Sikap berbeda India dalam krisis Ukraina menjadi sorotan utama Washington. Namun, PM India Narendra Modi bergeming untuk tidak ikut mengecam keras terhadap Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AFP/THE WHITE HOUSE
Dalam foto yang dirilis oleh Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden dari Gedung Putih, Washington DC, AS, Kamis (3/3/2022) waktu setempat, menyapa para pemimpin negara lain aliansi aliansi Quad pada pertemuan virtual untuk membahas serangan Rusia terhadap Ukraina. Tampak pada layar televisi, yaitu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri atas), PM India Narendra Modi (kanan, atas), dan PM Australia Scott Morrison.
NEW DELHI, JUMAT — India kukuh menolak tekanan Amerika Serikat agar bersikap keras terhadap Rusia. New Delhi mau tetap fokus ke Indo-Pasifik. Di sisi lain, mereka sepakat bahwa kedaulatan dan keutuhan wilayah seluruh negara di kawasan Indo-Pasifik harus terus didukung dan dihormati.
Setelah menolak mendukung rangkaian keputusan AS dan sekutunya soal sanksi kepada Rusia, India juga menolak mendukung resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) soal serangan Rusia ke Ukraina. India kembali menunjukkan penolakan dalam pertemuan virtual dengan AS, Australia, dan Jepang pada Kamis (3/3/2022) malam waktu Washington atau Jumat dini hari WIB.
Dalam sidang darurat Majelis Umum (MU) PBB di New York, AS, India termasuk salah satu dari 35 negara yang menyatakan abstain atas resolusi MU PBB untuk mengecam serangan Rusia ke Ukraina. AS, Jepang, dan Australia berada di kelompok 141 negara yang mendukung resolusi tersebut.
Selepas pertemuan dengan mitranya di Quad, Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan bahwa aliansi Quad harus fokus kepada tujuan inti. Menurut dia, Quad perlu tetap mendorong kedamaian, kestabilan, dan kesejahteraan Indo-Pasifik. Ia juga mengajak Quad mewujudkan kerja sama untuk mengejar tujuan itu.
Modi menyatakan pernyataan tersebut sehari setelah Asisten Menteri Luar Negeri AS Bidang Asia Tengah dan Asia Selatan Donald Lu mengatakan, AS mengamati perilaku India soal Rusia. Lu mengungkapkan hal itu dalam dengar pendapat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS pada Rabu (2/3/2022).
”Kami telah mendesak India mengambil posisi jelas, menentang tindakan Rusia. Apa yang terjadi sejauh ini? Kita melihat tidak ada (penentangan India terhadap Rusia),” ujarnya.
Lu menyebut, AS terus berdialog dengan India soal Rusia. Di sisi lain, ia tidak menampik tengah mengaji kemungkinan memberi sanksi India gara-gara membeli senjata dari Rusia.
Tak mau keras pada Rusia
Tidak seperti Canberra dan Tokyo, sejauh ini New Delhi memang tidak menyokong kemauan Washington soal Moskwa. Canberra dan Tokyo setuju menjatuhkan sanksi terhadap banyak pihak dari Moskwa gara-gara serbuan Rusia ke Ukraina. Sebaliknya New Delhi sama sekali menolak bersikap keras pada Moskwa.
Sejauh ini India fokus menekankan pentingnya dialog dan penyediaan jalur kemanusiaan untuk pengungsian dan pengiriman bantuan. Dalam pernyataan resmi selepas pertemuan Quad, isu Ukraina memang ditekankan pada masalah kemanusiaan dan dorongan tetap menggunakan dialog.
AP PHOTO/EVAN VUCCI
Dalam foto pada 24 September 2021 ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kedua dari kanan) menuju salah satu ruangan pertemuan di Gedung Putih, Washington. Ia menjamu Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kiri), PM India Narendra Modi (kedua dari kiri), dan mantan PM Jepang Yoshihide Suga. Pada Kamis (3/3/2022), Biden menghubungi pemimpin tiga negara yang bersama AS membentuk aliansi longgar bernama Quad itu. Mereka membahas perkembangan di Ukraina.
Sebaliknya, PM Australia Scott Morrison kembali mengulangi sikap keras Canberra pada Moskwa. ”Sikap Pemerintah Australia pada pendudukan Rusia atas Ukraina amat jelas: tindakan Rusia melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Tidak ada pembenaran atas agresi Rusia. Australia telah menerapkan sanksi kepada Rusia,” tuturnya.
Jangan terjadi di Indo-Pasifik
Morrison juga menegaskan, perkembangan di Ukraina tidak boleh terjadi di Indo-Pasifik. ”Kami meneguhkan komitmen pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka di mana negara yang lebih kecil tidak perlu takut pada yang lebih besar,” ujarnya.
Quad sepakat mendukung kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara di kawasan. Quad menolak semua upaya untuk mengubah keutuhan wilayah milik negara mana pun di Indo-Pasifik.
Sementara PM Jepang Fumio Kishida mengatakan, perang Rusia-Ukraina menunjukkan tidak boleh ada penggunaan kekuatan secara sepihak untuk mengubah status quo. Indo-Pasifik tidak boleh mengalami hal yang tengah terjadi di Ukraina.
Kishida dan para pemimpin Quad lainnya tidak menyebut secara spesifik kondisi atau daerah di Indo-Pasifik yang bisa mengarah ke situasi seperti perang Rusia-Ukraina. Hal yang jelas, Jepang dan India sudah bersengketa dengan China selama puluhan tahun gara-gara sebagian wilayah.
AFP/ Daniel Leal
Seorang ibu melihat anaknya tidur di stasiun kereta api Lviv, Ukraina barat, Jumat (26/2/2022).
Australia dan Jepang juga mendukung sejumlah negara Asia Tenggara yang bersengketa dengan China di Laut China Selatan. Bahkan, AS dan Australia mendorong pengerahan kapal perang untuk mengimbangi kekuatan China di Laut China Selatan.
Isu lain, menurut AS dan sekutunya, adalah Taiwan. Meski tidak ada yang mengakui kedaulatan Taiwan, seluruh anggota Quad menolak penggunaan militer untuk menyatukan Taiwan dengan China. Bagi Beijing, Taipei adalah daerah yang memisahkan diri dan harus disatukan dengan semua cara.
Dalam pernyataan resmi Quad, baik bersama maupun terpisah, tidak disinggung isu Taiwan. Mereka hanya menyinggung soal Ukraina. ”Perkembangan (di Ukraina) membuat semakin penting untuk bekerja sama mewujudkan Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas,” kata Kishida. (AFP/REUTERS)