Anggaran Militer Naik 21 Miliar Dollar AS, China Tambah Kapal Induk dan Jet Tempur
Dengan anggaran 230 miliar dollar AS, China disebut akan meluncurkan kapal induk ketiga. Beijing juga disebut akan memacu produksi jet tempur J-20 yang dituding sejumlah pihak sebagai tiruan F-22 dan F-35.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
BEIJING, MINGGU — China akan menambah anggaran pertahanan tahun 2022 menjadi 230 miliar dollar AS. Dengan anggaran itu, China akan menambah kapal induk, jet tempur siluman (stealth), dan memutakhirkan persenjataan nuklirnya. Beijing juga akan menggencarkan latihan perang dengan beragam skenario yang lebih sesuai dengan perkembangan kiwari.
Anggaran pertahanan China itu terungkap dalam sidang paripurna Dewan Rakyat Nasional (NPC), Sabtu (5/3/ 2022), di Beijing. China mengungkap sejumlah kenaikan dalam APBN 2022, termasuk anggaran pertahanan dan diplomasi.
Pada 2022 Beijing akan mengalokasikan 230 miliar dollar AS untuk pertahanan pada 2022. Tahun lalu, anggaran militer ”Negeri Tirai Bambu” ditetapkan sebesar 209 miliar dollar AS. Dengan demikian, anggaran pertahanan China 2022 naik 7,1 persen dibandingkan 2021.
Persentasi kenaikan tahun ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan tahun 2021 dan 2020. Anggaran 2021 naik 6,8 persen dari 2020, sementara anggaran 2020 lebih tinggi 6,6 persen dari anggaran 2019.
Adapun anggaran Kementerian Luar Negeri diumumkan mencapai 7,95 miliar dollar AS. Dalam tiga APBN terakhir, baru kali ini anggaran diplomasi China naik lagi. Pada 2020 dan 2021, China memangkas anggaran diplomasi masing-masing 11,8 persen dan 1,9 persen.
Pengamat pertahanan China, Fu Qianshao, menyebut, belanja pertahanan China selalu stabil pada aras 1,3 persen dari produk domestik bruto. Kenaikan anggaran pertahanan 2022 selaras dengan kinerja perekonomian yang terus membaik.
Pengamat lain, Song Zhongping, menyangkal China berusaha terlibat perlombaan senjata dengan sejumlah negara lain. Amerika Serikat, Jepang, hingga Jerman mengumumkan kenaikan anggaran pertahanan. Sebagian dari mereka secara terbuka menjadikan China sebagai alasan kenaikan anggaran militernya.
Dari 58 miliar dollar AS pada 2021, anggaran pertahanan Jerman melonjak menjadi 117 miliar dollar AS pada 2022. Washington menambah hampir 50 miliar dollar AS pada anggaran pertahanan 2022 sehingga menjadi 752 miliar dollar AS. ”Kenaikan (anggaran pertahanan) China stabil, negara lain menambah drastis,” ujarnya kepada Global Times, media yang dekat dengan Pemerintah China.
Pengamat militer China, Wei Dongxu, menyebut bahwa sejumlah negara lain secara terbuka mencari masalah dengan China. Dalam kebijakan nasionalnya, mereka secara tegas menyebut China sebagai pesaing. ”Ada banyak provokasi kepada China dan harus disikapi dengan tegas. Negara-negara Eropa mengirimkan kapal perangnya jauh sampai ke sekitar China. Kapal-kapal China hanya berlayar di sekitar China,” katanya.
Wujud belanja
Dengan anggaran 230 miliar dollar AS, China disebut akan meluncurkan kapal induk ketiga. Kini, China sudah punya dua kapal induk yang secara bergantian beroperasi di Laut China Selatan.
Beijing juga disebut akan memacu produksi jet tempur J-20 yang dituding sejumlah pihak sebagai tiruan F-22 dan F-35. China disebut sudah punya 150 J-20 yang dibuat bertahap sejak 2009. International Institute of Strategic Studies (IISS) dan Stockholm International for Peace Research Institute (SIPRI) menyebut, China punya total 2.100 jet tempur buatan Rusia dan domestik. Sebagian jet buatan China dikembangkan dari Sukhoi buatan Rusia. Kebanyakan jet tempur hingga helikopter China kini buatan dalam negeri.
Beijing juga membuat beragam kelas kapal perang. Kapal perang terbaru China adalah Hainan yang dirancang sebagai kapal serbu pendarat sekaligus pengangkut helikopter. Mulai dioperasikan sejak April 2021, Hainan telah dipakai latihan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) beberapa bulan terakhir.
Angkatan Laut PLA terus meningkatkan jangkauan operasinya. Pada Februari 2022, mereka berlatih ke Laut Arafura yang berada di dekat Papua, Indonesia. Rombongan latihan terdiri dari kapal perusak rudal Heifei, frigar rudal Huangshan, kapal pendarat Jinggangshan, dan kapal logistik Honghu. Armada itu didampingi helikopter serbu yang khusus dirancang untuk mendarat dan tinggal landas dari kapal.
Wei dan Fu menyebut, PLA terus memperbarui skenario latihan sesuai perkembangan kiwari. Berbagai skenario itu sekaligus menguji coba kesiapan dan keandalan aneka persenjataan China yang dikembangkan puluhan tahun terakhir.
Untuk semua persenjataan konvensionalnya, China cenderung mengungkap secara terbuka. Dalam berbagai kesempatan, China mengungkap peluncur hipersonik atau bisa melaju melebihi lima kali kecepatan suara. China juga mengungkap rudal-rudal balistik antarbenua yang bisa diluncurkan dari darat dan laut.
Namun, China hampir tidak pernah mengungkap latihan persenjataan strategisnya. China selalu menolak terlibat dalam perundingan untuk pengendalian senjata nuklir. Salah satu alasannya, cadangan hulu ledak China jauh di bawah AS dan Rusia.
Menurut IISS dan SIPRI, Moskwa dan Washington memang punya hampir 11.000 hulu ledak nuklir pada akhir 2021. Lebih dari 2.000 di antaranya terpasang di berbagai rudal dan siap meluncur sewaktu-waktu. Sebaliknya cadangan hulu ledak nuklir Beijing tidak sampai 300 dan tidak semuanya dalam kondisi siap meluncur sewaktu-waktu.
Dalam ketertutupan itu, China terus memutakhirkan persenjataan nuklirnya. China dilaporkan tengah membangun ratusan peluncur darat. (AFP/AP/REUTERS)