Suriah Kecam Upaya Israel Lipat Gandakan Pemukim di Dataran Tinggi Golan
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menyebut tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan sebagai tindakan kriminal. Langkah Israel itu akan memperumit setiap upaya di masa depan untuk menjalin perdamaian dengan Suriah.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
DAMASKUS, SELASA — Pemerintah Suriah langsung bereaksi keras menanggapi rencana Israel menggandakan jumlah pemukim yang tinggal di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang dicaplok Israel. Suriah mengecam rencana itu dan menyebutnya sebagai rencana yang ”berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya”. Langkah itu hanya akan melanggengkan pendudukan Israel atas wilayah tersebut.
”Suriah mengecam keras eskalasi berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya dari pasukan pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki lewat kebijakan pemukiman serta pelanggaran berat dan cara-cara terencana yang meningkat ke tingkat kejahatan perang,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Suriah pada Senin (27/12/2021).
Kemenlu Suriah menyatakan, pihaknya tetap berkomitmen terhadap warga Suriah yang tinggal di Golan. Mereka disebut teguh dalam perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel dan kokoh dalam penolakan mereka terhadap keputusan Israel mencaplok Golan.
Berbicara kepada stasiun televisi Suriah, Al-Ekhbariya, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menyebut tindakan Israel terhadap Suriah sebagai tindakan kriminal. Ia juga mengatakan, Israel telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor 497 Tahun 1981 yang menyatakan pencaplokan efektif Israel atas Golan sebagai ”batal demi hukum”. Menguatkan kendali Israel atas wilayah itu akan memperumit setiap upaya di masa depan untuk menjalin perdamaian dengan Suriah.
Rencana Israel untuk menggandakan jumlah pemukim yang tinggal di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel disampaikan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Minggu (26/12/2021). Rencana itu dapat memperkuat cengkeraman Israel di wilayah yang didudukinya dalam pertempuran dengan Suriah pada tahun 1967.
Bennett mengutip pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun 2019 tentang kedaulatan Israel atas Golan. Bennett juga menyebut tidak ada tanda-tanda pengganti Trump, Joe Biden, bermaksud untuk membalikkan keputusan tersebut.
Bennett menyebut cetak biru penggandaan jumlah pemukim Israel di Golan akan mencakup penyediaan kawasan perumahan dan infrastruktur bernilai jutaan dollar AS.
Bennett menyebut cetak biru penggandaan jumlah pemukim Israel di Golan akan mencakup penyediaan kawasan perumahan dan infrastruktur bernilai jutaan dollar AS untuk daerah tersebut. Cetak biru itu telah disetujui oleh kabinet pemerintahan Bennett.
Sekitar 7.300 rumah akan dibangun di Katzrin, permukiman utama Israel di daerah itu, dan di komunitas Yahudi yang lebih kecil. ”Tujuan dari keputusan tersebut adalah untuk menggandakan jumlah penduduk (Israel) di Golan di tahun-tahun mendatang, yang berarti penambahan 23.000 orang di daerah tersebut,” demikian dinyatakan kantor Bennett.
Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan seluas 1.200 kilometer persegi (460 mil persegi) pada tahun 1981. Tindakan itu tidak diakui masyarakat internasional. Suriah menuntut kembalinya dataran tinggi strategis yang juga menghadap Lebanon dan berbatasan dengan Jordania itu.
Dalam rencana Bennett disebutkan, dua kawasan permukiman baru Golan juga direncanakan dengan cakupan 4.000 rumah. Padahal, 20.000 anggota komunitas Druze yang sebagian besar masih diidentifikasi sebagai warga Suriah juga tinggal di Golan.
”Tak perlu dikatakan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah milik Israel,” kata Bennett kepada kabinetnya. ”Fakta bahwa pemerintahan Trump mengakui itu dan fakta bahwa pemerintahan Biden menjelaskan tidak ada perubahan dalam kebijakan itu juga penting.”
Untuk merealisasikan rencana itu, pemerintahan Bennett menyiapkan dana hingga 300 juta dollar AS. Bennett mengatakan, perang selama satu dekade Suriah membuat gagasan kontrol Israel atas wilayah itu lebih dapat diterima oleh sekutu internasionalnya. Dalam pandangan Bennett, tidak ada alternatif lain atas hal itu mengingat alternatif tersebut bisa saja lebih buruk bagi para pihak yang berkepentingan dengan kawasan itu.
Pada Februari 2021, tak lama setelah Biden dilantik sebagai Presiden AS, Menlu AS Antony Blinken mengatakan di CNN bahwa bagi Washington, kendali atas Golan tetap ”sangat penting bagi keamanan Israel”. Ia menekankan keberadaan milisi-milisi yang didukung Iran di wilayah-wilayah Suriah yang merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad.
”Pertanyaan terkait hukum adalah sesuatu yang lain dan seiring waktu, jika situasinya berubah di Suriah; sesuatu yang kami tunggu-tunggu, tetapi sejauh ini belum ada tanda-tandanya,” kata Blinken.
Permukiman Israel di Golan berada dalam skala yang jauh lebih kecil daripada di wilayah pendudukan lain di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Golan yang lebih terpencil menawarkan kesempatan kerja yang terbatas. Adapun Tepi Barat menarik lebih banyak orang karena tawaran kesempatan kerja yang jauh lebih besar. (AP/AFP)