Gara-gara kebijakan pembatasan, seorang pasangan yang baru berkenalan, akhirnya memutuskan bertunangan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·2 menit baca
Zhao Xiaoqing (28), perempuan asal Provinsi Shaanxi tidak menyangka kencan satu malamnya dengan seorang lelaki yang baru dikenalnya, bisa berujung pada pertunangan.
Zhao, seperti halnya pemuda-pemudi yang tinggal di daerah pedesaan di China, seringkali mengandalkan keluarga atau sahabatnya untuk mencari jodoh. Pada saat kencan pertama, biasanya mereka juga bertemu dengan “calon keluarga”.
“Aku tidak pernah terpikir harus menginap. Apalagi dalam waktu lama. Karena hal itu membuat canggung,” kata Zhao.
Hal itu berawal dari pertemuan keduanya dengan Zhao Fei, sang lelaki yang kini menjadi tunangannya, di Kota Xianyang. Semula Zhao berpikir kencan itu hanya akan menjadi “affair” biasa.
Namun, pada saat kencan itu berlangsung, otoritas setempat memutuskan untuk mengunci kota dan memerintahkan warga untuk tidak keluar rumah. Zhao, yang tengah berkencan, tidak bisa pulang ke rumah di kota asalnya.
Sepekan setelah tinggal bersama dengan sang lelaki dan keluarganya, orang tua lelaki tersebut mendesak pasangan itu untuk bertunangan. Tapi, Zhao menolak dengan alasan hal itu terlalu terburu-buru.
Tapi, “cinta” tumbuh perlahan. Zhao, yang sehari-hari berjualan apel secara daring, merasakan perubahan pada hatinya. “Setiap malam dia menemani saya berjualan secara daring, siaran langsung. Meski sudah sangat larut, dia selalu menemani saya. Hal itu membuat saya tersentuh,” kata Zhao.
Zhao mengaku jiwa mereka telah menyatu. Dan, kedua orang tua mereka bahagia dengan keputusannya untuk bertunangan. (AFP)