Indonesia, menurut AS, sudah kerap menunjukkan kepemimpinan di kawasan dan panggung internasional. Washington meyakini Indonesia bisa kembali menjadi contoh dan menunjukkan kepemimpinan dalam isu perubahan iklim.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Amerika Serikat mendukung target-target yang ingin dicapai Indonesia selama menjadi Ketua G-20. Keketuaan yang dimulai Rabu (1/12/2021) akan fokus pada isu kesehatan, transisi energi, dan transisi digital.
Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel J Kritenbrink mengatakan, AS sangat mendukung keketuaan Indonesia. Apalagi, sebagian kerja sama Indonesia-AS mencerminkan target-target yang ditetapkan Indonesia selama menjadi ketua. ”Kami sangat berharap pada kepemimpinan negara Anda (Indonesia) di G-20. Kami berkomitmen menjadi mitra dan akan ada kerja sama untuk mempercepat semuanya,” ujarnya, Selasa (30/11/2021) di Jakarta.
Indonesia mengusung tema ”Recover Together, Recover Stronger” selama menjadi Ketua G-20. Tema yang dilandasi semangat kerja sama di tengah pandemi itu diturunkan menjadi tiga fokus, yakni penguatan arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transisi digital.
Kritenbrink menyebut, AS dan Indonesia telah membuktikan kerja sama kesehatan selama pandemi Covid-19. AS siap melanjutkan dan memperluas kerja sama itu selama masa keketuaan Indonesia. Demikian pula kerja sama di sektor energi. Kini, AS terlibat banyak program energi bersih dan transisi energi di Indonesia. Keterlibatan itu bagian dari dukungan AS pada upaya Indonesia mengendalikan penyebab dan dampak perubahan iklim.
Bagi AS, peran dan tanggung jawab Indonesia terhadap perubahan iklim amat besar. Secara agregat, Indonesia termasuk salah satu penghasil emisi terbesar. Di sisi lain, Indonesia punya banyak sumber energi bersih dan terbarukan. Indonesia diharapkan bisa menjadi contoh mengembangkan energi bersih dan terbarukan, baik di kawasan maupun panggung internasional.
Indonesia, menurut AS, sudah kerap menunjukkan kepemimpinan di kawasan dan panggung internasional. Karena itu, Washington meyakini Indonesia bisa kembali menjadi contoh dan menunjukkan kepemimpinan dalam isu perubahan iklim.
Di sisi lain, Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan terdampak aneka bencana akibat perubahan iklim. Banjir bandang hingga tanah longsor yang lebih kerap adalah sebagian dampak perubahan iklim
Kemitraan ekonomi
Kritenbrink juga menyinggung soal kemitraan ekonomi Indonesia-AS. Volume perdagangan barang Indonesia-AS tidak sampai 30 miliar dollar AS per tahun. Padahal, produk domestik bruto (PDB) kedua negara hampir 23 triliun dollar AS.
Indonesia memiliki PDB terbesar di Asia Tenggara. Sementara volume perdagangan AS dengan beberapa negara Asia Tenggara jauh di atas Indonesia. Volume perdagangan AS dengan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura berturut-turut 52,3 miliar dollar AS, 52,4 miliar dollar AS, 92 miliar dollar AS, dan 93,7 miliar dollar AS. Sementara dengan Indonesia, nilainya hanya 27,6 miliar dollar AS. Jika ditambah transaksi jasa, nilainya hanya 31,5 miliar dollar AS. Nilai itu tidak sampai 0,5 persen dari akumulasi PDB kedua negara.
AS berharap bisa memperbaiki volume perdagangan itu agar lebih meningkat di masa mendatang. Washington juga berharap semakin banyak investasi AS masuk ke Indonesia. ”Rekan di Indonesia sangat tertarik dengan lebih banyak investasi AS di sini. Antusiasmenya sangat besar,” ujarnya.
Sayangnya, pada saat bersamaan, sebagian pengusaha AS masih prihatin atas iklim investasi di Indonesia. Mereka berharap lebih banyak upaya perbaikan investasi di Indonesia agar lebih jelas bagi calon investor.
Isu lain yang menjadi perhatian Kritenbrink dalam lawatannya adalah kerja sama keamanan. AS-Indonesia berkomitmen terus meningkatkan kerja sama keamanan. ”Kami percaya kesejahteraan dan keamanan kami bisa terwujud bisa mitra kami juga sejahtera dan aman,” katanya.
Menurut dia, peningkatan kemampuan pertahanan mitra AS adalah kepentingan Washington. AS sangat berkomitmen membantu mitranya mampu mempertahankan diri.