Pejuang Lingkungan Hidup Dominasi Kandidat Nobel Perdamaian 2022
Individu dan organisasi yang bergerak memperjuangkan isu lingkungan hidup dan kemerdekaan mendominasi kandidat penerima Nobel Perdamaian tahun 2022. Komite Nobel Norwegia akan mengumumkan penerima Nobel, Oktober 2022.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
OSLO, SELASA — Bursa kandidat penerima Nobel Perdamaian 2022 sudah ditutup 31 Januari lalu. Sejumlah nama individu dan organisasi diajukan. Ada kandidat baru tetapi banyak juga kandidat lama yang dinominasikan kembali tahun ini. Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, yang merupakan pemerintah bayangan Myanmar sejak kudeta militer 2021, diusulkan tahun ini bersama dengan ”kandidat lama” seperti remaja aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, dan Paus Fransiskus.
Ada ribuan orang, mulai dari anggota parlemen seluruh dunia sampai dosen di perguruan tinggi, yang mendapatkan hak mengajukan nama dan nama-nama yang muncul, Selasa (1/2/2022), itu berasal dari anggota parlemen Norwegia. Mereka yang berhak memilih boleh mengumumkan nama-nama kandidat pilihannya. Anggota parlemen Norwegia menominasikan kandidat Nobel Perdamaian setiap tahun sejak 2014, kecuali tahun 2019. Tahun lalu, mereka menominasikan salah satu wartawan asal Filipina yang akhirnya meraih Nobel Perdamaian, yakni Maria Ressa.
Namun, pilihan para nominator itu belum tentu akan dipilih juga oleh Komite Nobel Norwegia yang berhak memutuskan penerima Nobel. Lima anggota Komite Nobel Norwegia juga boleh mengajukan nama kandidat pilihannya sendiri pada pertemuan pertama Komite Nobel pada 4 Maret mendatang. Pilihan akhir Komite Nobel akan tetap menjadi rahasia sampai diumumkan nantinya. Selama 50 tahun, nama-nama kandidat yang pernah muncul dan kandidat yang gagal atau tidak terpilih tersimpan rapat-rapat.
Lingkungan hidup
Kandidat aktivis yang bergerak di isu perlindungan lingkungan hidup selalu muncul setiap tahun. Kali ini, selain Thunberg, nama penyiar program televisi mengenai lingkungan asal Inggris, David Attenborough (95), muncul. Attenborough dikenal karena program serial televisi Life on Earth dan The Blue Planet. Ia dinominasikan bersama dengan Platform Kebijakan Sains Antarpemerintah tentang Layanan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (IPBES) yang menilai keadaan keanekaragaman hayati di seluruh dunia untuk pembuat kebijakan.
”Mereka dipilih karena upayanya menginformasikan dan melindungi keanekaragaman alam bumi, prasyarat untuk masyarakat yang berkelanjutan dan damai," kata pemimpin Partai Hijau Norwegia di parlemen Norwegia, Une Bastholm.
Anggota parlemen dari Partai Hijau lainnya ada juga yang menominasikan Thunberg bersama dengan gerakan Jumat untuk Masa Depan yang ia mulai. Selama ini aktivis lingkungan memang kerap terpilih meraih Nobel Perdamaian, seperti aktivis asal Kenya, Wangari Maathai; Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim; dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore. Ketua Partai Liberal Norwegia Guri Melby memilih Menteri Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe sebagai kandidat karena selama ini gencar menyoroti isu perubahan iklim.
Kofe bahkan pernah merekam pidatonya untuk Konferensi Ke-26 untuk Perubahan Iklim (COP 26) tahun lalu dengan berdiri di pinggir pantai dengan kaki terendam hingga sedengkul. ”Ia mengingatkan, Tuvalu dan negara-negara lain yang berada di Pasifik selama ini memegang peranan penting untuk mengingatkan kita akan adanya ancaman krisis iklim yang nyata,” tulis Melby di Twitter.
Paus Fransiskus juga dinominasikan terkait upayanya membantu menangani krisis iklim dan mengupayakan perdamaian serta rekonsilitasi. Ia dinominasikan oleh mantan Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Dag Inge Ulstein. Kandidat lain yang muncul adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang selama dua tahun terakhir ini berjuang melawan pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Politik
Di bidang politik, nama Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), pemerintah bayangan yang dibentuk tahun lalu oleh kelompok-kelompok oposisi junta militer setelah Aung San Suu Kyi ditahan, juga dinominasikan. Selain itu, ada pula nama pemimpin oposisi Belarus yang kini mengasingkan diri, Sviatlana Tsikhanouskaya. Ia dinominasikan oleh Institut Penelitian Perdamaian Oslo karena keberaniannya memperjuangkan demokrasi dan kebebasan di Belarus.
”Ia berperan penting melawan Presiden Alexander Lukashenko dan otoritas Belarus tanpa menggunakan kekerasan. Ia mengajak adanya pemilu yang jujur dan adil serta mengakhiri kekerasan pada demonstran,” kata Direktur PRIO Henrik Urdal.
Nama-nama kandidat lain yang dipublikasikan adalah aktivis Rusia, Alexei Navalny; Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag; WikiLeaks dan Chelsea Manning; NATO, lembaga bantuan CARE; aktivis hak asasi manusia Iran, Masih Alinejad; dan Dewan Arktik, forum antarpemerintah untuk kerja sama negara-negara Arktik. Para pemenang Nobel akan diumumkan pada Oktober mendatang di Oslo. Tahun lalu, Nobel Perdamaian diberikan kepada dua wartawan yang memperjuangkan kebebasan informasi, yakni Maria Ressa dari Filipina dan Dmitry Muratov dari Rusia. (REUTERS/AFP)