Indonesia Borong 42 Jet Tempur Rafale dan Jajaki 2 Kapal Selam Scorpene dari Perancis
Indonesia ingin membeli 42 unit jet tempur Rafale buatan Perancis. Indonesia juga menjajaki pembelian 2 unit kapal selam Scorpene dari negara itu.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia setuju membeli hingga 42 pesawat tempur Rafale buatan Perancis. Indonesia juga menjajaki pembelian dua kapal selam kelas Scorpene buatan Perancis.
Persetujuan pembelian itu diungkap setelah Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bertemu dengan Menhan Perancis Florence Parly, Kamis (10/2/2022), di Jakarta. ”Kita akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Mulai hari ini kontrak pertama untuk enam pesawat, yang akan disusul dalam waktu dekat untuk 36 pesawat dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan,” ujar Prabowo.
Prabowo dan Parly juga menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman kerja sama pertahanan. Nota itu termasuk antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan produsen Rafale, D’Assault Aviation, untuk perawatan Rafale yang nanti akan dibeli Indonesia ataupun untuk pesawat-pesawat buatan Perancis yang sudah beroperasi di Indonesia.
Indonesia juga menggandeng Perancis untuk pengembangan satelit pertahanan. Ada pula kerja sama untuk produksi amunisi darat.
Tidak hanya Rafale, Indonesia menjajaki pembelian dua kapal selam kelas Scorpene buatan Naval Group. Terkait Scorpene, ada penjajakan kerja sama antara PT PAL Indonesia dan Naval Group, produsen kapal selam Perancis.
Indonesia menginginkan kapal selam yang dilengkapi teknologi AIP. Kapal selam dengan teknologi itu bisa menyelam lebih lama karena tidak perlu sering-sering ke permukaan untuk menukar udara di kapal selam. Hal itu membuat kapal selam lebih sulit dilacak pihak lain. Di Asia, hanya India dan Malaysia yang mengoperasikan Scorpene.
”Kami senang Indonesia memilih Perancis untuk memodernisasi persenjataan dan saya yakin perusahaan Indonesia dapat menjadi mitra,” kata Parly seraya menyebut kesepakatan itu sebagai babak penting peningkatan pertahanan Indonesia.
Ia menyebut Rafale sebagai salah satu pesawat unggulan dan sudah dipilih oleh banyak negara sebagai tulang punggung pertahanan. Kini, Indonesia bergabung dengan negara-negara yang memilih pesawat tempur itu untuk memperkuat pertahanannya. Di Indo-Pasifik, Indonesia menyusul India yang lebih dulu membeli Rafale. ”Ini bukti kehebatan industri Perancis dan kemangkusan Rafale,” katanya.
Parly juga menyebut Indonesia sangat penting di ASEAN dan Indo-Pasifik. Ia menyebut, negaranya juga berperan penting di kawasan tersebut. Ada 2 juta warga Perancis dan 9 dari 11 zona ekonomi eksklusif (ZEE) Perancis berada di Indo-Pasifik.
Penguatan hubungan
Selain bertemu Prabowo, Parly juga bersua dengan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. Dalam pertemuan itu, Parly-Retno membahas sejumlah kerja sama kedua negara di masa mendatang. ”Indonesia berharap di masa kepemimpinan Perancis di Uni Eropa pada semester I-2022, ada kemajuan penting dalam perundingan CEPA Indonesia-Uni Eropa,” kata Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemenlu RI Achmad Rizal Purnama.
Perundingan Kesepakatan Kemitraan Kerja Sama Ekonomi (CEPA) Indonesia-Uni Eropa sudah memasuki putaran 11. Sampai sekarang, belum ada tanda-tanda perundingan itu akan selesai. Pernyataan Rizal soal sari pertemuan Retno-Parly mengisyaratkan perundingan itu kemungkinan tidak tuntas dalam waktu dekat.
Rizal juga mengatakan, Indonesia memahami kepentingan Perancis di Indo-Pasifik. Perancis adalah salah satu negara Eropa yang punya wilayah di Indo-Pasifik. Karena itu, Indonesia ingin bermitra lebih erat dengan negara terkaya kedua di Uni Eropa itu.
Salah satu bentuknya adalah dengan membuat dialog antarmenlu-menhan kedua negara. Dialog itu diharapkan segera terwujud dalam waktu dekat.