tim penyelidik mulai memeriksa penyebab kecelakaan pesawat bernomor penerbangan MU5735 itu. Mekanisme darurat terkait kecelakaan pesawat itu segera diaktifkan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
BEIJING, SENIN - Pesawat buatan Boeing, perusahaan Amerika Serikat, kembali terlibat kecelakaan. Pada Senin (21/3/2022), Boeing 737-800 yang dioperasikan China Eastern Airlines dan dinaiki 132 orang jatuh di Guangxi Zhuang.
Presiden China Xi Jinping memerintahkan regu penolong segera menuju lokasi kecelakaan. Ia juga memerintahkan tim penyelidik mulai memeriksa penyebab kecelakaan pesawat bernomor penerbangan MU5735 itu. Mekanisme darurat terkait kecelakaan pesawat itu segera diaktifkan.
Media China seperti Xinhua, Global Times, hingga CGTN melaporkan, sejauh ini tidak ada tanda korban selamat dalam kecelakaan itu.
Pesawat itu lepas landas dari bandara Kunming, daerah di China selatan, pada pukul 13.15 waktu setempat. Seharusnya, pesawat mendarat di Guangzhou pada pukul 15. 07 waktu setempat. Sayangnya, di tengah penerbangan atau beberapa menit selepas pukul 14.00 waktu setempat, otoritas penerbangan mulai mendapat laporan ketidakwajaran gerak pesawat itu. Pesawat dilaporkan mulai kehilangan ketinggian dan kecepatan. Radar menunjukkan, pesawat semakin melambat sebelum akhirnya hilang dari pantauan pada pukul 14.21 waktu setempat.
Menjelang jatuh, tidak ada komunikasi di antara awak pesawat dengan otoritas penerbangan di sekitar lokasi. Hal itu memicu dugaan pesawat kehilangan daya sehingga seluruh perangkat di dalamnya tidak bisa beroperasi.
Pesawat akhirnya diketahui jatuh di daerah perbukitan di Guangxi. Pemerintah Provinsi Guandong, tetangga Guangxi, telah mengirimkan regu bantuan ke lokasi.
Hingga Senin sore, setidaknya 117 pemadam kebakaran dan 26 mesin pemadam telah tiba di lokasi. Tempat pesawat jatuh terbakar dan menghanguskan banyak pepohonan. Tim penyelamat masih terus berusaha mencari penumpang dan awak pesawat yang nasibnya belum diketahui.
Perdana Menteri China Li Keqiang memastikan, seluruh upaya terbaik untuk mencari penyebab kecelakaan akan dikerahkan. Di sisi lain, otoritas juga akan fokus untuk menenangkan keluarga korban. Li meminta semua pihak membantu menenangkan keluarga korban dengan tidak mengeluarkan pernyataan spekulatif.
Ada pun manajemen China Eastern memerintahkan seluruh pemeriksaan ulang seluruh Boeing 737-800 yang dioperasikannnya. Sampai pemeriksaan selesai, seluruh pesawat sejenis tidak diizinkan terbang. China Eastern dilaporkan mengoperasikan 109 Boeing 737. Maskapai itu salah satu perusahaan penerbangan terbesar di dunia,Rekor Aman
Sebelum kecelakaan itu, China mencatat rekor keamanan penerbangan sipil selama 100 juta jam. Otoritas penerbangan sipil China, CAAC, dikenal sebagai salah satu pengawas penerbangan dengan aturan paling ketat dan terperinci. Pengetatan antara lain dilakukan setelah kecelakaan yang melibatkan Henan Airlines pada Agustus 2010. Kala itu, 44 orang tewas dalam kecelakaan yang melibatkan pesawat Embraer E-190 itu.
Setelah hampir 22 tahun, kini ada lagi pesawat sipil yang jatuh di China. Kali ini, kecelakaan melibatkan salah satu seri pesawat paling laris dalam sejarah penerbangan abad 20 dan 21 yakni Boeing 737. Hingga Maret 2018, sudah 10.000 pesawat seri 737 terjual sejak 1965.
Sejak 1996, Boeing mulai memasarkan seri 737-600 dan hingga 737-900. Semua dikenal sebagai keluarga 737 Next Generation. Seri itu dilanjutkan dengan 737 Max. Salah satu pesawat 737 Max dioperasikan Lion Air untuk penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang pada Oktober 2018. Beberapa detik setelah lepas landas, pesawat itu menukik lalu jatuh di Laut Jawa. Seluruh 181 penumpang dan enam awaknya tewas dalam kecelakaan itu.
Kecelakaan sejenis dengan pesawat serupa terjadi pada Maret 2019. Beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa, Boeing 737 Max yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh. Seluruh 157 orang dalam pesawat itu tewas.
Hasil penyelidikan menemukan, Boeing menutupi informasi kepada para operator. Padahal, informasi itu berperan penting dalam pengendalian pesawat. Informasi itu adalah sistem kendali otomatis untuk mengatur pesawat yang dilengkapi mesin lebih besar dan lebih berat tersebut. (AFP/REUTERS)