Kopi espresso yang menjadi kebanggaan Italia diusulkan menjadi warisan budaya tak benda UNESCO. Bagi masyarakat Italia, espresso bukan sekadar kopi tetapi tanda persahabatan dan momen menikmati kebersamaan.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
Siapa yang belum pernah menyeruput kopi espresso? Jika belum, setidaknya pernah mendengar kopi espresso kalau kita mau ngopi-ngopi di kafe. Kopi hitam pekat yang selalu disajikan dalam cangkir porselen kecil itu terkenal mampu membuat sebagian orang yang semula mengantuk lemas segera segar bugar kembali. Di Italia, espresso bukan sekadar kopi biasa melainkan merupakan ritual sosial dan budaya yang sudah menjadi warisan nasional dan layak mendapatkan status sebagai warisan budaya tak benda dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Orang Italia mulai dari Venesia sampai Sisilia, rata-rata meminum sampai - total - 30 juta cangkir kecil kopi espresso setiap harinya, baik dengan susu atau tanpa susu. Bagi masyarakat Italia, secangkir kopi espresso itu bukan sekadar kopi tetapi tanda persahabatan. "Espresso itu menjadi cara kita untuk memberi tanda pada teman bahwa kita peduli dan perhatian. Masyarakat Italia meminum kopi setiap hari dan kapan saja. Dan meminum espresso adalah momen berbagi," kata pemilik kafe Gambrinus di Naples, Massimiliano Rosati, yang membantu mengusulkan espresso agar bisa masuk ke dalam daftar warisan takbenda UNESCO.
Di kafe-kafe kita biasanya melihat ada mesin kopi berkilau di atas meja marmer. Suara mesin berdentang dan mendesis saat barista memasukkan kopi bubuk ke dalam portafilter, memasangkan ke tempatnya, lalu menekan tombol untuk mengeluarkan air yang hampir mendidih dan bertekanan ke kopinya. Menurut Institut Espresso Italia yang didirikan tahun 1998 untuk melindungi espresso, untuk mendapatkan cita rasa espresso yang sesungguhnya, espresso harus memiliki rasa yang "bulat, substansial, dan lembut" serta harus ada "busa kecoklatan hingga coklat tua yang ditandai dengan refleks kuning kecokalatan". Espresso juga harus memiliki aroma yang tahan lama.
Usulan status warisan budaya tak benda untuk espresso itu sudah dikirimkan oleh Kementerian Pertanian Italia ke Komisi Nasional UNESCO Italia yang kemudian harus menyerahkannya ke markas besar lembaga di Perserikatan Bangsa-Bangsa itu di Paris, Perancis, pada 31 Maret mendatang. Selain espresso, Italia juga membanggakan tradisi dan kebiasaan hidup lain dan mengusulkannya masuk ke dalam daftar itu juga, diantaranya tradisi berburu jamur truffle hingga seni membuat pizza Neapolitan, diet Mediterania, dan pengerjaan biola tradisional di Cremona, tempat kelahiran Antonio Stradivari.
"Meminum espresso itu seperti ritual yang sedikit suci. Sulit mendeskripsikannya," kata pensiunan guru, Annamaria Conte (70).
Sebagian orang suka meminum kopi espresso dengan mengobrol sambil mengudap makanan kecil seperti pizza berukuran kecil, kue sus isi krim, atau kue-kue lainnya. "Ketika saya ke luar negeri, saya lihat orang antre beli kopi, lalu mereka meminumnya sambil berdiri atau duduk di pojokan sambil baca buku atau sibuk dengan ponselnya. Di Italia, tidak begitu caranya," kata Rosati.
Bahkan di Italia ada tradisi yang masih dipertahankan sampai sekarang di sejumlah daerah di Naples. Ketika hendak mengunjungi seseorang, bukan kue atau bunga yang dibawa melainkan gula dan kopi.
Mesin uap pertama espresso dulu dipatenkan pertama kali oleh Angelo Moriondo dari Turin pada tahun 1884. Tetapi Desiderio Pavoni di Milan yang kemudian mempunyai dana untuk mengembangkan dan memproduksi massal mesin-mesin espresso industri besar. Espresso kemudian menyebar ke segala penjuru Italia dan masing-masing dari 20 wilayah di Italia membuat espresso yang berbeda-beda. Ada yang ukurannya lebih kecil, lebih besar, lebih kuat atau tidak terlalu kuat espressonya. Bahkan ada yang menambahkan air soda sebagai pelengkap.
"Saya punya banyak kenangan saat minum kopi di Italia. Kopinya betul-betul enak," kata Yael Lesin-Davies (28), seorang wisatawan yang sedang espresso "Moretto", dengan susu berbusa dan bubuk kakao.
Raimondo Ricci, pemilik kafe Sant'Eustachio di pusat bersejarah Roma, mengatakan espresso yang sederhana mempunyai kekuatan untuk menghilangkan rasa kesepian saat sedang jauh dari kafe. "Terkadang di rumah kita membuat kopi dan ditemani mesin kopi espresso. Aroma kopinya membangkitkan memori saat-saat bahagia dalam hidup kita," ujarnya. (AFP)