Cuaca ekstrem semakin membawa petaka. Kali ini, Australia dilanda banjir besar.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BRISBANE, SENIN - Fenomena hujan lebat dalam waktu singkat yang oleh para ahli disebut sebagai "bom" hujan melanda Negara Bagian Queensland di Australia. Beberapa daerah di negara bagian tetangga, New South Wales juga terdampak cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir ini. Di Kota Brisbane saja, banjir telah menelan sembilan korban jiwa.
Badan Meteorologi Australia, seperti dikutip oleh surat kabar Daily Mail Australia, mengeluarkan laporan pada Senin (28/2/2022) bahwa hujan ekstrem ini merupakan bagian dari La Nina. Memang secara sejarah, ini bukan hujan ataupun banjir terparah yang pernah dialami oleh Australia bagian timur. Akan tetapi, fenomena ini tidak akan berkurang.
“Perubahan iklim adalah penyebab segala kekacauan cuaca. Suhu Bumi menaik, suhu permukaan laun kian menghangat. Akibatnya, ada banyak kelembaban di atmosfer yang kemudian mendingin dan turun sebagai hujan deras,” demikian kutipan laporan tersebut.
Di kota Brisbane misalnya, dihajar hujan bercurah 611 milimeter dalam dua hari. Akibatnya, kota itu terendam banjir setinggi 3,85 meter. Di atas 3,5 meter berarti air telah meluap dari sungai-sungai yang ada di kota tersebut.
“Pada tahun 2011, banjirnya mencapai 4,46 meter, tapi itu setelah hujan hampir selama sepekan. Ini baru dua hari dan dampaknya sudah sedemikian parah,” kata Wali Kota Brisbane Adrian Schrinner kepada media lokal The National.
Sebanyak 15.000 rumah penduduk terdampak dan 43.000 warga diminta untuk mengungsi. Menteri Utama Queensland Annastacia Palaszczuk mengumumkan situasi gawat darurat dan meminta agar warga di daerah terdampak banjir segera mengungsi. Sekolah-sekolah di negara bagian itu ditutup. Bagi warga yang rumahnya tidak terkena banjir, diminta agar tidak bepergian, kecuali untuk membeli kebutuhan pokok.
Di Brisbane yang merupakan ibu kota Queensland, sembilan orang tewas akibat banjir. Salah satu korban ialah seorang laki-laki berusia 50 tahun. Ia mengendarai mobil dan tercebur di jalanan yang banjir. Pengemudi dan kendaraannya terseret arus dan tenggelam.
Pada kota yang sama, seorang laki-laki berusia 70 tahun terseret arus di sungai. Para saksi mata kemudian menolong dengan cara membentuk rantai manusia. Lansia tersebut berhasil diselamatkan dan segera dievakuasi ke rumah sakit.
Kerahkan warga
Di kota Lismore, curah hujan setinggi 400 milimeter melanda. Diperkirakan, kota ini bisa terendam air setinggi 14 meter yang artinya menutupi atap rumah berlantai dua. Rekor banjir tertinggi di Lismore adalah 16 meter. Warga yang terjebak di rumah menunggu pertolongan dengan cara bertahan di atas atap.
Lini media sosial dipenuhi permintaan pertolongan oleh warga Lismore. Ada yang bertahan sendirian di atas atap di tengah hujan dan dingin sambil berusaha agar tidak terpeleset. Mereka banyak yang bertahan tanpa ada persediaan makanan dan minuman.
Aparat penegak hukum maupun berbagai petugas tanggap darurat seperti pedaman kebakaran dan petugas penanggulangan bencana sudah kewalahan. Wali Kota Lismore Steve Krieg bahkan beralih meminta agar warganya yang memiliki sarana dan tenaga agar turun tangan membantu.
“Tolong, bagi siapa pun yang memiliki perahu, harap datang ke Jalan Engine. Ada ibu hamil membutuhkan pertolongan,” tulis Krieg di laman Facebook resmi wali kota. (AP/AFP)