Alami Kematian Pertama Kasus Omicron, Inggris Galakkan Suntikan Dosis Penguat
Hanya kurang dari tiga pekan setelah kemunculan awal, varian baru Covid-19 (Omicron) merebak di Inggris. Negara ini mencatat kematian pertama kasus Omicron. PM Johnson menggalakkan suntikan dosis penguat bagi warganya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Senin (13/12/2021), mengumumkan kematian pertama warganya akibat varian baru SARS-CoV-2, Omicron. Ia juga mengingatkan bahwa varian itu saat ini telah menyumbang 40 persen dari total kasus terkonfirmasi Covid-19 di seluruh London.
Hanya kurang dari tiga pekan setelah kasus pertama dilaporkan, penularan kasus varian Omicron telah merebak di Inggris. Kasus Covid-19 varian Omicron pertama kali terdeteksi di Inggris pada 27 November 2021. Sejak itu Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Dalam pernyataannya, Minggu (12/12/2021), ia mendesak warga untuk mendapatkan suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19. Hal ini bagian dari upaya mengerem laju penularan varian Omicron guna mencegah tekanan lebih besar terhadap fasilitas dan layanan kesehatan di negaranya.
”Layanan pemesanan vaksin Covid-19 saat ini menghadapi permintaan yang sangat tinggi sehingga sistem antrean dioperasikan. Untuk semua warga yang berada dalam daftar tunggu, kami sarankan mencoba lagi hari ini atau besok,” kata Layanan Kesehatan Nasional Inggris melalui media sosial Twitter.
Awal pekan ini Johnson mengunjungi sebuah pusat vaksinasi di London. Ia mengucapkan selamat kepada mereka yang mendapatkan suntikan penguat vaksin Covid-19. Pernyataan terkait dengan adanya warga Inggris yang meninggal dunia akibat varian Omicron disampaikannya di sela-sela kegiatan itu.
”Sayangnya, setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dunia akibat varian Omicron,” kata Johnson.
”Jadi, saya pikir gagasan bahwa varian ini adalah varian virus yang lebih ringan perlu kita lihat dan pastikan lagi sembari mengukur kecepatan penularan atau penyebarannya di tengah populasi kita,” ujarnya.
Saat ditanya berulang kali, apakah dia bisa mengesampingkan pembatasan yang lebih ketat di Inggris sebelum Natal, Johnson tidak memberikan jawaban langsung. Ia menyampaikan terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di London.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan, varian Omicron menyebar pada ”tingkat fenomenal” di Inggris. Meskipun hanya 10 orang yang dirawat di rumah sakit setelah terpapar varian Omicron, lanjutnya, penyebarannya yang cepat mengharuskan pemerintah untuk segera bertindak. Jika tidak, layanan kesehatan di Inggris bakal kewalahan menerima pasien.
Tekanan terhadap Johnson terkait langkah dan kebijakannya menghadapi pandemi Covid-19 belakangan ini meningkat.
Tekanan terhadap Johnson terkait langkah dan kebijakannya menghadapi pandemi Covid-19 belakangan ini meningkat. Ia tengah bergulat dengan ”perlawanan” di partainya atas langkah-langkah yang diambil untuk mengekang penyebaran varian Omicron.
Johnson saat ini menghadapi kecaman dan protes setelah terungkap ada pesta di kantornya, Downing Street, selama penguncian wilayah tahun lalu. Ia menolak berkomentar atas hal itu. Johnson memilih mengajak warganya bergegas mendapatkan vaksin penguat untuk melindungi ”kebebasan dan hidup mereka”.
Namun, publik terus menggugat ketidakkonsistenan Johnson dan kebijakan-kebijakannya terkait dengan pandemi Covid-19. Ketika Covid-19 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019, ia menghadapi kritik karena awalnya menolak penguncian atau penutupan wilayah.
Johnson juga telah dikritik terkait dengan proses pemindahan para pasien Covid-19 ke panti-panti jompo. Kritik yang menerpanya setelah membangun sistem uji dan pelacakan kasus yang berbiaya mahal, tetapi masih gagal menghentikan gelombang kedua penularan Covid-19 yang mematikan.
Johnson mengklaim, di tengah aneka kesalahan pemerintah, pihaknya telah membuat keputusan dengan cepat guna mengatasi kondisi krisis kesehatan masyarakat saat ini. Ia juga menyatakan, pemerintahnya meluncurkan vaksin dan program vaksinasi dengan cepat.
Pandemi Covid-19 di Inggris telah menelan korban jiwa lebih dari 146.000 orang. Di internal partainya, Johnson menghadapi kemarahan yang meningkat sebagian orang di partainya. Mereka mengecam pembatasan yang lebih ketat.
Partai Konservatif, partai yang dipimpin Johnson, mengalami penurunan peringkat, merujuk pada jajak pendapat terbaru. Sebuah survei Ipsos MORI untuk surat kabar The London Evening Standard menunjukkan peringkat pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, unggul 13 poin atas Johnson. Baru pertama kali ini pemimpin Partai Buruh dipandang lebih cakap sebagai perdana menteri di Inggris sejak 2008. (AFP/REUTERS)