Pasukan Rusia semakin masuk ke wilayah Ukraina dengan mengklaim mengepung dua kota. Namun, Ukraina melawan dengan sengit lalu Rusia mengajak dialog dan ditolak mentah-mentah oleh Ukraina.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
KIEV, MINGGU – Pasukan Rusia semakin merangsek masuk ke wilayah Ukraina. Kali ini kota Kharkiv yang diterobos. Suara tembakan senapan mesin dan ledakan terdengar di segala penjuru Kharkiv saat terjadi kontak senjata antara pasukan Rusia dengan Ukraina, Minggu (27/2/2022) pagi. Beberapa kendaraan berlapis baja Rusia ditinggalkan dalam kondisi hangus terbakar. Warga Kharkiv diimbau untuk tetap berlindung. Selain Kharkiv, Rusia mengklaim berhasil mengepung kota Kherson dan Berdyansk di wilayah Tenggara.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (27/2/2022), menyatakan pasukan Rusia telah menguasai kota pelabuhan di sepanjang Laut Azov, Genichesk, dan bandara di dekat Kherson. Rusia juga sudah menghancurkan 975 fasilitas militer di Ukraina, menembak jatuh delapan pesawat tempur, tujuh helikopter, dan 11 pesawat tanpa awak. Bahkan Konashenkov mengklaim banyak tentara Ukraina yang menyerah dan kini ditahan. Sedikitnya ada 470 tentara Ukraina yang ditahan.
Klaim unggul atas Rusia juga dilakukan Ukraina. Perlawanan sengit dari Ukraina sepertinya tidak diduga oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang memerintahkan menyerang Ukraina, Kamis lalu. Pasukan Rusia diperintahkan untuk menekan Ukraina dari segala penjuru, darat, laut, dan udara. Rupanya, Ukraina membalas dengan perlawanan sengit. Rusia kemudian menawarkan dialog dengan Ukraina dan delegasi Rusia sudah siap bertemu Ukraina di kota Gomel, Belarusia.
Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menolak tawaran dialog Rusia itu karena Belarus terlibat dalam invasi Rusia. Belarusia memberikan izin pasukan Rusia untuk masuk ke Ukraina melewati perbatasan Belarusia-Ukraina.
Di satu sisi menawarkan dialog dengan Ukraina, di sisi lain Putin senang dan bangga dengan capaian pasukan khusus Rusia yang secara heroik berlaga di Ukraina. Ukraina memberlakukan jam malam di ibukota Kiev setelah terjadi pertempuran di kota itu. Pasukan Rusia berhasil dipukul mundur. Sejak Rusia menyerang Ukraina, sekitar 198 warga sipil tewas, termasuk tiga anak. Rusia menyatakan akan terus menyerang dengan rudal ke sasaran-sasaran militer karena Ukraina menolak dialog.
Zelensky bersumpah tidak akan menyerah pada Kremlin dan akan tetap berjuang sampai Ukraina bebas. Ia juga meminta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, untuk melucuti hak memilihnya di Dewan Keamanan PBB sebagai bentuk hukuman karena menyerang Ukraina. Ia berterima kasih pada sejumlah negara yang mengirimkan bantuan persenjataan seperti Jerman yang akan mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal Stinger. Ini perubahan besar bagi Jerman yang selama ini tidak pernah mau mengekspor persenjataan ke wilayah yang sedang perang. Amerika Serikat juga akan memberikan bantuan militer baru senilai 350 juta dollar AS.
Zelensky berkeyakinan Ukraina berhasil menggagalkan rencana Rusia untuk menggulingkan dirinya. Ia juga mendesak rakyat Rusia agar bisa menekan Putin supaya menghentikan konflik. Departemen Pertahanan Amerika Serikat menduga separuh dari pasukan Rusia yang semua disiagakan di wilayah perbatasan selama beberapa bulan terakhir kini sudah masuk ke Ukraina. "Selama 24 jam terakhir ini, momentumnya hilang karena militer Rusia masih belum bisa menguasai Ukraina sepenuhnya," kata seorang pejabat militer AS.
Dukungan untuk Ukraina
Aksi protes dan unjuk rasa membela Ukraina muncul dimana-mana seperti di London-Inggris, New York-Amerika Serikat, Teheran-Iran, dan kota-kota lain di dunia. Ribuan orang turun ke jalan mengecam Rusia yang menyerang Ukraina. Unjuk rasa itu mendesak negara-negara Barat menjatuhkan sanksi yang lebih berat pada Rusia. Jika memungkinkan, sanksi langsung untuk Putin. Di Swiss, ribuan orang turun ke jalan karena geregetan dengan pemerintahnya yang tak tegas pada Rusia dan lebih memilih bersikap netral seperti biasanya.
Lebih dari 3.000 orang juga berkumpul di Strasbourg, Perancis, lokasi markas organisasi hak asasi manusia Dewan Eropa. Para pengunjukrasa menyebut Putin pembunuh dan mendesak agar serangan ke Ukraina dihentikan. "Putin dan semua temannya harus bertanggungjawab dan diadili di pengadilan internasional," kata anggota perwakilan permanen Ukraina di Dewan Eropa, Borys Tarasyuk.
Selain di Strasbourg, aksi protes juga ramai di kota Paris, Montpellier, dan Marseille. Di Finlandia, ribuan orang pun berkumpul di Helsinki dan menuntut Putin untuk dilengserkan. Suara protes senada juga muncul dari Vienna, Barcelona, London, dan lain-lain. Putin sudah dianggap sama dengan diktator Nazi, Adolf Hitler. "Masih ingat wajah ini? Apakah mau sejarah masa lalu yang suram terulang kembali?" bunyi tulisan salah satu spanduk yang dibawa para pengunjukrasa. Di Teheran, para pengunjukrasa mendatangi kedutaan besar Rusia sambil membawa bendera Ukraina dan lilin. Di Georgia, sekitar 30.000 orang berkumpul di Tbilisi sambil menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina.
Rakyat Georgia sangat memahami penderitaan Ukraina karena pernah menjadi korban Rusia juga pada tahun 2008. "Kami paham apa yang dirasakan rakyat Ukraina karena kami pernah diserang juga dengan brutal oleh Rusia. Saya menentang perang dan semoga ini menjadi akhir dari rezim Putin," kata warga Georgia, Niko Tvauri (32). (REUTERS/AFP)