Akun WeChat PM Morrison Diretas, Australia Tuding China Bermain
Akun media sosial WeChat milik Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, tiba-tiba hilang dan berganti nama. Ada dugaan akun itu diretas dan dihapus oleh China.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
SYDNEY, SENIN – Akun milik Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, di aplikasi media sosial China, WeChat, tiba- tiba hilang. Diduga ada campur tangan dari China. Ada dugaan akunnya diretas atau dihapus.
Namun, perusahaan teknologi China, Tencent Holdings, Ltd., yang memiliki WeChat, membantah telah meretas ataupun menghapus akun Morrison. Dugaan soal campur tangan China itu muncul karena akun Morrison yang dibuat pada Februari 2019 itu diganti dengan nama "kehidupan baru China Australia". Unggahan terakhir dari akun bernama "kehidupan baru China Australia" itu pada 9 Juli 2021.
"Sepertinya ada perselisihan terkait kepemilikan akun. Akun itu awalnya terdaftar dengan nama individu China, lalu dipindahkan oleh operator WeChat saat ini," kata seorang juru bicara Tencent.
Akun baru bernama "kehidupan baru China Australia" itu disebutkan menjadi milik perusahaan Fuzhou 985 Technology Co., Ltd. yang bermarkas di Provinsi Fujian sejak 28 Oktober 2021. Namun, akun itu sudah terlihat aktif pertama kali mulai 1 Februari 2019 bersamaan unggahan pertama Morrison yang bertuliskan: "Saya sangat senang membuka akun resmi WeChat saya".
Morrison membuka akun di WeChat sebenarnya hanya agar bisa berkomunikasi dalam bahasa Mandarin dengan komunitas China-Australia yang berjumlah cukup besar di Australia menjelang pemilu federal Australia tahun 2019.
Jumlah pengikut akun Morrison waktu itu mencapai 76.000 orang. Saat itu, Morrison sudah khawatir dengan kemungkinan akunnya diretas Partai Komunis China. Ada dugaan Morrison memiliki akun Weixin yang harus didaftarkan oleh seseorang di China, bukan akun WeChat yang bisa diakses oleh pengguna luar negeri.
Seorang karyawan perusahaan Fuzhuo 985 Technology, Huang Aipeng, mengaku pembelian akun itu legal. Dalam unggahan pertamanya, Fuzhuo 985 mengumumkan kepada para pengikutnya bahwa akun itu akan digunakan untuk menceritakan kehidupan masyarakat China di Australia.
Belum ada komentar dari Morrison mengenai kasus ini. Tetapi, salah seorang senator Partai Liberal yang juga Ketua Komite Bersama Parlemen Australia, James Paterson, menuduh China ada di balik insiden ini. "Tindakan pemerintah China menutup akun perdana menteri itu jelas mencampuri demokrasi kita," kata Paterson kepada radio 2GB.
Paterson kemudian mengajak para politikus Australia untuk memboikot aplikasi WeChat. Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke, dan anggota parlemen koalisi Gladys Liu ikut memboikot WeChat.
Selain karena ada peng- gantian nama akun, dugaan keterlibatan China ini muncul juga karena pernah ada kejadian pada Desember 2020. Pada waktu itu, WeChat menghapus unggahan Morrison yang mempertahankan penyelidikan Australia pada tuduhan kejahatan perang yang dilakukan tentara Australia. Unggahan Morrison itu juga mengkritik juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, yang mengunggah foto tentara Australia sedang memegang pisau.
Harian The Daily Telegraph menyebutkan Morrison sudah tidak bisa mengakses akunnya di WeChat sejak unggahan terakhir dari akun "kehidupan baru China Australia", 9 Juli 2021. Anehnya, semua unggahan di akun itu terkait dengan pengumuman pemerintah Australia atau pesan dari Morrison.
Huang Aipeng mengaku pihaknya membeli akun yang mempunyai banyak pengikut di Australia. Ia tidak menyadari bahwa akun yang dibeli itu milik Morrison. Proses pembelian akun itu dilakukan dengan seorang laki-laki warga China yang tinggal di Fuzhou. "Akun ini punya banyak pendukung sehingga kami memutuskan membelinya," ujar Huang.
Selama ini partai politik Australia kerap memanfaatkan platform media sosial China untuk berkomunikasi dengan masyarakat etnis China yang memiliki hak pilih di Australia. Kali ini sepertinya Partai Liberal hendak memanfaatkan WeChat Morrison lagi untuk mensosialisasikan kebijakan- kebijakannya terkait perayaan Tahun Baru China. Untuk membuka akun WeChat memang baik Partai Liberal maupun Partai Buruh sama-sama menggunakan jasa agen. Akun Morrison didaftarkan dengan menggunakan nama warga China di China yang bertindak sebagai operator akunnya.
Zhao menegaskan persoalan akun WeChat Morrison itu masalah antara para politikus Australia dengan WeChat. Bukan antara pemerintah China dengan pemerintah Australia.
Analis senior di Institut Kebijakan Strategis Australia, Fergus Ryan, menilai risikonya sangat besar ketika ada akun perdana menteri yang didaftarkan dengan nama warga China. "Itu sangat tidak disarankan dan juga sebenarnya melanggar aturan WeChat. Masalahnya, ada banyak politikus Australia yang melakukan ini," ujarnya.
Pakar isu China di Australian National University, Graeme Smith, jika dugaan peretasan oleh China itu benar maka hal itu wajar saja karena mudah dilakukan mengingat akun Morrison itu terdaftar atas nama warga China. Tidak sulit meretas akun di China. "Kita tidak tahu siapa yang ada di balik kasus ini. Tetapi bisa saja terkait dengan pemerintah China," ujarnya.