa batal karena puluhan orang protes pada Jumat. Mereka kesal karena helikopter William-Kate diberi izin untuk mendarat di lapangan sepak bola tanpa berbicara dengan warga terlebih dulu. Masyarakat setempat juga berselisih dengan kelompok konservasi yang didukung keluarga kerajaan.
Namun, pada Minggu, puluhan warga Desa Indian Creek meminta maaf atas insiden sebelumnya dan membuat plakat bertuliskan ”Dukung Pangeran dan Putri” dan ”Selamat Datang Adipati Cambridge”. Sayang, jadwal kunjungan Pangeran William sudah diubah ke Che’il Mayan Chocolate. Di sana keduanya menggiling biji kakao di atas ka’ah, alat batu tradisional yang digunakan suku Q’eqchi’ dan Mopan Maya. Setelah itu, keduanya diajak ke Desa Hopkins yang menjadi tempat tinggal komunitas tradisional Garifuna, keturunan Afrika dan penduduk asli Kalinago yang masuk ke wilayah itu untuk menghindari perbudakan.
Para seniman musik Hopkins memainkan musik gunjei dan Kate diajak sekelompok perempuan untuk ikut menari. Sementara William diajak memukul drum sebagai pengiring musik. Setelah mencicipi makanan lokal, mereka membantu membajak tanah dengan sekop untuk menanam pohon. Menurut rencana, Senin (21/3) ini, mereka akan menjelajahi Cagar Alam Hutan Chiquibul untuk menengok Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris yang sedang pelatihan di hutan. Setelah Belize, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Jamaika dan Bahama, Selasa.
Perdebatan mengenai pelanggaran yang terjadi di masa kolonial dan rencana mencari ganti rugi atas perbudakan yang terjadi di Jamaika bisa mendorong lebih banyak negara untuk mengikuti langkah Barbados. Masyarakat Belize berharap William dan Kate akan bisa memahami Belize lebih mendalam sepulangnya ke Inggris. Namun, tak semua juga peduli dengan kunjungan keluarga kerajaan itu. ”Kami toh tidak akan bertemu dengan mereka. Jadi, saya tak peduli. Saya cuma khawatir lalu lintas akan jadi macet,” kata Yamira Novelo, warga Belize City. (REUTERS)