Terlepas Sanksi Barat, India Membeli Minyak dari Rusia
India adalah sekutu AS. Akan tetapi, untuk soal memberi sanksi kepada Rusia, mereka berbeda pendapat. India justru terus berdagang dengan Rusia.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
NEW DELHI, JUMAT — Di tengah berbagai kecaman serta sanksi ekonomi negara-negara Barat terhadap Rusia, India justru membeli minyak dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut. India menyatakan tetap membuka berbagai pilihan perdagangan seluas-luasnya demi kepentingan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Pembelian dilakukan oleh badan usaha milik negara, Indian Oil Corporation, sebanyak 3 juta barel. Dilansir dari surat kabar Hindustan Times, perusahaan negara lainnya, Hindustan Petroleum, juga sudah memesan 2 juta barel minyak dari Rusia dan akan dikirim pada Mei.
Tindakan India ini dikritik keras oleh Menteri Perdagangan Inggris Angela Trevelyan. Menurut dia, ini sungguh tidak etis karena Rusia tengah dihukum beramai-ramai akibat melakukan penyerbuan ke Ukraina. India semestinya malu tetap membeli produk dari Rusia.
Sementara itu, Gedung Putih mengeluarkan komentar yang lebih diplomatis melalui juru bicaranya, Jen Psaki. ”Transaksi yang dilakukan oleh India memang tidak melanggar ketentuan sanksi oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain. Akan tetapi, tentu ada pilihan lain yang lebih elok daripada membeli langsung ke Rusia,” tuturnya.
Menanggapi berbagai kritik dari Barat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi menjelaskan bahwa sejak awal India memang tidak menyetujui penjatuhan sanksi karena akan ada dampak yang lebih kompleks. Dikutip dari Asian News International, Bagchi mengutarakan, memastikan keterbukaan berbagai pilihan selalu menjadi prioritas bagi India.
Selain itu, Rusia juga menawarkan potongan harga 20 persen bagi India jika membeli minyak dari mereka. Ini pula yang menjadi landasan bagi Bank Sentral India membahas kemungkinan pertukaran rupee dengan rubel guna melancarkan perdagangan kedua negara.
Data Pemerintah India mengungkapkan, 85 persen minyak yang dipakai di negara itu berasal dari impor. Dalam pemulihan ekonomi saat ini, diperkirakan kebutuhan minyak India meningkat 8,2 persen atau setara dengan 5,5 juta barel per hari.
Walaupun begitu, Rusia bukan penyedia minyak terbesar bagi India. Negara Beruang Merah hanya memasok 3 persen minyak India. Eksportir minyak nomor satu ke India adalah Irak dengan total 27 persen, disusul oleh Arab Saudi (17 persen), Uni Emirat Arab (13 persen), dan AS (9 persen).
Tidak memilih
India merupakan mitra AS di Indo-Pasifik, sekaligus rival bagi China. Bersama AS, Jepang, dan Australia, India tergabung dalam pakta pertahanan Quadrilateral atau Quad. Akan tetapi, dalam hal invasi Rusia ke Ukraina, India tidak mengeluarkan pernyataan yang mengecam Putin seperti anggota Quad lainnya.
Sama seperti China, India memilih abstain dan tidak menandatangani Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengecam Rusia. Meskipun demikian, India tetap meminta agar Rusia dan Ukraina menyegerakan perundingan damai guna mengakhiri peperangan.
Hubungan India dengan Rusia juga sama dekatnya dengan India-AS. Rusia merupakan penyedia 70 persen persenjataan militer India, termasuk pengadaan layanan perawatan dan perbaikan peralatan. Kedekatan relasi India-Rusia ini juga sangat penting untuk memastikan keselamatan warga India yang berada di Ukraina. Tercatat ada 22.000 warga India yang telah diungsikan dari Ukraina. Akan tetapi, masih ada belasan orang yang tertinggal dan menunggu evakuasi.
Peneliti kajian India di Institut Hudson, AS, Aparna Pande, ketika berbicara kepada media daring Axios menjelaskan, politik luar negeri India memang selalu pragmatis. Misalnya, status sebagai negara demokratis terbesar di dunia tidak membuat India selalu mengiklankan demokrasi.
”Menjaga hubungan dengan Rusia ini penting agar India selalu dianggap sahabat oleh Rusia. Ini akan mencegah Rusia mengalihkan keakraban mereka ke Pakistan ataupun menjadi terlalu dekat ke China,” ucap Pande. (AP)