Jika Terpilih, Capres Korsel Ini Bantu Tumbuhkan Rambut Warga Berkepala Botak
Kandidat presiden Korsel dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung, dalam kampanye mengangkat isu jaminan kesehatan untuk membantu pertumbuhan rambut warga yang berkepala botak. Ada kaitan dengan isu diskriminasi, katanya.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
Seoul
Kampanye pemilu, terlebih untuk memperebutkan jabatan presiden, kudu kreatif. Jika perlu, harus anti-mainstream dan punya daya kejut. Apalagi, persaingan dengan capres lain diperkirakan bakal sengit.
Yakin bakal mendongkrak dukungan suara, kandidat presiden dari Partai Demokrat di Korea Selatan, Lee Jae-myung, mengangkat isu perlindungan bagi warga berkepala botak. Bukan bercanda, bukan pula main-main. Serius.
Dalam kampanye melalui unggahan di Facebook, Jumat (14/1/2022), Lee berargumentasi, orang berkepala botak dan ingin menumbuhkan rambutnya harus dibantu dengan pembiayaan negara untuk mencegah ”diskriminasi” yang kerap mereka alami. Ia berjanji akan memperluas cakupan jaminan biaya kesehatan oleh pemerintah pada perawatan, termasuk transplantasi rambut yang mahal ongkosnya, jika menang pada pemilu presiden, Maret mendatang.
"Saya akan memperluas cakupan jaminan kesehatan umum hingga penanganan rambut rontok warga... dan juga akan mempertimbangkan membantu pembiayaan transplantasi bagi warga yang mengalami rontok rambut secara parah," tulis Lee dalam kampanye melalui akun Facebook-nya.
Lee, pengacara hak asasi manusia, menyebut warga yang rambutnya rontok dan berkepala botak mengalami ”komentar-komentar diskriminatif setiap hari di segala umur dan kelompok-kelompok jender”. Salah satu misi pencalonannya jelas: menjaga helai demi helai rambut para pemilihnya.
Guna meyakinkan bahwa janji kampanye ini bukan untuk kepentingan pribadinya, Lee tampil dalam video singkat melalui unggahan pesan di Facebook, Jumat itu. Dari tampilannya, ia terlihat tidak mengalami masalah rambut rontok. Rambutnya lurus, tersisir rapi. Sesekali ia mengusap rambutnya saat melontarkan janji kampanye tersebut.
Lee menjelaskan, banyak warga Korsel menggunakan pengobatan yang tidak efektif dan berpotensi membahayakan untuk mengatasi masalah rambut rontok itu. Penyebabnya, perawatan "kosmetik" untuk rambut rontok tersebut mahal dan tidak ditanggung dalam jaminan kesehatan.
Mungkin karena isunya tidak lazim dan anti-mainstream itu, unggahan pesan kampanye tersebut dalam hitungan menit langsung mengundang ratusan tanda ”suka” (like).
”Rambut rontok adalah penyakit. Aku dukung sepenuhnya janjinya,” tulis pendukungnya di laman berita terbesar kedua di Korsel, Daum. Tetapi, ada juga yang mengejek. ”Apakah resep Viagra juga akan ditanggung? Bagaimanapun, itu bukan uang kalian,” balas warganet yang lain di laman tersebut.
Ada yang pro, ada pula yang kontra. Hawa politik di Negeri Ginseng itu pun semakin panas. Lee adalah salah satu dari dua kandidat terdepan dalam bursa persaingan pemilu presiden Korsel. Pesaingnya adalah Yoon Suk-yeol, kandidat dari kubu oposisi. Presiden Korsel saat ini, Moon Jae-in, tidak bisa mencalonkan diri untuk periode kedua. Ia diperkirakan akan meletakkan jabatannya, Mei mendatang.
Dari sejumlah survei dan jajak pendapat, angka dukungan bagi Lee dan Yoon hanya terpaut dalam rentang margin of error. Menurut kalkulasi tim kampanye Lee, isu rambut rontok dinilai bakal cukup signifikan mengatrol angka dukungan. Isu itu disebut akan memengaruhi satu dari lima warga Korsel.
Seperti pada kontestasi perebutan jabatan politik di tempat-tempat lain, kalkulasi mesti cermat. Jangan sampai, mengangkat isu rambut rontok, eh... tahu-tahu malah dukungan suara yang rontok. (AFP)