Pengembangan pesawat dan tank menjadi fokus kerja sama pertahanan Indonesia-Turki. Aneka produk pertahanan nasional diharapkan bisa lahir dari berbagai kerja sama itu.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Di sela pertemuan pemimpin G-20 di Italia, Presiden Joko Widodo mengundang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertandang ke Indonesia pada 2022. Kunjungan itu akan menjadi salah satu momentum penguatan hubungan Indonesia-Turki.
Rencana lawatan itu menjadi salah satu fokus Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki. Kepada Erdogan, Presiden secara lugas berharap lawatan bisa diwujudkan pada awal 2022. Duta Besar RI di Ankara Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa KBRI Ankara dan Kantor Kepresidenan Turki terus berkomunikasi dengan rencana lawatan itu.
Selain lawatan Erdogan, KBRI Ankara juga fokus menguatkan kerja sama Indonesia-Turki di berbagai sektor. Salah satunya pertahanan. ”Ada banyak kemajuan kerja sama pertahanan Indonesia-Turki,” kata Iqbal, Selasa (25/1/2022), di Ankara.
Kerja sama pertahanan Ankara-Jakarta memang bukan hal baru. Pada 2010, Indonesia-Turki menandatangani nota kesepahaman pengembangan industri pertahanan. Lewat nota itu antara lain disepakati pembuatan tank menengah yang di Indonesia dikenal sebagai tank Harimau. Tank itu dikembangkan dari tank Kaplan yang dibuat FNSS Turki.
Pada 2011, kedua negara meneken Protokol Kerja Sama Industri Pertahanan. Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia-Turki juga rutin menggelar pertemuan para pemangku kepentingan industri pertahahan (DICM). Pertemuan terakhir digelar secara virtual pada November 2021. Selain lembaga negara terkait sektor pertahanan, DICM juga diikuti perwakilan industri pertahanan.
Dari Indonesia, industri yang terlibat DICM antara lain PT Dirgantara Indonesia, Pindad, LEN, Dahana, Tesco, Garda Persada, Bhimasena, hingga Napindo. Sementara dari Turki antara lain ada FNSS, Roketsan, BEST, SSB, Yanca Onuk, Baykar, Havelsan, Aselsan, dan Turkish Aerospace Inc (TAI).
Indonesia-Turki terus menjajaki kerja sama pengembangan kapal patroli dan kapal selam, kendaraan nirawak di udara dan laut, dan roket. Jakarta-Ankara juga terus mematangkan kerja sama perangkat lunak untuk aneka persenjataan, perangkat manajemen data tempur, perangkat lunak komunikasi pertahanan, sistem pengendali roket dan rudal, serta peningkatan perangkat lunak pesawat-pesawat patroli yang digarap bersama PTDI dan TAI.
PTDI dan TAI antara lain sepakat memperpanjang kerja sama produksi pesawat N219, perawatan pesawat CN235. Ada pula kesepakatan pengembangan pesawat N245.
Selain dengan TAI, PTDI juga sejak lama bekerja sama dengan Aselsan. Lewat kerja sama itu, Indonesia-Turki mengembangkan sistem komunikasi dan pertahanan elektronika untuk CN235. Aneka hasil kerja sama dan rencana pengembangan itu akan dipamerkan pada Indo Defence 2022. Selama bertahun-tahun, Indo Defence menjadi ajang utama pameran perkembangan industri pertahanan Indonesia.
Magang
Iqbal juga mengatakan, TAI sudah menerima sejumlah mahasiswa Indonesia untuk magang di beberapa divisinya. Kesempatan itu penting karena memberi peluang mahasiswa Indonesia mempelajari praktik di salah satu pelaku utama industri pertahanan Turki tersebut.
”KBRI sudah sepakat dengan sejumlah industri strategis lainnya untuk memagangkan lebih banyak mahasiswa Indonesia di Turki, antara lain di industri konstruksi, perkapalan, teknologi informasi, dan pesawat nirawak. Kami mencoba memberikan nilai tambah bagi mahasiswa Indonesia di Turki agar memiliki pengalaman kerja yang berkelas, mengenal budaya perusahaan dan ekosistem industri di Turki,” tutur Iqbal.
TAI, yang dalam bahasa Turki bernama TUSAS, mendapat lisensi untuk merakit antara lain jet tempur F-16, pesawat angkut-patroli CN-235, pesawat latih SF 260, dan pesawat patroli AS-532. TUSAS juga mengembangkan pesawat nirawak dan berbagai pesawat untuk keperluan sipil.
Menurut Iqbal, pengembangan pesawat dan tank menjadi fokus kerja sama pertahanan Indonesia-Turki. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto berkali-kali bertandang ke Turki untuk mematangkan kerja sama itu.
Dalam lawatan ke Ankara pada Oktober 2021, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut bahwa Indonesia-Turki membuat mekanisme dialog baru. Jakarta-Ankara sepakat ada pertemuan Menlu-Menhan kedua negara. Untuk 2022, pertemuan 2+2 itu direncanakan diselenggarakan setelah lawatan Erdogan ke Jakarta.
Lewat rangkaian kerja sama itu, diharapkan tidak hanya tank Harimau yang dihasilkan, tetapi juga lahirnya aneka produk pertahanan nasional. Selain untuk pemenuhan persenjataan nasional, produk-produk hasil kerja sama juga diharapkan bisa diekspor ke negara lain. Sejauh ini, beberapa negara sudah menunjukkan minat membeli produk dari kerja sama itu. Produk-produk itu dinilai cocok dengan kebutuhan dan kemampuan negara-negara tersebut.