Indonesia Kirim Bantuan Tambahan untuk Afghanistan
Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan kepada Afghanistan berupa obat-obatan dan nutrisi. Afghanistan tengah mengalami krisis kemanusiaan terparah sedunia.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Afghanistan. Bantuan berupa makanan dan nutrisi ini merupakan tambahan dari bantuan kemanusiaan dan kerja sama pembangunan yang sudah dijanjikan Indonesia sebelumnya. Untuk menyiapkan bantuan kemanusiaan ini, Indonesia akan terus berkoordinasi dengan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada di lapangan, khususnya Program Pangan Dunia PBB atau WFP.
Hal itu dikemukakan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika melepas dua pesawat berisi bantuan kemanusiaan Indonesia, Minggu (9/1/2022), di Bandara Soekarno-Hatta. Masing-masing pesawat akan dikawal diplomat, tim medis, dan tim pengamanan. Bantuan kemanusiaan ini juga akan disalurkan bekerja sama dengan WFP dan akan disupervisi KBRI di Kabul, Afghanistan. ”Bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan ini respons terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Afghanistan.”
Bantuan itu diangkut dengan menggunakan dua pesawat milik maskapai Garuda. Pada Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat atau 12.30 WIB, pesawat pertama dengan nomor penerbangan GA-7900 tiba di Bandara Internasional, Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Pesawat kedua, yaitu GA-7700 mendarat pada pukul 11.00 waktu setempat (13.30 WIB). Bantuan yang dikirim disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada asesmen WFP.
Sekitar 23 juta penduduk Afghanistan terancam kelaparan dan jumlah ini melebihi setengah penduduk Afghanistan. Selain itu, setidaknya ada lebih dari 3 juta anak Afghanistan yang terancam malanutrisi. WFP menilai krisis kemanusiaan Afghanistan menjadi krisis terparah sedunia. Retno mengatakan, tanpa dukungan masyarakat internasional, situasi kemanusiaan di Afghanistan akan semakin berat dan diperkirakan berdampak pada stabilitas Afghanistan secara keseluruhan.
Indonesia terus berupaya memperkuat dan berkontribusi dalam diplomasi kemanusiaan. Buat Indonesia, keamanan dan kesejahteraan rakyat akan selalu menjadi prioritas. Selain bantuan kemanusiaan jangka pendek, Indonesia juga tengah mempersiapkan bantuan jangka panjang antara lain pendidikan dan pemberian kapasitas, terutama untuk perempuan Afghanistan.
Dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia kembali menegaskan pentingnya penghormatan hak-hak dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan. ”Dalam waktu dekat, pembahasan lebih mendalam mengenai kerja sama pendidikan dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan akan dibahas dengan Qatar dan wakil dari Afghanistan. Indonesia ingin melihat rakyat Afghanistan, termasuk perempuan Afghanistan, bisa hidup damai, stabil, dan sejahtera,” kata Retno.
Direktur WFP Indonesia, Christa Rader mengapresiasi bantuan Pemerintah Indonesia untuk warga Afghanistan, sebagaimana dikutip dari pernyataan pers Kementerian Luar Negeri RI. Bantuan tersebut merupakan wujud konkrit dari solidaritar global untuk mengatasi penderitaan rakyat Afghanistan. Bantuan yagn diterima akan dikoordinasikan penyalurannya oleh WFP-Afghanistan.
Bantuan India
India juga mengirimkan bantuan dua ton obat-obatan ke Afghanistan meski India tidak secara resmi mengakui Pemerintah Taliban. Bantuan obat itu dikirimkan ke Rumah Sakit Indira Gandhi, Kabul. Pembangunan rumah sakit itu dibantu India pada 2004. Juru bicara Kemenlu India, Arindam Bagchi, mengatakan, bulan lalu India memberikan 500.000 dosis vaksin Covid-19 kepada Afghanistan dan 1,6 ton obat-obatan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
India juga mengumumkan akan menyediakan 50.000 ton gandum ke Afghanistan untuk mengatasi kekurangan makanan dan sedang mencoba mengirimkan bantuan itu dengan Pemerintah Pakistan. Pakistan tidak memperbolehkan kendaraan transportasi India masuk ke wilayahnya untuk menuju Afghanistan. Ini karena hubungan buruk Pakistan dengan pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Sejak kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan, perekonomian Afghanistan goyang karena selama ini sebagian besar ditopang bantuan dari komunitas internasional. Hampir 80 persen anggaran pemerintahan Afghanistan datang dari komunitas internasional. Anggaran itu digunakan untuk membiayai rumah sakit, sekolah, pabrik, dan kementerian.
India tidak memiliki kantor perwakilan diplomatik di Kabul setelah mengevakuasi seluruh karyawannya sebelum Amerika Serikat menarik diri dari Afghanistan. Sebelum Taliban berkuasa, India memberikan pelatihan dan peralatan militer kepada militer Afghanistan tetapi tidak ada tentara India di Afghanistan.
India juga merupakan pemberi bantuan pembangunan kepada Afghanistan. India dan Pakistan sama-sama berusaha mendekati Afghanistan demi kepentingan keamanan mereka. India khawatir kelompok Taliban akan menguntungkan Pakistan dan memperparah gerakan kelompok perlawanan di wilayah konflik Kashmir. (AP)