Cuaca ekstrem kekeringan di tengah musim dingin memantik kebakaran lahan di Colorado, Amerika Serikat.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
SUPERIOR, SABTU — Tahun Baru 2022 tidak memberikan awal yang baik bagi warga di beberapa perkotaan di Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat. Jangankan perayaan kecil-kecilan, warga harus berjibaku menyelamatkan diri dan orang-orang tersayang akibat kebakaran lahan di malam peralihan dari tahun 2021 ke 2022.
Kebakaran lahan yang diberi nama Kebakaran Marshall ini menghanguskan sejumlah wilayah di kota Superior, Louiseville, dan Boulder pada 31 Desember 2021 hingga hari Sabtu (1/1/2022). ”Semua terjadi sekejap mata. Api membesar begitu cepat dan melahap permukiman,” kata Gubernur Colorado Jared Polis.
Sejauh ini, pemerintah daerah dan pemerintah negara bagian mencatat ada 500 rumah yang hangus terbakar. Mereka masih mengumpulkan data mengenai tempat-tempat usaha yang juga dimakan jago merah. Secara keseluruhan luas wilayah terdampak adalah 2.400 hektar.
Sherif Boulder County Joe Pelle menjelaskan, luas wilayah itu bukan sebuah kesatuan yang besar, melainkan terpecah-pecah. Api pada Kebakaran Marshall ini adalah api loncat, yaitu tidak membakar lahan di sebelah area terbakar. Embusan angin secepat 160 kilometer per jam membawa percikan api ke wilayah yang jaraknya bisa puluhan, bahkan ratusan meter dari lokasi kebakaran awal.
”Sungguh keajaiban tidak ada korban jiwa ataupun luka parah. Masyarakat sigap bertindak menyelamatkan anggota keluarga mereka. Mereka kini mengungsi hanya dengan membawa pakaian yang mereka kenakan,” tutur Pelle.
Total ada 33.000 warga yang diungsikan. Tujuh orang menderita luka, tetapi tidak ada yang dinilai serius. Salah satu warga yang pasrah melihat rumah beserta harta bendanya menjadi abu ialah Brian O’Neill dari Louiseville. Ketika api menyambar atap rumah, ia segera mengevakuasi keluarganya. Mereka hanya bisa ngeri menatap api menelan rumah yang telah 20 tahun ditinggali itu.
”Sekarang kami khawatir bagaimana bisa memiliki rumah lagi. Apalagi, ekonomi masih jatuh gara-gara pandemi Covid-19,” kata O’Neill.
Presiden AS Joe Biden dalam jumpa pers di Gedung Putih mengatakan akan segera menurunkan bantuan federal kepada masyarakat. Ia juga akan menurunkan pasukan pemadam kebakaran untuk membantu pemadaman api. Saat ini, warga berharap kepada salju agar bisa menghentikan kebakaran. Prakiraan cuaca mengatakan akan terjadi badai salju yang mengakibatkan turunnya salju hingga setinggi 30 sentimeter.
Cuaca ekstrem
Kebakaran lahan ini mengejutkan para pakar lingkungan hidup dan iklim di AS, meskipun hal ini tidak mengherankan dan sudah diduga. Peneliti iklim dari Universitas Negeri Colorado Becky Bolinger menerangkan, perubahan iklim menjadi alasan terjadinya cuaca ekstrem. Colorado yang terkenal bercuaca sangat dingin selama musim dingin mengalami penurunan suhu yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
”Melihat pola kebakaran hutan dan lahan di negara-negara bagian yang kering seperti California, kami tahu Colorado akan mengalaminya juga pada suatu saat. Akan tetapi, yang mengagetkan adalah kebakaran ini terjadi pada Desember, pada puncak musim dingin,” papar Bolinger kepada surat kabar Denver Post.
Catatan para pakar iklim, periode Juni-Desember 2021 adalah masa terkering yang pernah dialami wilayah itu sejak tahun 1960. Percikan api sedikit saja bisa memantik kebakaran besar. Hingga kini, penyebab Kebakaran Marshall masih diselidiki. Umumnya, kebakaran lahan disebabkan oleh sambaran petir atau hubungan pendek arus listrik.
”Padang rumput yang secara alami terkena kebakaran di zaman dulu sekarang berubah menjadi permukiman. Ini membuat kerugian material semakin tinggi,” ujarnya.
Harus ada aksi bersama secara global untuk menurunkan suhu Bumi. Apabila suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius saja dalam empat tahun ke depan, bencana alam global tidak akan bisa terhindari. Mulai dari melelehnya es di kutub secara masif hingga kekeringan di semua benua. (AP/AFP)