Aung San Suu Kyi sudah menjalani tahanan rumah hampir setahun sekaligus menjalani sidang atas sejumlah kasus yang dituduhkan junta militer. Belakangan, Suu Kyi sakit-sakitan sehingga beberapa kali sidang ditunda.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
NAYPYIDAW, JUMAT — Persidangan kasus dugaan korupsi penyewaan dan pembelian helikopter dengan terdakwa pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi (76), berlanjut, Jumat (4/2/2022). Sidang sebelumnya yang sedianya dilakukan pada hari Kamis ditunda karena Suu Kyi mengaku sakit kepala akibat tekanan darah rendah.
Belakangan, Suu Kyi dilaporkan kerap sakit dan tidak hadir di pengadilan. Ini misalnya terjadi pada September dan Oktober 2021. Informasi mengenai kondisi kesehatan Suu Kyi itu diperoleh dari sumber yang tak mau disebutkan namanya. Tim pengacara Suu Kyi khawatir kondisi kesehatan Suu Kyi menurun karena terlalu sering hadir di pengadilan.
Selain kasus dugaan korupsi, Suu Kyi juga dituntut atas tuduhan telah membocorkan rahasia negara dan sejumlah kasus lainnya. Pada sidang, Kamis, junta militer mengumumkan telah mengajukan tuduhan korupsi ke-11.
Suu Kyi dituduh menerima uang suap senilai 550.000 dollar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk sumbangan untuk yayasan amal. Harian The Global New Light of Myanmar menyebutkan, Suu Kyi terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun khusus untuk kasus suap itu saja.
Setelah melancarkan kudeta terhadap pemerintahan sah per 1 Februari 2021, junta militer Myanmar menahan sejumlah lawan politiknya. Di antaranya Suu Kyi. Kepada peraih Nobel Perdamaian pada 1991 itu, junta menjatuhkan tuduhan sejumlah kasus kriminal.
Untuk beberapa kasus sejauh ini, Suu Kyi sudah dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Ia dinyatakan bersalah karena telah menghasut rakyat untuk memberontak terhadap militer, melanggar aturan Covid-19, dan melanggar undang-undang telekomunikasi karena mengimpor dan memiliki alat komunikasi jarak dekat secara ilegal.
Para pendukung Suu Kyi dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan kasus-kasus tuntutan terhadap Suu Kyi itu tidak berdasar dan dibuat-buat hanya untuk mencegah Suu Kyi kembali ke politik dan ikut pemilu lagi. Junta militer pernah berjanji akan menggelar pemilu pada 2023.
Sidang kasus korupsi Suu Kyi selanjutnya dijadwalkan per 11 Februari. Pada saat yang sama, Suu Kyi juga akan menjalani proses sidang kecurangan pemilu mulai 14 Februari mendatang. Suu Kyi dituduh curang dan memengaruhi pemungutan suara pada pemilu 2020 untuk memenangi masa jabatan kedua. Tuduhan kecurangan pemilu inilah yang menjadi alasan junta militer melakukan kudeta militernya.
Jika dinyatakan bersalah atas semua kasus tuntutan hukum itu, Suu Kyi bisa dipenjara sampai lebih dari 150 tahun. Selama proses persidangan, Suu Kyi tetap dikenai tahanan rumah. Suu Kyi ditahan sejak pemerintahan sipilnya digulingkan melalui kudeta militer tahun lalu.
Kudeta militer itu memicu gelombang protes masyarakat yang direspons keras oleh junta dengan cara operasi militer hingga menewaskan lebih dari 1.500 warga sipil. Selama ditahan, Suu Kyi tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain selain tim pengacaranya. Wartawan juga tidak diperbolehkan meliput proses sidang Suu Kyi dan pengacara Suu Kyi juga tidak boleh berbicara dengan wartawan.
Suu Kyi sudah ditahan tanpa alasan lebih dari setahun dan dijaga ketat. Ia bahkan tidak bisa sering bertemu pengacara. Saya tidak yakin ia mendapatkan perawatan medis yang layak.
Ketua Kelompok Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia Charles Santiago prihatin dan khawatir dengan kondisi kesehatan Suu Kyi. ”Suu Kyi sudah ditahan tanpa alasan lebih dari setahun dan dijaga ketat. Ia bahkan tidak bisa sering bertemu pengacara. Saya tidak yakin ia mendapatkan perawatan medis yang layak,” ujarnya.
Santiago mendesak agar Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, yang menjadi utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, segera menengok Suu Kyi agar diketahui kondisi kesehatan yang sebenarnya. Sampai sekarang, junta militer masih melarang siapa pun menemui Suu Kyi. (REUTERS/AFP/AP/LUK)