Menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru, sejumlah negara berpacu dengan varian Omicron yang kasusnya naik terus dan sudah menyebar ke puluhan negara. Dosis penguat diyakini mempan untuk menangkis varian Omicron.
Oleh
Luki Aulia
·5 menit baca
AP Photo/Matt Dunham
Italia mulai memvaksin anak-anak usia 5-11 tahun dengan vaksin Pfizer-BioNTech di Roma, Rabu (15/12/2021). Program vaksinasi digenjot menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru.
WASHINGTON, KAMIS —Menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru, antrean vaksinasi Covid-19 memanjang di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Mereka berpacu dengan penyebaran varian Omicron yang cepat, lebih cepat ketimbang varian-varian Covid-19 sebelumnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan, Omicron akan menyebar lebih cepat. Bagi yang belum divaksin, ada kekhawatiran bahwa jika terinfeksi akan sakit parah, bahkan berisiko meninggal, jika tertular Covid-19 saat musim dingin.
”Kami khawatir pada musim dingin ini mereka yang tidak vaksin akan sakit parah dan berisiko meninggal. Segera saja vaksin karena hanya itu pelindungnya. Vaksin itu sangat penting,” kata Biden, Kamis (16/12/2021).
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS menyebutkan, Omicron sudah menyebar ke sedikitnya 36 negara bagian. Banyak rumah sakit masih pontang-panting dengan pasien yang tertular varian Delta. Jika kasus Omicron naik terus, rumah sakit akan kewalahan dan sistem layanan kesehatan akan lumpuh.
Negara-negara bagian belum memberlakukan kebijakan pembatasan atau menutup perbatasan. Namun, mereka sudah memberlakukan kebijakan lain, seperti kewajiban bekerja di rumah, ujian sekolah dan kampus secara daring, dan mengenakan masker.
Pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci, khawatir Omicron akan mendominasi kasus penularan Covid-19 di AS. Di Afrika Selatan dan Inggris, Omicron sudah mendominasi kasus mutakhir. ”Saya sangat yakin kita juga akan mengalami hal serupa,” ujarnya.
Di Afrika Selaran, Inggris, dan Denmark, jumlah kasus Omicron bertambah dua kali lipat setiap dua hari. Sejauh ini belum ada penelitian yang sudah mendefinisikan secara lengkap karakter Omicron, termasuk apakah benar-benar tidak seberbahaya varian Delta. Beberapa penelitian menyarankan perlunya vaksinasi ketiga atau dosis penguat untuk melindungi diri dari Omicron.
AP Photo/Matt Dunham
Iklan layanan masyarakat tentang virus korona terpasang di halte bus di kota London, Inggris, Senin (13/12/2021) waktu setempat. Kasus Covid-19 varian Omicron pertama kali terdeteksi di Inggris pada 27 November 2021. Sejak itu, Perdana Menteri Boris Johnson memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Meski disebut-sebut tidak ”seliar” Delta, Omicron tetap saja bisa berisiko kematian. ”Kalau ada penyakit yang sangat menular, tetap saja ada risiko kematian,” kata pakar penyakit menular di New York University, Celine Gounder.
Selama satu bulan terakhir, kasus baru Covid-19 naik hampir 40 persen menjadi rata-rata 121.000 kasus baru per pekan. Tingkat kematian juga naik 18 persen sejak pertengahan November menjadi rata-rata 1.300 orang per hari. Jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit juga naik sekitar 45 persen.
Di kota New York, persentase orang yang positif Covid-19 naik dua kali lipat dalam tiga hari terakhir. ”Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini berarti vaksin yang ada tidak mempan menghadapi Omicron,” kata Jay Varma, penasihat kesehatan masyarakat Wali Kota New York City Bill de Blasio.
Dosis penguat
Wakil Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan, pemerintah belum akan mengambil tindakan tegas lain selain menggenjot vaksinasi. ”Kita punya vaksin dan kita tahu vaksin itu efektif. Vaksinasi itu yang harus didorong terus,” ujarnya.
AP Photo/Matt Dunham
Orang-orang mengantre untuk mendapatkan suntikan penguat (booster) Covid-19 di Rumah Sakit St Thomas di London. Menurut PM Boris Johnson, Omicron saat ini telah menyumbang 40 persen dari total kasus terkonfirmasi Covid-19 di seluruh London.
Ia menambahkan, per 1 Desember, rata-rata kasus baru di AS mencapai 86.000 orang. Pada 14 Desember, jumlahnya melonjak hingga 117.000 orang. Menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, rata-rata 1.150 orang meninggal per hari. Tahun ini, total angka kematian akibat Covid-19 di AS mencapai 450.000 orang, mayoritas belum divaksin.
Para menteri kesehatan G-7 mengajak seluruh dunia bekerja sama menangani Omicron. Sebab, varian itu menjadi ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia saat ini.
Guna mencegah penyebarannya, Kanada akan memberlakukan kebijakan pembatasan lagi, terutama di tempat-tempat umum, seperti bar, restoran, dan pertokoan. Perdana Menteri Provinsi Quebec Francois Legault membatasi warganya untuk berkumpul saat musim libur.
Orang boleh berkumpul maksimal 10 orang per kelompok. Selama musim libur ini, sekolah dan kampus juga menyelenggarakan belajar jarak jauh selama setidaknya seminggu. Semua tempat umum juga dibatasi kapasitasnya hingga 50 persen. Kegiatan olahraga pun ditunda.
Jumlah kasus baru di Kanada mencapai 3.700 kasus. Untuk menekan laju Omicron, Quebec juga menggenjot vaksinasi dan mengurangi interval antara vaksin dosis kedua dan dosis penguat menjadi tiga bulan dari yang seharusnya enam bulan.
Meningkatnya kasus Omicron juga membuat warga Inggris pontang-panting antre vaksin serta membatalkan rencana liburan Natal dan Tahun Baru. Pemerintah Inggris sudah mengimbau warga untuk bekerja dari rumah dan mewajibkan pemakaian masker. Kasus harian Inggris mencapai 88.000 kasus dan ini angka tertinggi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendorong rakyatnya untuk segera mendapatkan dosis penguat, melakukan tes Covid-19, dan mematuhi protokol kesehatan.
Pembatasan
Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen khawatir dengan cepatnya Omicron menyebar. Ia juga khawatir vaksin yang tersedia tak akan mempan menahan Omicron.
Oleh sebab itu, menggenjot program dosis penguat menjadi solusi saat ini. Hanya saja, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa khawatir dengan jumlah kasus Omicron yang bertambah dua kali lipat setiap dua hari. Itu artinya, sudah terlambat untuk menggenjot program vaksinasi karena tak semua negara anggota UE memiliki stok vaksin dan kebijakan pandemi Covid-19 yang sama.
Beberapa negara anggota UE, seperti Italia, Irlandia, Portugal, dan Yunani, sudah mengumumkan akan meminta siapa saja yang hendak masuk ke negara itu untuk melakukan tes Covid-19. Itu berbeda dari aturan UE yang menyatakan tak perlu tes Covid-19 bagi orang yang sudah divaksin. Selain itu, sertifikat vaksin akan otomatis kedaluwarsa setelah sembilan bulan vaksin kedua. Karena itu, setiap orang harus vaksin lagi untuk dosis penguat.
Perancis juga melarang pelancong dari Inggris masuk ke Perancis karena Inggris saat ini menjadi pusat penularan Omicron di Eropa. Omicron juga menyebar cepat di Norwegia, Denmark, Perancis, Jerman, dan Belgia. Von der Leyen mengatakan, Omicron diperkirakan bisa menjadi dominan di UE paling cepat bulan depan. (REUTERS/AFP)