Tiga Alasan Eropa Punya Kesempatan Akhiri Pandemi Covid-19
Banyak negara di Eropa, termasuk Inggris dan Denmark, telah mencabut hampir semua kebijakan pembatasan pergerakan warganya. Alasan mereka, gelombang penularan Covid-19 galur Omicron telah melewati puncaknya.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
KOPENHAGEN, KAMIS — Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO wilayah Eropa, Hans Kluge, Kamis (3/2/2022), mengatakan bahwa Benua Eropa saat ini memiliki kesempatan yang realistis untuk berada di garis akhir masa pandemi Covid-19. Hal itu dimungkinkan karena Eropa memiliki tiga faktor pendukung, yakni tingkat imunitas yang tinggi karena vaksinasi Covid-19 dan infeksi alami, kecenderungan berkurangnya penyebaran virus korona baru dalam cuaca yang lebih hangat, serta tingkat keparahan Covid-19 galur Omicron yang lebih rendah.
”Periode perlindungan yang lebih tinggi ini harus dilihat sebagai fase ’gencatan senjata’ yang bisa membawa kita pada kondisi perdamaian abadi,” ujar Kluge menganalogikan kondisi pandemi Covid-19 di Benua Biru dengan pertempuran dalam acara jumpa pers.
Ia berharap, banyak hal positif seiring datangnya musim semi dalam beberapa pekan mendatang. Penyebaran virus korona baru pun diperkirakan akan turun secara alami. Kluge menilai hal itu akan memberi peluang dan kemungkinan tibanya masa tenang yang panjang bagi Eropa. Sebab, tingkat imunitas yang jauh lebih tinggi di populasi akan lebih tahan menghadapi setiap kebangkitan tingkat penularan Covid-19.
Menurut Kluge, bahkan jika galur virus korona baru lain muncul, otoritas kesehatan di Eropa harus dapat mengendalikannya. Syaratnya adalah imunitas dan upaya peningkatan imunitas itu harus terus berlanjut, bersama dengan intervensi kesehatan masyarakat lainnya. Proses vaksinasi Covid-19 pun terus digalakkan tanpa kompromi secara lintas batas negara di Eropa. Kluge menegaskan, penyaluran vaksin pada semua orang di benua itu dan sekitarnya harus menyeluruh.
Para ilmuwan telah berulang kali memperingatkan bahwa tanpa ada vaksinasi terhadap sebagian besar populasi dunia, Covid-19 kemungkinan akan terus menyebar. Itu berarti, virus korona baru akan terus bermutasi, termasuk kemungkinan munculnya varian yang lebih mematikan dan lebih mudah menular.
Banyak negara di Eropa, termasuk Inggris dan Denmark, telah mencabut hampir semua kebijakan pembatasan pergerakan warganya. Negara-negara itu beralasan, gelombang penularan Covid-19 galur Omicron telah melewati puncaknya. Negara lain di Eropa, seperti Spanyol, tengah mempertimbangkan status Covid-19 sebagai endemik yang mungkin dapat ditangani seperti flu musiman.
Di kantor pusat WHO di Geneva, Swiss, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun memperingatkan bahwa dunia secara keseluruhan masih jauh dari akhir pandemi Covid-19. ”Kami prihatin bahwa muncul narasi di beberapa negara bahwa karena vaksin dan penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, usaha mencegah penularan tidak mungkin dan bahkan tidak lagi diperlukan,” kata Tedros pada Selasa lalu.
”Tidak ada yang bisa memastikan kapan akhir pandemi,” kata Tedros.
WHO menyatakan, negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi tidak boleh menyerah pada tekanan politik dan melepaskan semua kebijakan terkait pandemi Covid-19 secara bersamaan. Kluge mencatat, ada 12 juta kasus Covid-19 di seluruh wilayah WHO Eropa pekan lalu. Angka itu merupakan total mingguan tertinggi selama pandemi. Dia mengatakan, lonjakan itu didorong oleh galur Omicron yang sangat menular, tetapi perawatan di unit perawatan gawat darurat rumah sakit tidak meningkat secara signifikan.
Dosis keempat di Jerman
Dari Berlin dilaporkan otoritas kesehatan Jerman merekomendasikan vaksinasi penguat dosis keempat Covid-19. Hal itu akan diprioritaskan lebih dulu untuk kelompok berisiko. Rekomendasi ini mengikuti jejak Israel dan beberapa negara Eropa lainnya. Komisi Vaksin Jerman, STIKO, mengatakan bahwa suntikan tambahan bagi kelompok warga yang paling rentan diperlukan setelah data terbaru menunjukkan ”bahwa perlindungan terhadap galur Omicron yang beredar saat ini berkurang dalam beberapa bulan setelah vaksinasi penguat pertama diberikan”.
Vaksin penguat dosis keempat akan diberikan kepada kelompok warga berusia di atas 70 tahun dan siapa pun yang berusia di atas lima tahun dengan sistem kekebalan yang lemah, kata STIKO. Vaksin penguat tersebut juga akan diberikan kepada mereka yang bekerja di fasilitas medis dan perawatan. Tujuannya adalah untuk membatasi dampak dari tindakan karantina dan penyebaran penyakit di kalangan mereka.
Israel menjadi negara pertama di dunia yang mulai meluncurkan vaksin penguat dosis keempat Covid-19 bulan lalu. Suntikan vaksin penguat itu ditujukan terlebih dahulu bagi kalangan warga berusia lanjut dan petugas kesehatan. Vaksinasi penguat dosis keempat selanjutnya akan berlanjut bagi warga yang berusia di atas 18 tahun. Denmark, Hongaria, dan Spanyol juga menawarkan suntikan keempat kepada kelompok berisiko tinggi, seperti juga negara-negara lain, termasuk Chile dan Brasil. (AFP/AP/REUTERS)