Sebuah foto jurnalistik karya fotografer lepas Brasil yang memotret seorang anak dengan pohon natal plastik di tempat pembuangan sampah menjadi viral. Foto ini mengubah Natal suram bagi anak itu menjadi lebih ceria.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
Joao Paulo Guimares bergegas membawa peralatan kamera yang selalu dibawanya ke mana pun dia berjalan. Ia mengejar sebuah truk sampah yang baru saja mengambil sampah dari supermarket di kota Pinheiro, ibu kota Negara Bagian Maranhao, dan mengikutinya sampai di lokasi tempat pembuangan sampah.
Guimares adalah fotografer lepas yang bekerja sama dengan kantor berita AFP. Ia sebenarnya tinggal di Provinsi Para, sekitar 1.000 kilometer timur Maranhao. Akan tetapi, sebuah video yang menggambarkan warga mengejar truk sampah di sebuah tempat pembuangan sampah (TPS) menggelitik nalurinya sebagai seorang fotografer.
”Itu gila. Mungkin ada 50 orang yang mengejar truk sampah itu,” kata Eurico Arruda, yang merekam video tersebut.
Di tempat pembuangan sampah itu, Guimares melihat dan merasakan pemandangan yang sangat mengganggu. Bau menusuk hidung menguar dari sampah yang menggunung dan telah membusuk. Air berbau busuk mengalir di antara tumpukan sampah. Semua itu akan menempel di seluruh tubuh, pakaian, dan peralatan fotonya selama beberapa hari ke depan.
Pada saat yang sama, Guimares juga melihat puluhan pemulung, tua, muda, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, bersaing memulung sampah dari truk-truk yang baru saja datang.
Selain bersaing mendapatkan barang sisa yang masih bagus untuk dijual kembali, mereka juga bersaing mendapatkan makanan sisa dari tumpukan sampah. Tak hanya bersaing dengan sesama, para pemulung itu bersaing dengan kucing, anjing, sapi, dan bahkan burung nasar, burung pemakan bangkai.
Sebagai seorang fotografer, situasi itu tentu saja menjadi santapan mata dan perhatian Guimares. Ia segera mengarahkan kameranya dan mengambil foto, baik horizontal maupun vertikal.
Akan tetapi, saat melihat melalui viewfinder kameranya, dia melihat pemandangan lain: seorang anak bertelanjang dada tengah memandang sebuah pohon natal terbuat dari plastik yang baru saja ditariknya dari tumpukan sampah. Dalam pandangan Guimares, wajah anak laki-laki itu memiliki ekspresi unik. Guimares tidak menyia-nyiakannya, menekan tombol shutter di kameranya dan menangkap momen itu dengan cepat.
Selang beberapa waktu setelah diunggah, foto itu menjadi viral di jejaring sosial. Sosok anak laki-laki bertelanjang dada sambil memegang pohon NNatal plastik menjadi buah bibir dan menjadi hadiah Natal yang tak terduga.
Pohon natal pertama
Anak laki-laki yang menjadi obyek foto Guimares bernama Gabriel Silva. Silva, yang baru berusia 12 tahun, setiap hari sepulang dari sekolah memulung sampah dan mencari sisa makanan di TPS itu.
Silva dan dua saudara laki-lakinya, bersama sang ibu, menemukan sebuah kantong plastik biru yang berisi pohon natal kecil yang terbuat dari plastik saat Guimares mengabadikan dirinya. ”Saya belum pernah memiliki pohon natal sebelumnya,” kata Silva.
Silva mengenal seluk beluk TPS itu. Dia tinggal tidak jauh dari lokasi. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil, yang terbuat dari lumpur dan tanah, persis di samping TPS.
Arruda, aktivis sosial di kota tersebut, mengatakan bahwa keberadaan anak-anak di TPS adalah pemandangan sering dilihat di belahan dunia mana pun. Anak-anak itu, menurut dia, berada pada anak tangga terbawah warga miskin. ”Pemandangan itu mungkin seperti pemandangan saat kiamat. Ada api, asap di mana-mana dan burung nasar,” katanya.
Berkat foto Guimares, Silva menjadi selebritas lokal. Dia mengaku banyak orang yang ingin mengambil gambar atau mewawancarainya.
Foto itu juga membuat perayaan natal di rumah Silva tidak lagi temaram. Seorang dermawan, yang tergerak setelah foto itu menjadi viral, mengirimkan pohon natal lengkap dengan hiasannya.
Namun, itu hanya salah satu hadiah yang dikirimkan para dermawan. Keluarga Silva juga mendapat kiriman pakaian, kasur, dan keranjang yang penuh berisi makanan. Maria Francisca Silva, ibu Silva, bersyukur bahwa perayaan natal kali ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tidak hanya pernak-pernik Nnatal, keluarga Silva juga mendapatkan sumbangan sekitar 600 real atau 105 dollar AS dari sejumlah dermawan lainnya. Uang itu rencananya akan digunakan untuk memasang pompa air di sumur yang biasa mereka gunakan, mengganti tali dan ember. Ini adalah impian lama mereka.
Namun, dari semua hadiah dan sumbangan yang diterimanya, satu hadiah yang menjadi favorit Silva adalah sebuah sepeda, hadiah dari sang guru.
Maria, sang ibu, mengatakan, dia memilih membawa anak-anaknya ke TPS dibanding melepasnya berkeliaran di jalan. ”Jika saya membiarkannya, dia bisa menggunakan narkoba, melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan,” kata Maria.
Setelah banyak yang menyoroti situasi di TPS, pemerintah berjanji memberikan bantuan kesejahteraan 100 real atau setara 18 dollar AS kepada para pemulung setiap bulannya. Mereka juga berjanji membangun TPS resmi tahun depan yang sesuai dengan peraturan sanitasi lingkungan.
Arruda berharap, foto Silva dan pohon natal plastiknya bisa meningkatkan kesadaran tentang kehidupan orang-orang yang dimiskinkan oleh sistem, seperti Silva dan keluarganya. (AFP)