logo Kompas.id
InternasionalIsyarat Riyadh Picu...
Iklan

Isyarat Riyadh Picu Kekhawatiran Harga Minyak Bisa Tembus 100 Dollar AS Per Barel

Ancaman kenaikan harga minyak membuat khawatir Washington. Presiden AS Joe Biden mengirim dua pejabat terasnya ke Arab Saudi untuk membujuk Riyadh agar menambah produksi minyak. Namun, Riyadh memberi isyarat sebaliknya.

Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
· 5 menit baca
Kilang minyak Ras Tanura dan terminal minyak Saudi Aramco di Arab Saudi pada 21 Mei 2018. Harga minyak terus naik dan mendekati level 100 dollar AS per barel pada triwulan pertama tahun 2022 ini.
REUTERS/AHMED JADALLAH/FILE PHOTO

Kilang minyak Ras Tanura dan terminal minyak Saudi Aramco di Arab Saudi pada 21 Mei 2018. Harga minyak terus naik dan mendekati level 100 dollar AS per barel pada triwulan pertama tahun 2022 ini.

DUBAI, JUMAT — Arab Saudi mengisyaratkan tidak mau memompa lebih banyak produksi minyak. Riyadh juga tidak akan mendorong perubahan kesepakatan dengan Rusia dan produsen lain yang telah membatasi tingkat produksi minyak. Dinamika itu, ditambah dengan ketegangan keamanan terkait konflik Ukraina dalam hubungannya dengan Rusia, telah membuat harga minyak mendekati level 100 dollar AS per barel.

Kenaikan harga minyak itu membuat khawatir Washington. Pemerintahan Presiden Joe Biden mengirim Koordinator Dewan Keamanan Nasional Timur Tengah Brett McGurk dan Utusan Energi Departemen Luar Negeri AS Amos Hochstein ke Riyadh pada Rabu (16/2/2022). Pasokan minyak global menjadi salah satu materi utama pembicaraan dengan Riyadh, di samping perang yang sedang berlangsung di Yaman.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000