Timur Tengah Setelah Negosiasi Nuklir Iran dan Krisis Ukraina
Ada dua peristiwa besar saat ini yang akan berdampak langsung atas kawasan Timur Tengah. Dua peristiwa tersebut adalah kesepakatan nuklir Iran dan krisis di Ukraina.
Kesepakatan nuklir Iran menjadi salah satu platform penting bagi terciptanya keamanan baru di kawasan Timur Tengah. Adapun krisis di Ukraina akan berdampak pada isu energi dan pangan di kawasan itu.
Hampir dipastikan akan ada kesepakatan nuklir baru antara Iran dan negara P5+1 (Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, dan Perancis plus Jerman). Diprediksi kesepakatan nuklir baru akan ditandatangani pada Maret 2022 jika tidak ada aral melintang di saat-saat terakhir.
Atmosfer politik yang berkembang sudah menunjukkan semakin dekat tercapainya kesepakatan nuklir Iran tersebut. Bahkan, sebenarnya kesepakatan nuklir Iran baru sudah siap ditandatangani. Namun, krisis Ukraina yang menyeret Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Uni Eropa menunda tercapainya kesepakatan nuklir Iran baru itu.
Atmosfer politik yang berkembang sudah menunjukkan semakin dekat tercapainya kesepakatan nuklir Iran tersebut.
Draf kesepakatan nuklir Iran baru sudah beredar serta diberitakan kantor berita dan media internasional sejak pekan lalu. Draf itu terdiri atas beberapa tahap pelaksanaan. Tahap pertama, tukar-menukar tahanan antara AS dan Iran serta pencairan aset Iran yang dibekukan di beberapa negara.
Tahap kedua, setelah tiga bulan dari pelaksanaan tahap pertama itu, segera dimulai pelaksanaan tahap kedua. Tahap ini berupa pencabutan sanksi oleh AS. Penerapannya bertahap pula.
Presiden AS Donald Trump pada 2018 membatalkan secara sepihak kesepakatan nuklir Iran 2015. Selanjutnya, AS menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran.
Komisioner Uni Eropa untuk urusan keamanan dan luar negeri yang juga delegasi Uni Eropa dalam perundingan nuklir Iran di Vienna, Enrique Mora, mengungkapkan, perundingan nuklir Iran yang telah dimulai sejak 10 bulan lalu telah mendekati akhir. Hal sama disampaikan utusan khusus Rusia untuk perundingan nuklir Iran, Mikhail Ulyanov.
Baca juga: Diplomasi Nuklir Iran Era Joe Biden
Harian Asharq Al-Awsat edisi Rabu (23/2/2022) melansir, transaksi AS-Iran untuk tukar-menukar tahanan akan dilakukan dalam waktu dekat. Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley telah meminta Iran membebaskan warga AS asal Iran, Bagher Namazi, yang dipenjara di Irak sejak enam tahun lalu.
AS telah memasukkan tukar-menukar tahanan AS-Iran sebagai prasyarat kesepakatan nuklir Iran. Berita tuka-menukar tahanan di antara kedua negara dalam waktu dekat tersebut semakin memberikan isyarat bahwa kesepakatan nuklir Iran yang baru akan tercapai segera.
Terkait pencairan aset Iran di mancanegara, delegasi Iran telah mengunjungi Korea Selatan pada pertengahan Februari lalu untuk membahas proses pencairan aset Iran di negara itu. Melekat dengan itu adalah kesepakatan dimulainya lagi penjualan minyak dan gas dari Iran ke Korea Selatan.
Iran memiliki aset 7 miliar dollar AS di dua bank di Korea Selatan dari hasil penjualan minyak Iran ke Korea Selatan. Aset Iran tersebut dibekukan sejak 2018, menyusul sanksi yang dijatuhkan AS. Linier dengan kecenderungan positif negosiasi soal nuklir Iran belakangan, Korea Selatan kini memutuskan bersedia mencairkan aset Iran tersebut.
Iran memiliki aset 7 miliar dollar AS di dua bank di Korea Selatan dari hasil penjualan minyak Iran ke Korea Selatan.
Israel pada 15 Februari 2022 mengirim delegasi ke forum perundingan Vienna untuk mengetahui langsung perkembangan terakhir perundingan Vienna tersebut. Ini juga mengindikasikan bahwa kesepakatan nuklir Iran baru akan tercapai dalam waktu dekat.
Media Israel juga mulai membangun opini tentang keharusan Israel menerima situasi baru pasca-tercapainya kesepakatan nuklir Iran baru. Tercapainya kesepakatan nuklir Iran baru akan menjadi platform terciptanya situasi keamanan baru yang lebih memberikan harapan atas terwujudnya situasi yang lebih stabil dan damai.
Diberitakan pula, Arab Saudi siap memulai lagi dialog dengan Iran di Baghdad, Irak, untuk membahas keamanan regional. Langkah maju ini tentu tidak terlepas dari tren positif pada negosiasi nuklir Iran baru.
Dialog Iran-Arab Saudi dimulai sejak April 2021 di Baghdad dengan perantara Irak. Namun, dialog terakhir terhenti sebelum menemukan titik temu. Jika nanti Iran-Arab Saudi berhasil mencapai kesepakatan tertentu terkait keamanan regional, maka itu akan sangat membantu terciptanya situasi yang lebih kondusif di Timur Tengah. Hal ini pada gilirannya juga akan bisa membantu tercapainya solusi politik di Yaman serta menurunkan ketegangan politik di Lebanon dan Irak.
Ukraina
Isu besar lain yang akan memengaruhi situasi Timur Tengah adalah krisis di Ukraina. Jika krisis berkepanjangan dan memburuk, dampaknya akan cukup besar bagi Timur Tengah. Hujan sanksi yang berat dari AS dan sekutunya akan bertransmisi ke perekonomian Timur Tengah. Rusia, misalnya, adalah salah satu lumbung gandum dunia.
Banyak negara di Timur Tengah sangat bergantung pada pasokan gandum Rusia. Mesir, Lebanon, Sudan, Suriah, Irak, Libya, dan Aljazair selama ini merupakan pengimpor gandum dari Rusia. Gangguan pasokan gandum dari Rusia akan berdampak pada keamanan pangan di Timur Tengah.
Pada sisi lain, Timur Tengah akan menjadi alternatif pemasok gas ke Eropa jika ekspor gas dari Rusia ke Eropa putus pascasanksi. Selama ini, sekitar 40 persen kebutuhan gas Eropa dipasok dari Rusia.
Jerman telah mengumumkan membekukan operasi Nord Stream 2, yakni jaringan pipa gas sepanjang 1.230 kilometer dari Rusia ke Jerman. Pasokan gas itu untuk kebutuhan Eropa. Qatar dan negara lain di wilayah Laut Mediterania bagian timur yang kaya gas akan menjadi salah satu alternatif pemasok gas ke Eropa.
Baca juga: Turki-Israel Rebut Pasar Gas Eropa
Dalam konteks krisis Ukraina, forum eksportir gas dunia menggelar pertemuan puncak di Doha, Qatar, Selasa (22/2/2022), membahas keamanan pasokan gas dunia. Menteri Qatar Urusan Energi Saad Sherida al-Kaabi menegaskan, Qatar bersedia mengirim pasokan tambahan gas ke Eropa. Namun, Qatar tidak bisa memenuhi sendirian kekosongan gas dari Rusia. Sebab, Qatar telah terikat kontrak jangka panjang untuk ekspor gas dengan banyak negara lain.
Al-Kaabi berharap krisis Ukraina bisa segera berakhir. Ia juga berharap krisis itu tidak sampai memutus pasokan gas dari Rusia ke Eropa karena akan mengganggu stabiltas pasokan dan harga gas dunia.
Negara-negara yang memiliki wilayah perairan di Laut Mediterania bagian Timur juga diharapkan menjadi alternatif pasokan gas ke Eropa. Menurut lembaga kajian geologi AS, cadangan minyak dan gas ditemukan di area seluas 83.000 km persegi di Laut Mediterania timur. Cadangan gasnya mencapai 287 triliun kubik dan minyak cair mencapai 1,7 miliar barel.
Menurut lembaga kajian geologi AS, cadangan minyak dan gas ditemukan di area seluas 83.000 km persegi di Laut Mediterania timur. Cadangan gasnya mencapai 287 triliun kubik dan minyak cair mencapai 1,7 miliar barel.
Sebanyak tujuh negara di Timur Tengah pada 2019 telah membentuk forum East Med atau forum gas Laut Mediterania bagian timur. Forum yang berkantor pusat di Kairo, Mesir, itu terdiri dari Mesir, Yunani, Siprus, Israel, Italia, Jordania, plus Otoritas Palestina.
East Med telah merancang pembangunan pipa bawah laut melalui wilayah Yunani untuk ekspor gas ke Eropa. Jika krisis Ukraina berkepanjangan, nilai strategis Timur Tengah akan semakin kuat karena menjadi salah satu alternatif sumber pasokan gas ke Eropa.