Sewa Kamar demi Bantu Ukraina
Bantuan bagi rakyat Ukraina datang dari segala penjuru dunia. Tak hanya makanan, obat-obatan atau pakaian tetapi juga uang tunai melalui pemesanan kamar via platform Airbnb. Orang memesan saja tanpa berencana menginap.
Volodymyr Bondarenko memilih tetap tinggal di dalam apartemennya di Kiev, Ukraina, meski hidupnya tak tenang. Setiap saat terdengar sirene peringatan serangan udara. Ia tak berani ke mana-mana. Kegiatannya sehari-hari hanya memberi kabar pada keluarganya tentang kondisinya dan bertukar pesan dengan orang-orang yang hendak menyewa kamar di apartemennya melalui platform Airbnb yang menyewakan kamar, rumah, atau apartemen. Ia kebanjiran pesanan kamar, tetapi para pemesannya tidak betul-betul akan datang menginap di apartemennya.
Baca juga : Menjamin Hak-hak Pengungsi Ukraina
Situs media CNN, Minggu (6/3/2022), menyebutkan bahwa para pemilik kamar atau rumah yang menggunakan platform Airbnb kebanjiran pesanan dari banyak orang di seluruh dunia, tetapi para calon penyewa kamar atau rumah itu tidak berencana datang ke Ukraina. Ini bagian dari kampanye ajakan mengumpulkan bantuan uang bagi warga Ukraina melalui media sosial.
Dari catatan Airbnb, menurut Kepala Eksekutif Airbnb, Brian Chesky, pada tanggal 2-3 Maret saja, pesanan masuk dari berbagai negara hingga 61.406 malam di Ukraina. Nilainya sampai 1,9 juta dollar AS. Mayoritas pesanan datang dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
"Hari ini saja, ada 10 pemesan kamar saya. Dukungan ini luar biasa untuk saat-saat seperti ini. Saya akan memakai uang ini untuk membantu siapapun yang membutuhkan," kata Bondarenko (36).
Ajakan untuk memesan melalui Airbnb di Ukraina ini dimulai di media sosial. "Pasukan media sosial" lalu mendorong orang untuk memesan kamar berdekatan dengan hari check-in supaya pemilik usaha sewa kamar atau rumahnya bisa segera mendapatkan uangnya. Dalam mekanisme Airbnb, biasanya uang segera disalurkan ke pemilik usaha paling lambat 24 jam setelah tamu check-in. Penyelenggara kampanye ini juga menyarankan agar orang memesan kamar atau rumah yang dioperasikan oleh perseorangan, bukan perusahaan.
Baca juga : Hari Kesembilan Perang di Ukraina, Ratusan Nyawa Warga Sipil Terenggut
Begitu melihat unggahan Airbnb di media sosial, Anne Margaret Daniel, dosen Sastra di New School, New York, AS, segera memesan satu unit apartemen berkamar dua di Kiev Lama untuk dua malam. Kawasan Kiev Lama merupakan daerah bersejarah yang dikenal dengan gereja-gereja Ortodoks dan patung-patung binatangnya. Apartemen yang dia pesan itu sudah penuh sampai beberapa bulan ke depan.
Pada halaman pesanannya, Daniel menuliskan pesan: "Saya harap kamu dan apartemen yang indah ini aman dan perang mengerikan ini segera berakhir. Kalau Ukraina sudah aman, saya janji akan datang mengunjungimu dan tinggal di rumahmu. Tuhan memberkati dan menyertaimu, kotamu, dan negaramu".
Olga Zviryanskaya, pemilik apartemen yang disewa Daniel, membalas pesan itu dengan harapan akan bisa bertemu dan memeluk Daniel. Zviryanskaya dan tiga anaknya kini terpaksa mengungsi ke Cherkasy, kota di Ukraina tengah, yang berjarak sembilan jam naik mobil dari Kiev. Daripada kosong, Zviryanskaya memperbolehkan siapa saja yang butuh tempat tinggal untuk menempati apartemennya. "Menerima pesan yang perhatian dan mendukung seperti itu, apalagi dari orang asing, sangat berarti," ujarnya.
Beli makan
Keharuan yang sama juga dirasakan Andre Osypchuk yang menyewakan kamar melalui Airbnb di Kiev. Ia tak menyangka Valerie Zimmer, tamu langganannya, menyewa kamar untuk satu minggu.
Zimmer juga mengajak teman-temannya untuk melakukan hal yang sama karena uang dari Airbnb itu akan langsung cepat masuk ke pemilik usaha. Osypchuk tetap bertahan di Kiev bersama istri dan dua anaknya. "Terima kasih untuk bantuan yang sangat kami butuhkan. Saya akhirnya bisa antre membeli makanan karena mendapat uang darimu," kata Osypchuk.
Di tengah derasnya pesanan yang masuk, ada kekhawatiran akan ada orang-orang jahat yang membuat akun Airbnb palsu untuk mengambil uangnya. Untuk mengantisipasi itu, calon pemesan diminta untuk mempelajari dan membaca semua penilaian orang terkait objek yang disewakan. Harus dipastikan pemiliknya sah dan tempat yang disewakan sudah lama beroperasi.
Bondarenko mengakui adanya kemungkinan pembayaran Airbnb tidak akan cepat seperti biasa karena banyak bank yang tutup. Meski begitu, rasanya tetap aman dan nyaman mengetahui mempunyai uang yang bisa dimanfaatkan untuk bertahan hidup.
Kebanjiran bantuan
Selain Airbnb, banyak platform serupa yang juga menjadi pintu distribusi bantuan bagi rakyat Ukraina. Situs Bloomberg, 2 Maret 2022, menyebutkan banyak platform penginapan yang menyediakan sewa kamar atau rumah gratis mereka yang membutuhkan. Bantuan datang dari Jerman, Finlandia, Australia, Ekuador, dan Florida.
"Akomodasi ini yang paling dicari. Banyak platform seperti Airbnb yang menjadi media untuk membantu sesama," kata salah satu penggagas proyek platform penginapan, Nils Bischoff.
Baca juga : Serangan Rusia, Derita Warga Sipil Ukraina
Platform serupa juga ada di Romania dengan refugees.ro yang mendapatkan 1.500 tawaran penginapan gratis dan 500 tawaran bantuan makanan. Bantuan makanan ini yang membuat Halyna Pryshlyakivska, pemilik toko di Roma, kewalahan. Tiga tokonya kini menjadi gudang penyimpanan bantuan bagi rakyat Ukraina.
"Banyak bantuan datang dan susah mencari tempat menyimpan semua barangnya. Bis-bis bermuatan kebutuhan pokok terus berdatangan," kata Pryshlyakivska (47) yang tinggal di Roma.
Selain di Italia, banyak warga Ukraina yang tinggal di Spanyol, Jerman, Ceko, dan Polandia. Pengusaha di Polandia, Jakub Pawlak, bersama teman-temannya juga mengumpulkan uang dan kebutuhan pokok untuk membantu pengungsi Ukraina yang datang ke Polandia.
Ada 30 orang yang kini tinggal di apartemen yang ditawarkan warga setempat di Odolanow, kota yang berjarak enam jam perjalanan dari perbatasan. Banyaknya bantuan yang masuk ke kota Przemysl sampai membuat pemerintah kota setempat meminta pengiriman bantuan dihentikan sementara.
Bantuan bagi rakyat Ukraina tak hanya datang dalam bentuk pesanan sewa kamar atau makanan tetapi juga obat-obatan, kantong tidur, pakaian sampai kacamata. Dari Inggris ada kelompok peduli diabetes yang berhasil mengumpulkan bantuan hingga senilai 265.000 dollar AS berupa alat pengecek gula darah, insulin, dan lain-lain.
Sementara di Bulgaria, ada sekelompok pengusaha di bidang teknologi yang juga membuat jejaring yang mengkoordinasikan transportasi dan relokasi warga Ukraina. Dalam waktu 48 jam terakhir saja, terdapat sekitar 1.000 warga Ukraina yang meminta bantuan untuk keluar dari Ukraina. Mereka kesulitan keluar karena pasukan Rusia masih saja menggempur sejumlah kota.
Baca juga : Militer Rusia Serang Permukiman Warga Ukraina
Dalam situasi seperti sekarang, bantuan apa saja dan darimana pun akan sangat berarti bagi warga Ukraina, terutama mereka yang mengungsi. Seperti Kate Hutchinson, warga Melbourne, Australia, yang tanpa pikir panjang segera memesan kamar selama satu minggu hanya karena mau ikut membantu. Yang ada dalam pikirannya hanya "pasti akan ada yang butuh uang cepat di sana".
Ketika menerima pesan balasan dari si pemilik kamar, ia malah menangis sesenggukan. Begini isi pesan dari pemilik kamar; "Ternyata masih ada orang baik di dunia ini. Terima kasih sekali. Bantuanmu sangat berarti. Saya berharap bisa memelukmu kalau nanti kita ketemu saat semua sudah damai".