AS-Iran Ungkap Kemungkinan Tercapai Kesepakatan Nuklir, Bocoran Draf Beredar
Amerika Serikat dan Iran mengungkapkan kemungkinan bakal tercapai kesepakatan nuklir Iran. Bocoran sejumlah poin kesepakatan beredar. Iran menyebut bocoran itu sebagai kabar bohong.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
VIENNA, JUMAT — Amerika Serikat dan Iran mengungkapkan kemungkinan tercapainya kesepakatan pada putaran kedelapan perundingan program nuklir Iran. Beberapa substansi perjanjian telah mengemuka, termasuk urutan tindakan yang diperlukan untuk dilaksanakan para pihak agar perjanjian nuklir tersebut bisa terlaksana. Meski demikian, Iran dan Amerika Serikat sama-sama masih dibayangi keraguan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, Kamis (17/2/2022), mengatakan bahwa selama sepekan terakhir perundingan telah mencapai kemajuan substansial untuk menyelamatkan kesepakatan program nuklir Iran. Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan bahwa kesepakatan bisa tercapai dalam beberapa hari ke depan jika Iran menunjukkan keseriusan.
”Kemajuan substansial telah dicapai dalam sepekan terakhir. Jika Iran menunjukkan keseriusan, kita dapat dan harus mencapai kesepahaman bersama untuk penerapan penuh JCPOA dalam beberapa hari,” kata Price.
JCPOA adalah rencana aksi komprehensif bersama yang ditandatangani Iran dan enam negara kekuatan utama dunia, termasuk AS, yang dikenal dengan kelompok P5+1, untuk mengelola dan mengawasi program nuklir Iran.
Price mengingatkan agar Iran tidak meminta atau memberikan syarat apa pun lagi di luar permintaan yang telah disampaikan dalam perundingan, termasuk yang pernah dicantumkan dalam JCPOA. ”(Syarat) apa pun yang lebih dari itu akan membuat penerapan kembali JCPOA berada dalam risiko besar,” katanya.
Draf perjanjian
Draf teks perjanjian setebal lebih dari 20 halaman yang sempat dilihat kantor berita Reuters, Kamis (17/2/2022), berisi sejumlah langkah yang harus diterapkan oleh para pihak setelah disepakati. Langkah awal yang harus dilakukan, menurut tiga diplomat yang mengetahui perundingan itu, adalah penangguhan pengayaan uranium di atas 5 persen oleh Iran.
Teks rancangan kesepakatan itu juga menyinggung langkah lain, termasuk pencairan dana milik Iran senilai tujuh miliar dollar AS yang tertahan di bank Korea Selatan serta pembebasan sejumlah warga negara Barat yang ditahan Iran.
Fase utama pencabutan sejumlah sanksi ekonomi Iran oleh AS akan dimulai jika sejumlah langkah tahap awal di atas telah dilaksanakan. Pada akhirnya, seluruh tindakan itu akan berujung pada apa yang disebut oleh para diplomat sebagai hari implementasi ulang kesepakatan JCPOA 2015.
Para pihak belum menyepakati durasi fase ini, termasuk hari-hari penting, seperti hari implementasi ulang kesepakatan JCPOA 2015. Beberapa diplomat memperkirakan, jumlah hari yang dibutuhkan dari kesepakatan tercapai hingga hari H penerapan ulang kesepakatan JCPOA akan berlangsung antara satu hingga tiga bulan. Pada hari H itu nantinya para diplomat berharap Iran akan kembali ke batas pengayaan uranium yang diperbolehkan, yaitu 3,67 persen.
Mengenai kemungkinan diperbolehkannya Iran menjual minyaknya ke pasaran internasional, belum ada kejelasan dalam rancangan kesepakatan itu. Menurut seorang diplomat Timur Tengah, di bawah JCPOA yang ditandatangani mantan Presiden AS Barrack Obama hingga masa Donald Trump, AS memberikan kesempatan bagi Iran untuk mengekspor minyaknya antara 90-120 hari dan secara berkala memperbarui kebijakannya sampai pada akhirnya Negeri Paman Sam itu keluar dari perjanjian pada 2018.
Diplomat tersebut juga mengatakan, hal itu telah disepakati untuk diberlakukan kembali dalam kesepakatan yang baru ini.
Pandangan Iran
Ketua Tim Perunding Program Nuklir Iran Ali Bagheri Kani juga telah mengisyaratkan ada kemajuan dalam negosiasi. Meski demikian, peluang negosiasi bisa kembali menemui jalan buntu. Sejumlah diplomat yang mengetahui proses perundingan mengatakan, peluang negosiasi itu untuk kembali menemui jalan buntu terbuka. Mereka menambahkan, secara prinsip belum ada hal yang disepakati saat ini. Selain itu, Iran menginginkan, di masa depan AS tidak boleh mundur dari perjanjian.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dikutip dari kantor berita Iran IRNA, mengatakan bahwa komitmen Iran dalam melaksanakan isi perjanjian, seperti halnya JCPOA, sudah sangat jelas. ”Komitmen Iran sejelas formula matematika. Sangat jelas apa yang seharusnya kami lakukan dan bagaimana langkah-langkah ini akan diverifikasi melalui IAEA [pengawas nuklir PBB]. Oleh karena itu, pihak lain tidak perlu khawatir, tetapi kami tetap prihatin, terutama tentang jaminan (bahwa AS tidak akan menarik diri),” papar Amirabdollahian.
Untuk memperkuat komitmennya terhadap kesepakatan itu, Iran berharap tidak hanya Pemeritah AS yang bersepakat, tetapi juga Kongres AS. Iran berharap Kongres AS membuat pernyataan politik yang berisi komitmen mereka terhadap perjanjian itu.
Teheran juga mengomentari laporan kantor berita Reuters yang memberitakan rancangan kesepakatan Vienna. Kantor berita IRNA menyebut laporan itu sebagai berita bohong. Dalam kolomnya, IRNA menyebut tindakan menyebarluaskan rencana kesepakatan bukanlah yang pertama kalinya dilakukan oleh kantor berita ini.
”Ini bukan pertama kalinya Reuters menerbitkan berita palsu tentang pembicaraan nuklir Iran yang sedang berlangsung di Vienna, mengutip sumber yang tidak diketahui,” tulis IRNA di laman mereka.
IRNA, mengutip sumber yang juga tidak disebutkan namanya dan mengetahui proses perundingan, meyakini bahwa laporan Reuters yang dilansir tepat ketika terbuka peluang terjadinya kesepakatan adalah hal yang tidak bisa dipercayai dan diandalkan. Sumber tersebut meyakini bahwa laporan Reuters itu muncul untuk memengaruhi pendapat para pihak yang terlibat dalam perundingan.(AFP/REUTERS)