Tak Ada Foto Jenazah Presiden Lincoln di Kapsul Waktu Kedua Patung Jenderal Lee
Kapsul waktu kedua, yang diduga berisi artefak bersejarah Perang Saudara di AS 1861-1865, ditemukan. Sebagian isinya seperti yang dilaporkan koran tahun 1887. Namun, tak ada foto jenazah Presiden AS Abraham Lincoln.
Akhirnya, ”Mereka menemukannya!” Demikian cuitan Gubernur Virginia, Amerika Serikat, Ralph Northam melalui akun Twitter-nya, Senin (27/12/2021) waktu setempat atau Selasa WIB. Ia merujuk pada penemuan kotak timah kapsul waktu kedua oleh para pekerja di bawah pedestal atau penyangga patung Konfederasi, Jenderal Robert E Lee.
”Ini kemungkinan kapsul waktu yang dicari semua orang,” lanjut Northam.
Setelah kapsul waktu pertama ditemukan pada Jumat (17/12/2021), dan ternyata isinya tidak sesuai informasi dalam artikel di koran tahun 1887—tahun saat kapsul waktu itu dipasang di alas tempat patung Lee—banyak orang berharap dan menanti penemuan kapsul waktu kedua. Penantian ini membuat rasa penasaran semakin tinggi.
Baca juga : Menanti Cerita Sisi Kelam Sejarah AS dari Kapsul Waktu di Patung Jenderal Lee
Pencarian kotak kapsul waktu di bawah patung Jenderal Lee menarik perhatian banyak kalangan. Berdasarkan beberapa catatan sejarah, muncul spekulasi bahwa kapsul waktu di tempat itu menyimpan foto yang sangat jarang ditemukan, yakni foto Presiden AS Abraham Lincoln setelah dibunuh tahun 1865. Dan masih banyak pertanyaan lain.
Karena itu, dengan penuh kehati-hatian, para konservator di Virginia membuka kotak kapsul waktu kedua tersebut. Setelah berjuang sekitar dua jam, mereka menemukan buku, uang, amunisi, dokumen, dan artefak-artefak lain dari kotak berukuran 35 sentimeter (cm) x 35 cm x 20 cm sentimeter itu. Pembukaan kotak disiarkan langsung oleh televisi setempat.
”Kondisinya lebih bagus daripada yang kami perkirakan,” ujar Kate Ridgway, ahli konservasi pada Departemen Sumber Bersejarah, Richmond, Virginia. ”Kami pikir, semua isinya sudah buram dan ternyata tidak. Jadi, mantaplah.”
Patung Jenderal Lee—setinggi 12 meter dan berat 12 ton—didirikan pada tahun 1890. Patung itu sejak lama dipandang sebagai simbol ketidakadilan rasial di wilayah yang pernah menjadi ibu kota Konfederasi. Patung Lee merupakan salah satu dari lima penanda penghormatan kepada Konfederasi di sepanjang jalan Monument Avenue di Richmond dan satu-satunya milik Negara Bagian Virginia.
Lihat juga foto-foto : Patung Simbol Perbudakan Robert E Lee Dipindahkan dari Monumen Virginia
Richmond merupakan ibu kota untuk negara-negara bagian Konfederasi (1861-1865). Pada tahun 1861-1865, AS mengalami Perang Saudara yang menewaskan 600.000 hingga 1 juta orang. Pemicu peperangan ini ialah terbelahnya pandangan publik di AS mengenai perbudakan. Jenderal Lee adalah komandan Tentara Virginia Utara dalam Perang Saudara antara Utara dan Selatan.
Dari studi terhadap benda-benda peninggalan berusia lebih dari 130 tahun itu diharapkan warga bisa belajar dari sejarah kelam perbudakan dan penindasan hak asasi manusia di AS. ”Bukan untuk mengagungkan kesuksesan yang dibangun di atas penderitaan orang lain, tetapi untuk menerima, mempelajari, serta membangun masyarakat inklusif dari sejarah kita,” ujar Gubernur Northam, pekan lalu.
Gubernur Northam dalam pidato sebelum ekskavasi dimulai menekankan pentingnya mempelajari kapsul waktu itu untuk pemahaman sejarah masyarakat Virginia. ”Negara bagian ini memiliki sejarah kelam perbudakan dan penindasan hak asasi manusia,” ucapnya.
Baca juga : George Floyd dan Isu Rasial di AS
”Ekskavasi ini bukan untuk mengagungkan kesuksesan yang dibangun di atas penderitaan orang lain, tetapi untuk menerima, mempelajari, serta membangun masyarakat inklusif dari sejarah kita,” ujar Northam.
Tak ada foto Lincoln
Sebagian dari barang-barang yang ditemukan dari kapsul waktu kedua itu cocok dengan laporan artikel salah satu koran di Richmond tahun 1887. Namun, dari sekian hal yang disebutkan dalam laporan koran tersebut, satu hal yang tidak ditemukan di kotak kapsul waktu, yakni foto Presiden Abraham Lincoln.
Artikel koran tahun 1887 menyebutkan, kapsul waktu saat itu menyimpan foto jenazah Lincoln—yang dibunuh tahun 1865—dalam peti mati. Namun, tidak ada foto Lincoln di kapsul waktu tersebut. Yang ada, sebuah ukiran dari majalah Harper’s Weekly tanggal 29 April 1865 yang menampilkan seorang perempuan mengusap air matanya di dekat peti jenazah Lincoln.
Selain itu, juga ada beberapa peluru yang digunakan pada Perang Saudara 1861-1865. Peluru-peluru tersebut kerap disebut ”bola-bola Minie”. Peluru-peluru itu terpasang di sepotong kayu. Ada juga pecahan cangkang yang disebutkan berasal dari Pertempuran Fredericksburg tahun 1862.
”Kami sebenarnya khawatir, ini bahan peledak yang masih aktif,” ujar Ridgway. ”Itu sebabnya, kami menyiapkan tim penjinak bom di sini. Untunglah, benda-benda ini sudah tidak aktif lagi.”
Kotak kapsul waktu tersebut juga menyimpan satu bendera kecil Konfederasi dan simbol organisasi Freemasonry dalam ukiran kayu, yang dimasukkan dalam sebuah amplop. Kayu itu, menurut laporan, berasal dari pohon yang tumbuh di atas kuburan tokoh jenderal Konfederasi terkenal lainnya, Thomas ”Stonewall” Jackson.
Di dalam kotak kapsul itu juga ditemukan mata uang Konfederasi, kancing baju dengan cap Negara Bagian Virginia, dan satu bundel mata uang berbahan timah. Ada juga Bibel bersampul kulit warna hitam dan buku karya Carlton McCarthy, Detailed Minutiae of Soldier Life in the Army of Northern Virginia edisi tahun 1884. Sebuah pembatas buku bergambar wajah Jenderal Lee terselip di buku itu.
Kotak kapsul waktu juga menyimpan panduan menuju Richmond tahun 1881, almanak tahun 1887, sejumlah dokumen Freemasonry, serta laporan Kamar Dagang Richmond tahun 1886 dan 1887.
Kotak lebih besar
Kotak kapsul waktu kedua yang ditemukan tersebut lebih besar dibandingkan kotak kapsul waktu pertama. Kondisinya juga jauh lebih baik dibandingkan kotak pertama. Kotak kedua ditemukan sekitar 4 kaki atau 1,2 meter di bawah area pencarian awal.
Informasi yang dipegang para sejarawan didasari pada laporan dalam sebuah artikel surat kabar yang terbit tahun 1887. Artikel itu menyebutkan, kapsul waktu yang tersembunyi di dasar patung Jenderal Lee, pemimpin Angkatan Darat Virginia Utara selama masa Perang Saudara, berisi relik seperti kancing dan peluru, mata uang Konfederasi, peta, serta sebuah foto langka yang menggambarkan jasad Abraham Lincoln di dalam peti mati.
Baca juga : Rasialisme Harus Berakhir di Kasus Floyd
Devon Henry, kontraktor yang mengawasi pemindahan tersebut, mengatakan bahwa kotak itu ditemukan di dalam selungkup granit dan dikelilingi bahan konstruksi lain. Pekerja yang menemukan menarik bagian atas penutup yang terbuat dari granit untuk bisa melihat isi di dalammya. Menurut Henry, kotak itu terbuat dari tembaga.
Untuk menjaga kondisinya, konservator membungkus kotak tembaga itu menggunakan bubble wrap sebelum diangkut ke lokasi khusus untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Gubernur Virginia, hasil rontgen yang dilakukan terhadap kotak memperlihatkan kemungkinan isi kotak tersebut persis seperti informasi dari surat kabar yang terbit tahun 1887.
Patung Jenderal Lee, yang digambarkan sebagai sosok yang tengah berada di atas kuda, berdiri di Richmond, ibu kota negara bagian Konfederasi (1861-1865). Patung itu adalah satu dari lima upeti Konfederasi yang ada di sepanjang Monument Avenue dan satu-satunya milik negara bagian. Keempat patung lain telah diturunkan pada saat gerakan Black Lives Matter atau perlindungan atas hak hidup warga kulit hitam AS setelah tewasnya George Floyd.
Pembongkaran patung Jenderal Lee sempat terhalang karena adanya dua tuntutan hukum, dari keluarga Jenderal Lee dan juga tokoh Konfederasi lain. Adanya keputusan Mahkamah Agung Virginia pada September lalu membuka jalan bagi Pemerintah Negara Bagian Virginia untuk membongkar patung yang dianggap mengagungkan perbudakan warga kulit hitam oleh warga kulit putih itu.
Pemerintahan Northam pada mulanya berencana untuk tidak membongkar alas tempat patung itu berdiri. Akan tetapi, rencana itu berubah. Henry mengatakan, pembongkaran keseluruhan bangunan, termasuk alasnya, masih akan membutuhkan waktu sekitar sepekan lagi. (AP/AFP)