Sebuah kantor sheriff di Louisiana, AS, punya cara unik agar staf mereka berlomba-lomba dalam amal sosial. Staf cukup sedekah 25 dollar AS per bulan. Imbalannya, boleh pelihara jenggot atau pakai baju santai saat dinas.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
Thibodaux
Banyak pintu menuju kebaikan, begitu pula banyak cara berbuat amal. Kantor Sheriff Lafourche di Kota Thibodaux, Negara Bagian Louisiana, AS, punya cara unik menggalang dana amal. Tiap November dan Desember, para wakil sheriff dan karyawan di kantor mereka diizinkan memanjangkan jenggot jika mau menyumbang 25 dollar AS untuk lembaga amal.
”No Shave November”, demikian nama ajang penggalangan dana itu. Bagi yang jenggotnya tidak tumbuh, sebagai imbalan, mereka boleh memakai baju santai setiap Jumat saat dinas jika sesuai dengan tugasnya.
Tradisi itu sudah berjalan dua tahun. Responsnya positif. Dua bulan lalu, mereka berhasil mengumpulkan sekitar 4.000 dollar AS (sekitar Rp 57 juta). Sebanyak 2.595 dollar AS disumbangkan kepada Masyarakat Kanker Amerika dan 1.260 dollar AS untuk Olimpiade Khusus Louisiana.
Mereka juga boleh menyalurkan sedekahnya ke organisasi-organisasi nirlaba lainnya. Sebagian dari mereka memberikan sumbangan pada organisasi Wheelchairs for Warriors dan Palang Merah Amerika Serikat.
Jubir Kantor Sheriff Lafourche, Brennan Matherne, mengungkapkan, lebih dari 125 orang dari 350 karyawan berpartisipasi dalam penggalangan dana amal itu. Sepertiga dari mereka adalah perempuan.
Melihat tingginya antusiasme, hajatan amal itu pun diperpanjang menjadi sepanjang tahun. Namanya pun diubah jadi penggalangan dana amal ”No Shave Forever”. Alias, boleh memelihara jenggot selamanya.
”Setelah kami jalankan selama dua tahun terakhir, saya melihat banyak alasan untuk melanjutkan program ini sepanjang tahun. Karena itu, saya ubah dari ’No Shave November’ menjadi ’No Shave Forever’,” ujar Sheriff Craig Webre melalui pernyataan yang dirilisnya.
Apa yang membuat program itu sukses besar? Iming-iming hadiahnya, meski terlihat seperti ”seru-seruan” saja: kebolehan memelihara jenggot dan memakai baju santai alias bukan seragam dinas. ”Gagasan boleh memakai baju santai setiap hari Jumat jelas sesuatu yang membuat mereka gembira,” ujar Matherne.
Menurut aturan, para wakil sheriff yang mendapat tugas patroli wajib memakai baju seragam dinas. Mulai awal tahun lalu, Webre melonggarkan kebijakan tersebut. Mereka diperbolehkan memakai baju lengan pendek—tentu saja—tanpa dasi sepanjang tahun. Sebelumnya, kelonggaran itu hanya diberikan pada musim semi dan musim panas.
Namun, bagaimana dengan kebolehan memelihara jenggot? Secara tradisional, banyak badan penegakan hukum di AS memperbolehkan pegawai mereka memelihara kumis, tetapi ”tidak” untuk jenggot.
”Jenggot panjang mulai umum di banyak tempat dan mulai diterima di masyarakat kami, bahkan juga di kalangan profesional,” kata Webre.
”Masyarakat umum juga memperlihatkan penerimaan yang positif terhadap para wakil sheriff kami yang punya jenggot. Saya sendiri menerima komentar-komentar positif itu. Karenanya, saya akan ikutan (memelihara jenggot) bersama para wakil sheriff lainnya. Semua ini demi membantu sesama,” kata Webre. Ha-ha-ha mainkan, Pak Sheriff.... (AP)