Relasi Israel dan Bahrain semakin dekat. Kini Israel bisa menempatkan perwira Angkatan Lautnya di Manama.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Bahrain, negara Arab kepulauan yang kaya di kawasan Teluk, berani melangkah untuk mengubah paradigma hubungan Arab-Israel yang ada selama ini. Hubungan Arab-Israel sejak kesepakatan Camp David tahun 1979 antara Israel dan Mesir hingga Kesepakatan Abraham tahun 2020 antara Israel dengan UEA, Sudan, Maroko, dan Bahrain, dikenal lebih banyak memberikan perhatian pada upaya membangun hubungan ekonomi dan teknologi.
Namun, Bahrain yang menjadi bagian dari kesepakatan Abraham tersebut menjadi negara Arab pertama yang membangun hubungan dengan Israel dengan fokus pada kerja sama keamanan. Kerja sama keamanan Israel-Bahrain itu, menurut stasiun televisi Israel Channel 13, Sabtu (12/2/2022), diresmikan dengan penempatan perwira Angkatan Laut Israel secara permanen di Bahrain.
Menurut Channel 13, perwira Angkatan Laut Israel yang akan ditempatkan di Bahrain bertugas melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Armada V AS di negara itu.
Pihak Kementerian Luar Negeri Bahrain mengakui, ada kesepakatan Israel-Bahrain untuk menempatkan secara permanen perwira Angkatan Laut Israel di Bahrain sebagai bagian dari koalisi internasional yang terdiri atas 34 negara. Koalisi internasional bermisi melawan terorisme internasional dan terlibat dalam pengamanan jalur laut di Teluk Persia.
Kehadiran di Arab
Kesepakatan keamanan Israel-Bahrain itu dicapai dan ditandatangani saat kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke Bahrain pada 3 Februari lalu.
”Hanya setelah sekitar satu tahun dari penandatanganan Kesepakatan Abraham kami telah melaju mencapai kesepakatan pertahanan yang akan membantu mewujudkan keamanan dua negara dan stabilitas kawasan,” ujar Gantz saat itu, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Bagi Israel, keputusan Bahrain mengizinkan perwira Angkatan Laut Israel berbasis secara permanen di negara itu secara geopolitik dan strategi mewujudkan impian Israel tentang kehadiran militer Israel di kawasan kaya Arab Teluk yang hanya sejengkal dengan perbatasan Iran.
Jarak antara kota Manama di Bahrain dan kota Bushehr di Iran hanya sekitar 350 kilometer, yang dipisah Teluk Persia. Artinya, kehadiran militer Israel di Manama juga hanya berjarak sekitar 350 kilometer dari Bushehr di Iran.
Ini membuat Israel berhasil melakukan gerakan balasan atas kehadiran Iran di Suriah dan Lebanon yang sangat dekat dengan perbatasan Israel. Dengan kehadiran di Manama, kini militer Israel juga dekat dengan perbatasan Iran.
Sebaliknya, mengapa Bahrain berani mengizinkan militer Israel hadir secara permanen di negara itu? Seperti sudah dimaklumi, keluarga besar Al Khalifa yang berkuasa di Bahrain merupakan dinasti yang paling lemah di kawasan Arab Teluk. Mayoritas penduduk Bahrain—yang memiliki total populasi 1,5 juta jiwa—adalah kaum Syiah. Komposisi penduduk Bahrain adalah 60 persen Syiah dan 40 persen Sunni.
Sementara keluarga besar Al Khalifa adalah penganut mazhab Sunni. Maka, sering muncul gerakan oposisi rakyat yang mayoritas Syiah. Mereka ingin menggulingkan kekuasaan keluarga Al Khalifa. Bahkan, Iran masih mengklaim Bahrain adalah bagian dari teritorialnya.
Puncak aksi rakyat Bahrain untuk menggulingkan kekuasaan keluarga Al Khalifa terjadi pada 2011, saat meletup gerakan Musim Semi Arab. Gerakan itu berhasil menumbangkan rezim diktator di sejumlah negara Arab.
Pasukan Arab Saudi saat itu turut intervensi menumpas aksi unjuk rasa rakyat Bahrain yang ingin menumbangkan keluarga Al Khalifa. Menyadari posisi lemah tersebut, keluarga besar Al Khalifa memiliki tradisi minta bantuan asing untuk mempertahankan kekuasaannya.
Sebelumnya, pasca-invasi Irak ke Kuwait tahun 1990, Bahrain segera mengizinkan AS lewat kehadiran Armada V di negara itu. Izin tersebut diberikan karena ketakutan Bahrain atas ancaman rezim Saddam Hussein saat itu. Armada V AS kini menjadi armada angkatan laut terbesar di kawasan laut Arab.
Jika dulu Armada V AS lebih ditujukan untuk menangkal ancaman rezim Saddam Hussein, kini kehadirannya dapat dipastikan untuk menghadapi ancaman Iran dan loyalisnya di kawasan. Mereka dianggap sebagai ancaman baru bagi negara-negara Arab Teluk.
Keputusan Bahrain mengizinkan perwira Angkatan Laut Israel hadir secara permanen di negara itu juga dilatarbelakangi oleh motif seperti kehadiran Armada V AS.