Sempat Putus Kontak Lima Hari, Tonga Segera Dapat Bantuan Kemanusiaan
PBB melaporkan 84.000 warga Tonga terkena dampak parah dari bencana letusan gunung api di wilayah itu. Kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak adalah air bersih, makanan, dan barang-barang kebutuhan lainnya.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
CANBERRA, KAMIS — Komunikasi dari Tonga dengan dunia luar yang sempat terputus akhirnya bisa tersambung lagi pada Rabu (19/1/2022) malam. Sebelumnya, pascaerupsi gunung berapi bawah laut, Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai, selama lima hari Tonga seakan ”raib” dari muka bumi. Komunikasi ke negara itu terputus.
Berbicara kepada Reuters dari Nuku’alofa, jurnalis Marian Kupu mengatakan, warga Tonga tengah sibuk membersihkan abu yang melekat di rumah-rumah mereka. Banyak warga khawatir mereka akan kehabisan air minum. ”Setiap rumah punya tangki air sendiri, tetapi kebanyakan penuh debu sehingga tidak aman untuk diminum,” kata Kupu. Ia juga mengatakan, sejumlah desa di sisi barat Tonga terdampak sangat parah. ”Saya tidak akan mengatakan kami berharap adanya lebih banyak kematian. Namun, ketika kami berbicara saat ini, pemerintah sedang mencoba untuk terbang ke pulau-pulau lain untuk memeriksa mereka.”
Tersambungnya kembali komunikasi Tonga dengan dunia luar menjadi kabar baik bagi publik global, khususnya warga Tonga yang berada di luar negeri. Mereka dilanda kepanikan luar biasa ketika jalur komunikasi dengan Tonga terputus lima hari terakhir. Mereka kini lebih tenang setelah dapat menjalin kontak dengan sanak keluarga mereka di Tonga dan mendapati kabar bahwa sanak saudara mereka baik-baik saja. ”Lega rasanya setelah kami dapat berkomunikasi dengan orang yang kami cintai,” kata John Pulu, seorang tokoh televisi dan radio Tonga yang berbasis di Auckland, Selandia Baru. ”Kami menghela napas lega dan tidur sedikit lebih baik.”
Sejak letusan terjadi, komunikasi warga Tonga dengan dunia luar terputus. Hubungan telepon antara Tonga dan dunia luar terhubung kembali pada Rabu malam. Menurut otoritas komunikasi Tonga, pemulihan layanan internet secara penuh kemungkinan akan memakan waktu satu bulan atau lebih.
Seiring membaiknya jaringan komunikasi di Tonga, bantuan kemanusiaan mulai mengalir dari Australia dan Selandia Baru. Bantuan itu dipastikan akan mencapai negara kepulauan di Pasifik Selatan itu, Kamis ini.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan, sebuah pesawat Angkatan Udara Australia yang sarat dengan pasokan makanan, obat-obatan, dan sanitasi telah meninggalkan Brisbane. Pesawat itu juga membawa alat penyapu untuk membantu menghilangkan abu dari landasan pacu bandara di Tonga. Ia juga mengungkapkan, pesawat lain pembawa bantuan dari Australia akan menyusul menuju Tonga pada Kamis malam.
Bantuan ke Tonga juga dikirim Pemerintah Selandia Baru. Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan, angkatan udaranya telah mengirim pesawat C-130 Hercules dari Auckland. Pesawat itu akan mendarat di ibu kota Tonga, Nuku’alofa pada Kamis petang. ”Pesawat itu membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan bantuan tanggap bencana, termasuk wadah air, aneka wadah untuk tempat penampungan sementara, generator, peralatan kebersihan dan keluarga, serta peralatan komunikasi,” kata Mahuta.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa sekitar 84.000 orang—lebih dari 80 persen dari total populasi Tonga—telah terdampak parah. Kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak adalah air bersih, makanan, dan barang-barang nonpangan. ”Mereka terkena dampak karena kehilangan rumah, kehilangan kontak komunikasi, dan juga mengalami aneka masalah terkait dengan ketersediaan air,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Tonga dilakukan dengan sistem khusus, terutama mengingat kondisi pandemi Covid-19. Pengiriman bantuan itu akan dilakukan tanpa kontak langsung dengan warga setempat. Pesawat pengirim bantuan juga diharapkan hanya berada di darat hingga maksimal 90 menit sebelum kembali ke Selandia Baru dan Australia. Langkah itu diambil sehubungan dengan kondisi Tonga yang sejauh ini bebas Covid-19. Kontak langsung dengan orang luar Tonga dikhawatirkan dapat menyebabkan penyebaran Covid-19 di negara itu.
Selain melalui pesawat terbang, Selandia Baru juga mengirimkan dua kapal yang salah satunya membawa 250.000 liter air dan peralatan penjernih air yang akan mampu menghasilkan 70.000 liter air sehari. Kapal tersebut dijadwalkan tiba pada Jumat (21/1) pekan ini. Dilaporkan beberapa kapal lain dari Selandia Baru akan tiba pada Kamis ini, kapal itu sekaligus akan memeriksa jalur pelayaran dan kondisi di sekitar dermaga di pelabuhan Tonga.
Sebagaimana diwartakan, letusan gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di Tonga pada Sabtu (15/1) pekan lalu—tercatat hingga hari ini—menewaskan sedikitnya tiga orang. Letusan gunung yang terdengar hingga Alaska itu juga memicu tsunami di Tonga. Tsunami dilaporkan merusak kawasan perdesaan, resor-resor wisata, dan banyak bangunan di negara berpenduduk sekitar 105.000 orang itu. (AP/AFP/REUTERS)