Tiga film Indonesia mengikuti Festival Film Internasional Minsk Listapad Ke-27 pada 20-26 November 2021 di kota Minsk, Republik Belarus. Ketiga film itu adalah ”Labuan Hati”, ”Lima”, dan ”Yuni”.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Untuk pertama kalinya, Hari Sinema Indonesia yang digagas Kedutaan Besar RI Moskwa ikut memeriahkan Festival Film Internasional Minsk Listapad Ke-27 pada 20-26 November 2021 di kota Minsk, Republik Belarus. Hari Sinema Indonesia ini digagas bersama Studio Film Nasional Belarus untuk memperkenalkan Indonesia lebih dekat kepada masyarakat Belarus melalui film.
Dalam festival ini, ikut serta film-film karya dua perempuan sutradara Indonesia, Lola Amaria dengan film berjudul Labuan Hati dan Lima serta Kamila Andini dengan film berjudul Yuni. ”Kita berharap semakin banyak masyarakat Belarus yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Indonesia dan berkunjung ke Indonesia segera setelah pandemi selesai,” kata Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Azis Nurwahyudi saat membuka Malam Resepsi Hari Sinema Indonesia, Rabu lalu, di bioskop Dom Kino (The Cinema House), Minsk.
Film-film yang ditayangkan menunjukkan pesona pemandangan Indonesia. Film Labuan Hati yang mengambil lokasi di Labuan Bajo, misalnya. Film itu, menurut Azis, mempromosikan keindahan Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima destinasi superprioritas dari 10 destinasi ”Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah Indonesia.
Malam resepsi itu juga dimeriahkan dengan pentas budaya oleh penari Rusia-Indonesia dari sanggar tari binaan KBRI Moskwa, Kirana Nusantara Dance, serta sajian kopi dan jajanan pasar khas Indonesia yang disiapkan chef Sunar Yadi asal Indonesia yang merupakan Chef de Cuisine Hotel Double Tree Hilton, hotel bintang lima terkemuka di Minsk.
Film Labuan Hati (2017) dan Lima (2018) ditayangkan pada 22 dan 24 November sebagai bagian dari Non-Competitive Program Listapad Festival 2021. Adapun film Yuni (2021) ditayangkan pada 25 November 2021 sebagai bagian dari kompetisi film untuk kategori fiksi.
CEO Belarus Film Studio sekaligus Project Director Listapad Festival 2021, Vladimir Karachevskiy, mengatakan, tahun ini spesial karena untuk pertama kalinya film Indonesia bergabung. ”Kami berharap Indonesia akan berpartisipasi kembali di Listapad mendatang. Saya sudah melihat film-film yang tayang tahun ini. Saya yakin masyarakat Belarus sangat menyukainya,” ujarnya.
Untuk memperkenalkan Indonesia lebih jauh, Azis memberikan sejumlah buku The 10 New Bali edisi bahasa Rusia yang baru saja diluncurkan di Moskwa, 15 November lalu, kepada Karachevskiy. ”Semoga buku ini bisa menjadi inspirasi para produser film Belarus untuk berkunjung dan shooting film di sejumlah daerah di Indonesia yang eksotis dan kaya akan keragaman panorama alam,” kata Azis lagi.
Vladimir berharap penyelenggaraan Hari Sinema Indonesia pada Listapad Festival 2021 menjadi langkah awal untuk membangun jejaring kerja dan mengembangkan kerja sama antara sineas film Indonesia dan Belarus. ”Kami menantikan produksi film bersama dengan sineas film Indonesia dan shooting di sejumlah daerah di Indonesia yang sangat mengagumkan,” ujarnya.
Pelaksanaan Hari Sinema Indonesia terbilang sukses menarik minat masyarakat Belarus di Minsk. ”Sambutan masyarakat terhadap film Indonesia luar biasa. Jumlah penonton dalam pemutaran setiap film melebihi jumlah yang hadir dalam pemutaran sejumlah film Hollywood yang tayang bersamaan, seperti Ghostbuster dan The Eternal,” kata salah seorang anggota panitia festival yang bertanggung jawab pada pemutaran film asing, Natasha.
Staf Ahli Kantor Parlemen Belarus Maya Rutseskaya juga mengaku senang dengan adanya film Indonesia di festival itu. Ia sudah menonton Labuan Hati dan Yuni. Kedua film itu dinilai impresif. ”Sayang sekali saya tidak sempat menonton film Lima" karena harus bekerja. Semoga ada lebih banyak film Indonesia tahun depan," ujarnya.
Festival Listapad merupakan festival film internasional terbesar dan satu-satunya di Republik Belarus. Festival dibuat untuk menyatukan sutradara, produser, aktor, aktris, dan pelaku pelaku industri film internasional, khususnya dari negara-negara Commonwealth of Independent States. Festival ini pertama kali diadakan pada 1994 di Minsk. Pada 2013, International Federation of Film Producers Associations memasukkan Festival Listapad ke dalam daftar festival film paling prestisius di dunia, sejajar dengan festival film internasional di Berlin, Venice, Cannes, Montreal, dan Moskwa. (*)