Harmoni hubungan antarumat beragama di Mesir amat terlihat jelang perayaan Natal. Gereja dan masjid sudah biasa terlihat berdekatan atau bertetangga di Kairo dan kota-kota lain di Mesir.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
KOMPAS/MUSTHAFA ABD RAHMAN
Pemandangan pohon natal berbentuk balon-balon di area Festival City Mall, Kairo, Minggu (19/12/2021), menyambut hari Natal kaum Katolik pada 25 Desember ini dan kaum Kristen Koptik pada 7 Januari 2022 nanti. Kehidupan toleransi dan harmoni antara kaum Muslim dan Kristen di Mesir dikenal sangat kuat.
Di antara mal yang sudah berhias dengan pohon natal adalah Festival City Mall di distrik elite New Kairo. Terlihat banyak warga berfoto di depan pohon-pohon natal di salah satu mal terbesar dan termegah di Kairo ini.
Itu menunjukkan, warga di Kairo yang mayoritas Muslim ikut menyambut baik dan bersahabat atas adanya pohon-pohon natal tersebut. Di Mesir, yang berpenduduk sekitar 102 juta jiwa dengan mayoritas Muslim, terdapat penganut Kristen dalam jumlah besar. Mesir dikenal sebagai negeri dengan tradisi kehidupan toleransi antarumat beragama yang sangat kuat.
Jumlah penganut Kristen di Mesir, yang mayoritas Kristen Koptik, diperkirakan berkisar 7-10 persen dari 102 juta penduduk. Nama Koptik itu hanya untuk sebutan kaum Kristen di lembah Sungai Nil, yakni Mesir dan Sudan, serta sebagian di Libya. Bangsa Koptik berasal dari turunan langsung bangsa Mesir kuno yang sudah menghuni kawasan lembah Nil sejak ribuan tahun sebelum Masehi.
KOMPAS/MUSTHAFA ABD RAHMAN
Pameran produk UMKM di area Festival City Mall, Kairo, Mesir, Minggu (19/12/2021), untuk menyambut hari Natal yang dirayakan umat Katolik pada 25 Desember dan umat Kristen Koptik pada 7 Januari.
Adapun penganut Katolik di Mesir diperkirakan berjumlah hanya sekitar 200.000 orang. Kaum Katolik mulai ada di Mesir pada era penjajahan Inggris di Mesir (1882-1914). Mereka memiliki beberapa gereja di Mesir. Gereja Katolik terbesar berada di kota Alexandria, sekitar 220 kilometer arah barat laut Kairo.
Rizqi (22), salah seorang pengunjung di pusat kota Al-Maza, Selasa (21/12/2021), juga tidak ketinggalan untuk berfoto dengan latar pohon natal raksasa di lokasi itu. Meskipun beragama Islam, Rizqi tidak segan untuk ikut menikmati perayaan Natal.
”Saya senang sekali ada pohon natal di sini yang sangat bagus. Lihat, banyak warga Mesir yang berfoto dengan latar belakang pohon natal ini,” katanya.
Ia menambahkan, ”Pemandangan itu menunjukkan warga Mesir, baik yang Muslim maupun Kristen, memiliki perasaan yang sama, yaitu sangat senang dan menghormati pohon natal untuk menyambut hari raya Natal,” ujar Rizqi.
Pusat-pusat penjualan perlengkapan dekorasi natal juga mulai kebanjiran pesananan. Pasalnya, banyak tempat umum hingga pertokoan juga ikut menyemarakkan Natal dengan mendesain khusus tempat-tempat bernuansa hari raya umat Nasrani itu.
Mahmoud (29), salah seorang pelayan toko dekorasi di kawasan Zamalek, Kairo, mengatakan, Natal adalah salah satu momen tersibuk bagi tokonya, selain Idul Fitri dan Idul Adha.
”Saya sama sekali tidak berpikir tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama di masa Natal ini. Natal, bagi saya, adalah perayaan kemanusiaan,” ucap Mahmoud dilansir The National.
Warga Mesir, baik yang Muslim maupun Kristen, memiliki perasaan yang sama, yaitu sangat senang dan menghormati pohon natal untuk menyambut hari raya Natal.
Berdekatan
Gereja dan masjid sudah biasa terlihat berdekatan atau bertetangga di Kairo dan kota-kota lain di Mesir. Gereja-gereja besar pun mudah ditemukan.
Kaum Kristen di Mesir dan juga kaum Kristen di negara Timur Tengah lain tidak ada jarak lagi dengan khazanah keislaman karena sama-sama berbasis bahasa Arab. Di Mesir, banyak tokoh Kristen Koptik yang ahli hukum Islam dan menguasai Al Quran karena kitab suci umat Islam itu memakai bahasa Arab yang merupakan bahasa ibu kaum Kristen Koptik.
Beberapa sejarawan Mesir melansir, sejumlah pemuda Kristen Koptik ikut belajar di lingkungan Al-Azhar pada masa lalu. Ilmuwan Kristen Koptik bernama Michael Sharoubim dan Yacoub Nakhla mengaku belajar kepada ilmuwan terkemuka Mesir, Rifaat Tahtawi, yang merupakan guru di Universitas Al-Azhar pada abad ke-19.
Banyak lagi pemuda Kristen Koptik di Mesir belajar kepada dosen-dosen dari Universitas Al-Azhar. Sebaliknya, banyak pula pemuda Muslim yang belajar musik dan seni kepada musisi dan seniman Kristen Koptik.
Di Mesir, banyak tokoh Kristen Koptik yang ahli hukum Islam dan menguasai Al Quran.
KOMPAS/MUSTHAFA ABD RAHMAN
Pohon natal berdiri di area Festival City Mall, Kairo, Mesir, Minggu (19/12/2021), untuk menyambut hari Natal yang dirayakan umat Katolik pada 25 Desember dan umat Kristen Koptik pada 7 Januari.
Suasana harmoni hubungan antarumat beragama di Mesir sudah terpatri sejak berabad-abad silam.
Di Mesir, selain negara, ada lembaga Al-Azhar yang menjadi benteng kehidupan tolerasi beragama di negara itu. Ulama-ulama Al-Azhar menjadi ujung tombak untuk menanamkan ajaran tolerasi kehidupan antarumat beragama di tengah rakyat Mesir.
Imam Besar Al-Azhar memiliki tradisi berkunjung kepada pemimpin spiritual tertinggi kaum Kristen Koptik setiap menjelang hari Natal kaum Kristen Koptik. Kebijakan Pemerintah Mesir memang menggandeng lembaga Al-Azhar selaku institusi Islam tertua dalam upaya menciptakan toleransi kehidupan beragama.