Ahli Waris Takhta Kekaisaran Jepang Mendobrak Tradisi
Pangeran Hisahito, anak bungsu Pangeran Fumihito, jadi anggota pertama keluarga Kekaisaran Jepang yang tak memilih SMA binaan Universitas Gakushuin, 76 tahun terakhir. Fumihito mendukung kebebasan belajar anak-anaknya.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Dalam empat bulan terakhir, keluarga Putra Mahkota Jepang Pangeran Fumihito sudah dua kali menunjukkan terobosan. Setelah salah satu putrinya memutuskan melepaskan status kebangsawanan, kini giliran putranya tidak mengikuti tradisi soal pendidikan.
Pada Oktober 2021, keluarga Pangeran Fumihito menjadi sorotan kala anaknya, Mako, resmi menikahi Kei Komuro, calon pengacara yang kini bekerja di New York, Amerika Serikat. Sesuai hukum Jepang, perempuan anggota keluarga Kekaisaran Jepang harus menanggalkan status kebangsawanan jika menikah dengan orang biasa.
Fumihito, putra mahkota keluarga kekaisaran yang memimpin negara terkaya ketiga di dunia, juga memutuskan tidak akan menggelar perayaan pernikahan Mako dengan biaya negara. Secara resmi, Mako dan Komuro hanya mencatatkan pernikahan mereka di Kantor Catatan Sipil.
Berselang hampir empat bulan, keluarga Fumihito kembali menarik perhatian. Rumah Tangga Istana Jepang membuat pengumuman penting pada Rabu (15/2/2022). Pangeran Hisahito, anak bungsu Fumihito, diterima di SMA binaan University of Tsukuba. Ia anggota keluarga kekaisaran pertama yang tidak memilih SMA binaan Universitas Gakushuin dalam 76 tahun terakhir.
SMA binaan Universitas Gakushuin didirikan pada abad ke-19 dengan mayoritas murid dari keluarga bangsawan. Kakek Hisahito, mantan Kaisar Akihito, dan Kaisar Naruhito bersekolah di SMA binaan Universitas Gakushuin. Demikian pula ayah Hisahito, Fumihito.
Sementara sejak SD, Hisahito belajar di sekolah yang tidak dibina Universitas Gakushuin. SD dan SMP dihabiskan di sekolah binaan Ochanomizu University. Menjelang tamat dari SMP, Hisahito memutuskan ikut tes di SMA binaan University of Tsukuba.
Rumah Tangga Istana Jepang mengumumkan, sebagaimana dikutip Kyodo News dan Mainichi, Pangeran Hisahito dan keluarganya menghargai kebijakan sekolah yang menjunjung kebebasan dan otonomi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, Hisahito pindah dari jaringan sekolah binaan Ochanomizu University karena SMA binaan Ochanomizu University merupakan sekolah khusus siswi. Sebagai siswa, jelas Hisahito tidak mungkin diterima di sekolah khusus siswi.
Hisahito ikut ujian masuk SMA binaan University of Tsukuba pekan lalu. Hasil ujian menunjukkan, remaja yang berada di urutan kedua pada daftar ahli waris tahkta Kekaisaran Jepang itu lulus. Hisahito akan mulai sekolah pada April 2022.
Masih dalam pernyataan resmi Rumah Tangga Kerajaan Jepang, Fumihito mengatakan bahwa dirinya sudah berbincang dengan Hisahito soal pilihan pendidikannya. Bahkan, Hisahito disebut makin sering belajar menjelang seleksi masuk SMA.
Fumihito dikenal mendukung kebebasan belajar bagi anak-anaknya. Kakak Hisahito, Mako dan Kako, belajar di International Christian University Tokyo. Fumihito tidak memasukkan anak-anaknya ke Universitas Gakushuin, tempat ia, kakak, dan ayahnya serta banyak anak terpandang Jepang belajar.
Kisah Mako
Selama belajar di International Christian University pula, Mako berkenalan dengan Komuro. Mako belajar seni, Komuro mendalami hukum. Selama bertahun-tahun, Mako-Komuro berusaha menutupi hubungan mereka dari sorotan khalayak.
Alasan utamanya adalah Komuro dari keluarga biasa. Nenek Mako, Michiko Shoda, dan ibu Mako, Kiko Kawashima, juga bukan bangsawan. Walakin, hukum Jepang mengizinkan pria anggota keluarga kerajaan tetap menjadi bangsawan jika menikahi perempuan bukan bangsawan. Dalam kasus seperti itu, setelah menikah, istrinya diberi gelar kebangsawanan.
Karena itu, Michiko dan Kiko bisa bergelar putri. Bahkan, Michiko menjadi permaisuri kala suaminya, Akihito, menjadi kaisar Jepang. Kiko juga bisa menjadi permaisuri jika Fumihito menggantikan Naruhito sebagai kaisar Jepang.
Adapun Mako, seperti bibinya, Sayako Kuroda, harus kehilangan status kebangsawanan karena menikahi pria dari keluarga biasa. Sayako menikahi Yoshiki Kuroda pada 2005. Mako dan Sayako mengikuti jejak sepupu mantan Kaisar Akihito, Masako.
Pada 1983, Masako menanggalkan status kebangsawanannya setelah menikahi Masayuki Sen alias Shositsu Sen XVI. Sen berasal dari keluarga budayawan Jepang yang khusus bergiat dalam tradisi minum teh. Di Jepang, minum teh adalah produk kebudayaan yang kompleks dan dipandang sebagai kegiatan adiluhung.
Usulan amendemen UU
Setelah Masako, ada sejumlah anggota keluarga kerajaan Jepang yang melepaskan status kebangsawanan karena menikahi orang biasa. Fenomena itu mengkhawatirkan parlemen dan pemerintah Jepang.
Karena itu, parlemen dan pemerintah setuju menunjuk panel yang mempelajari keberlangsungan keluarga kekaisaran dan takhta Jepang. Salah satu usulannya adalah amendemen Undang-Undang Keluarga Kerajaan 1947.
Dalam UU itu, ahli waris takhta hanya boleh pria dengan bapak anggota keluarga kerajaan. Dengan demikian, kini ada tiga ahli waris takhta, yakni Masahito (86), Fumihito (56), dan Hasahito (15). Masahito adalah paman Kaisar Naruhito. Sementara Fumihito adalah adik Naruhito, sedangkan Hasahito keponakan Kaisar.
Karena Fumihito berstatus putra mahkota, Hasahito berada di urutan kedua dalam daftar ahli waris tahkta. Adapun Masahito berada di urutan terakhir. (AFP/REUTERS)