Gempa Guncang Fukushima, Ingatkan Gempa Besar 11 Tahun Lalu
Gempa memicu peringatan tsunami, meskipun kemudian dicabut pada Kamis pagi. Gempa juga menyebabkan ratusan ribu rumah tanpa aliran listrik di berbagai kota.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Barang-barang di sebuah supermarket yang hancur berantakan di Shiroishi, Prefektur Miyagi, 17 Maret 2022 pagi, akibat gempa berkekuatan 7,3 yang mengguncang Jepang malam sebelumnya.
TOKYO, KAMIS — Sedikitnya 2 warga tewas dan 94 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan M 7,3 yang mengguncang pantai timur laut Jepang di lepas pantai Fukushima pada Rabu (16/3/2022) sekitar pukul 23.36 waktu setempat. Gempa memicu peringatan tsunami, meskipun kemudian dicabut pada Kamis pagi. Bencana itu menghidupkan kembali ingatan akan gempa dan tsunami besar yang meluluhlantakkan wilayah yang sama lebih dari satu dekade sebelumnya.
Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang mengonfirmasi jumlah korban tewas dan luka-luka akibat gempa. Sejauh ini terdapat empat orang yang mengalami luka-luka serius. Otoritas itu menyatakan, sejumlah kasus kebakaran dilaporkan terjadi beberapa saat setelah gempa terjadi menjelang pergantian hari itu.
Badan Meteorologi Jepang menyatakan, titik pusat gempa berada di lepas pantai Prefektur Fukushima pada kedalaman 60 kilometer. Kekuatan gempa itu mencapai magnitudo 6 dari skala 7 di prefektur Fukushima dan Miyagi. Peringatan akan bahaya tsunami langsung diumumkan beberapa setelah gempa terjadi. Otoritas tersebut melaporkan kenaikan gelombang setinggi 30 sentimeter di Pelabuhan Ishinomaki dan 20 sentimeter di Pelabuhan Sendai, wilayah Prefektur Miyagi.
AFP/Jiji Press
Warga berlindung di tempat pengungsian di Soma, Prefektur Fukushima, pada 17 Maret 2022, setelah gempa magnitudo 7,3 mengguncang Jepang pada malam sebelumnya.
Gempa itu sontak memicu ingatan akan gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan pada Maret 2011. Gempa semalam terjadi tepat sepekan setelah peringatan 11 tahun bencana itu di Jepang. Gempa turut dirasakan di Tokyo yang berjarak sekitar 275 kilometer dari pusat gempa. Guncangan terjadi di gedung-gedung dalam waktu relatif lama.
Aliran listrik terputus di sejumlah kota di Jepang, termasuk di Tokyo, sehingga ratusan ribu rumah dan gedung di ibu kota diliputi kegelapan selama lebih dari satu jam. Tokyo Electric Power Company mengatakan, sekitar 2 juta rumah tangga kehilangan sambungan listrik beberapa saat setelah gempa terjadi, termasuk 700.000 pelanggan di ibu kota. Tohoku Electric Power mengatakan, sekitar 38.500 rumah masih padam pada Kamis pukul 07.40 waktu setempat.
Gempa pada Rabu malam di Jepang juga mengakibatkan kereta supercepat Shinkansen tergelincir. Kereta yang tengah melaju itu mengangkut lebih dari 100 orang saat kecelakaan itu terjadi. Tidak dilaporkan adanya korban luka serius akibat peristiwa itu.
Perdana Menteri Fumio Kishida kepada wartawan mengatakan, tidak ada masalah di pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Bencana gempa serupa pada tahun 2011 silam memicu kehancuran di pembangkit nuklir Daiichi di Fukushima. Efek dari hal itu masih dihadapi Jepang hingga kini. Kekhawatiran atas kondisi pembangkit listrik tenaga nuklir Daiici menyeruak semalam. Pihak berwenang sebelumnya mengatakan, gempa telah memicu alarm kebakaran di sebuah bangunan turbin di pabrik Daiichi yang lumpuh akibat gempa 11 tahun lalu.
AP Photo/Hiro Komae
Orang-orang menunggu bus di distrik perbelanjaan Ginza di Tokyo di tengah padamnya aliran listrik, Kamis (17/3/2022) pagi , menyusul gempa yang mengguncang lepas pantai timur Jepang di Fukushima dengan kekuatan hingga 7,3.
Media Nikkei melaporkan, sistem pendingin di pembangkit listrik tenaga nuklir di Daini, Fukushima, dimatikan pada reaktor nomor 1 dan 3. Pembangkit Daini ini berjarak sekitar 12 kilometer dari kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi. Sistem pemompa bahan bakar di pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa juga sempat dimatikan beberapa saat setelah gempa terjadi.
Gempa kuat di Jepang dapat mengganggu manufaktur, terutama komponen elektronik sensitif, seperti semikonduktor, yang dibuat menggunakan mesin secara presisi. Gempa pada tahun 2011 telah menghentikan produksi selama tiga bulan di sebuah pabrik milik Renesas Electronics Corp. Perusahaan itu memproduksi hampir sepertiga dari semua cip pengontrol mikro yang digunakan pada mobil. Bencana kebakaran di pabrik itu pada tahun lalu telah memperburuk kekurangan cip di Jepang sehingga memaksa perusahaan-perusahaan mobil Jepang untuk mengekang produksi mereka. Manajemen Renesas mengatakan tengah memeriksa kondisi tiga pabriknya dan akan memberikan pernyataan setelahnya. Tiga pabrik Renesas itu berada di Naka, Yonezawa, dan Takasaki. (AP/AFP)
