Rusia Hancurkan Pusat Latihan Militer Ukraina-NATO di Dekat Polandia
Perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin dalam membawa krisis kemanusiaan yang parah.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
LVIV, MINGGU – Serangan rudal Rusia ke pusat latihan militer terbesar Ukraina, termasuk latihan dengan negara-negara anggota NATO, dekat perbatasan Polandia, Minggu (13/3/2022), menewaskan sembilan orang dan melukai 57 orang lainnya. Sembilan orang lagi tewas dalam serangan Rusia ke kota Mykolaiv, Ukraina selatan. Sementara situasi kemanusiaan di Mariupol, kota pelabuhan di Ukraina selatan terus memburuk.
Beberapa pejabat di Kiev, mengatakan, fasilitas militer yang menjadi target serangan Rusia kali ini merupakan Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional Yaroviv. Fasilitas tersebut terletak antara 25-35 kilometer dari perbatasan Ukraina dengan Polandia, tidak jauh dari kota Lviv, Ukraina barat.
Dilaporkan, banyak instruktur militer asing telah diperkerjakan di fasilitas militer Yaroviv tersebut. Mereka berasal dari negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Namun, belum ada laporan detail tentang apakah ada instruktur asing yang menjadi korban. Hingga sejauh ini, Moskwa mengklaim, militer Rusia telah menghancurkan 3.687 fasilitas infrastruktur militer Ukraina.
Maksym Kozytskyy, Gubernur Lviv, mengatakan, pesawat-pesawat tempur Rusia telah menembakkan sekitar 30 rudal dan roket ke sasaran. Beberapa roket lagi dapat dicegah sebelum mencapai fasilitas itu. Dia juga tidak menyebutkan apakah instruktur asing telah menjadi korban.
Fasilitas seluas 360 kilometer persegi itu adalah salah satu yang terbesar dan terluas, yang terletak di Ukraina barat. Menurut Reuters, sembilan belas ambulans dengan bunyi sirene bersahut-sahutan bergerak dari arah fasilitas Yaroviv setelah serangan itu pada Minggu pagi. Asap hitam membubung tinggi dari tempat kejadian.
"Rusia telah menyerang Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional di dekat Lviv. Banyak instruktur asing bekerja di sana. Informasi tentang para korban sedang diklarifikasi," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam sebuah unggahan di media sosial.
Pejabat Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, pihaknya masih berusaha memastikan apakah instruktur asing berada di lokasi ketika serangan terjadi. Sebagian besar latihan militer Ukraina dengan anggota NATO di sana sebelum invasi Rusia. Latihan terakhir pada September 2021.
Pada minggu-minggu sebelum Rusia menginvasi pada 24 Februari, militer Ukraina berlatih di sana. Amerika dan NATO secara teratur mengirim instruktur ke Yaroviv untuk melatih personel militer Ukraina. Fasilitas ini menjadi tuan rumah latihan NATO. Menurut media Ukraina, semua instruktur asing telah keluar dari Yaroviv pada pertengahan Februari dan meninggalkan semua peralatan.
Serangan ke Yaroviv membawa perang Rusia-Ukraina lebih dekat ke Polandia. Seorang diplomat senior Rusia memperingatkan, Moskwa menjadikan pengiriman peralatan militer asing yang terus mengalir ke Ukraina sebagai “target yang sah.”
Para petempur Rusia juga menembaki bandara di Ivano-Frankivsk, kota di Ukraina barat yang terletak 250 kilometer dari perbatasan Ukraina dengan Slovakia dan Hongaria. Sirene serangan udara kembali membangunkan penduduk di Kyiv pada Minggu pagi.
Dalam pidato video yang diposting di media sosial pada Sabtu malam, Presiden Volodymyr Zelenskyy bersikeras bahwa Rusia tidak akan dapat menguasai Ukraina. Dia mengatakan, rakyat akan berupaya untuk melakukan "pertahanan tanpa henti" di Kiev jika akan dikebun pasukan Rusia.
Di Ukraina timur, pasukan Rusia berusaha mengepung pasukan Ukraina. “Pasukan Rusia yang bergerak maju dari Crimea berusaha menghindari kota Mykolaiv saat mereka bergerak ke barat menuju Odessa," kata Kementerian Pertahanan Inggris, Minggu di Twitter.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari, telah menyebabkan lebih dari 2,5 juta orang melarikan diri ke negara-negara tetangga. Selain itu ratusan ribuan orang lagi masih terjebang di kota-kota yang terkepung oleh serangan militer Rusia.
Situasi kemanusiaan di Ukraina terus memburuk. Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan masuknya pengungsi ke kota perbatasan Berehove di wilayah Transcarpathia, dan eksodus penduduk etnis-Hongaria yang melarikan diri dari wajib militer.
Sekitar setengah dari 22.000 penduduk Berehove adalah etnis-Hongaria. Namun terlepas dari lokasinya di samping perbatasan Hongaria dan jauh dari pertempuran, perang telah menjungkirbalikkan kehidupan di kota itu.
Hotel, asrama swasta, dan bahkan sekolahnya sekarang menampung para pengungsi, beberapa dari dua juta warga Ukraina yang mengungsi akibat perang. Saat ini 4.000-5.000 pengungsi di Berehove sementara sebagian besar penduduk etnis-Hongaria telah melarikan diri melintasi perbatasan.
Sebuah konvoi bantuan kemanusiaan menuju kota Mariupol diblokir di sebuah pos pemeriksaan oleh militer Rusia. Kota pelabuhan strategis itu kini sedang menghadapi apa yang dikatakan oleh Kiev sebagai "bencana kemanusiaan" setelah lebih dari 1.500 warga sipil tewas.
Upaya untuk mengevakuasi ratusan ribu orang telah berulang kali gagal. "Mariupol masih dikepung. Masyarakat yang terkepung menderita kelaparan dan keputusasaan. “Karena militer Rusia tidak dapat mengalahkan tentara Ukraina, lalu menargetkan penduduk," kata sumber militer Perancis.
Seorang perwira tinggi Rusia menggambarkan situasi dengan bahasa yang gamblang. “Sayangnya, situasi kemanusiaan di Ukraina terus memburuk dengan cepat, dan di beberapa kota, telah mencapai proporsi bencana,” kata kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev.
Dalam pidato videonya, Zelenskyy meminta lebih banyak bantuan. "Saya terus mengulangi kepada sekutu dan teman kami di luar negeri; mereka harus terus berbuat lebih banyak untuk negara kami, untuk Ukraina. Karena itu bukan hanya untuk Ukraina, tetapi juga untuk seluruh Eropa," katanya.
Sementara itu negara-negara Barat terus berusaha mengisolasi Putin dengan menjatuhkan sanksi yang lebih ketat. Amerika Serikat dan sekutunya berusaha menghindari NATO terseret ke dalam konflik Rusia dan Ukraina.
AS mengupayakan percepatan dukungan senjata tambahan senilai 200 juta dollar AS ke Ukraina. Itu termasuk senjata anti-tank dan anti-pesawat. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menuduh AS meningkatkan ketegangan dan memperumit situasi dengan pengiriman senjata Barat.
Dalam komentar yang dilaporkan oleh kantor berita Tass, Ryabkov tidak membuat ancaman khusus. Dia hanya mengatatakan, setiap serangan terhadap konvoi pasokan senjata Barat ke Ukraina akan berisiko memperluas perang.(AFP/AP/REUTERS)