Negara-negara Serentak Menutup Pintu Kedatangan dari Afrika
Sejumlah negara ramai-ramai mengumumkan langkah pencegahan atas Covid-19 varian Omicron dengan menutup kedatangan penerbangan dari Afrika. WHO telah menggolongkan varian itu sebagai varian yang harus diwaspadai.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
DUBAI, SABTU – Negara-negara di berbagai belahan dunia mulai akhir pekan ini, Sabtu (27/11/2021), beramai-ramai menutup pintu kedatangan dari sejumlah negara di kawasan selatan Benua Afrika. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19 lewat varian baru SARS-CoV-2, yang diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bernama Omicron. WHO menggolongkan Omicron sebagai varian yang harus diwaspadai atau variant of concern.
Menyusul Inggris, sejumlah negara di Asia Tenggara , seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, telah menutup perbatasan masing-masing dari beberapa negara di bagian selatan Afrika. Begitu juga negara-negara di Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Di Timur Tengah, negara yang menutup pintu kedatangan itu, antara lain, Jordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir. Sri Lanka, Maroko, Belanda, dan Amerika Serikat juga mengambil langkah yang sama.
Negara-negara tersebut rata-rata melarang kedatangan orang dari Afrika Selatan (Afsel), Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik, dan Malawi.
Pada Sabtu kemarin, Inggris mengonfirmasi telah menemukan dua kasus varian Omicron terkait dengan penerbangan dari wilayah selatan Benua Afrika. Adapun otoritas kesehatan Belanda mengatakan telah mendeteksi 61 kasus Covid-19 di antara orang-orang yang terbang dari Afsel sehari sebelumnya. Para pasien itu sedang diuji lebih lanjut untuk melihat apakah ada yang terinfeksi dengan varian Omicron.
Kasus-kasus itu ditemukan di antara sekitar 600 penumpang yang tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, dalam dua penerbangan, Jumat. Pemerintah Belanda kemudian menghentikan lalu lintas udara dari negara-negara di selatan Afrika. Penumpang yang sudah tiba dari penerbangan asal negara-negara di Afrika dipisahkan dari pelancong lain.
Mereka yang dites positif Covid-19 langsung diisolasi di sebuah hotel dekat bandara. Seorang juru bicara maskapai KLM mengatakan, pihaknya menentukan aturan baru guna mencegah calon penumpang yang membawa virus korona untuk terbang, khususnya yang berangkat dari Cape Town dan Johannesburg, Afsel.
Di Arab Saudi, pejabat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency, menyatakan Riyadh melarang penerbangan dari dan ke sejumlah negara di selatan Afrika. Warga negara asing dari tujuh negara di selatan Afrika, yang masuk dalam larangan itu, dapat memasuki Arab Saudi jika mereka telah transit selama 14 hari di negara ketiga dan mematuhi protokol kesehatan Arab Saudi.
Adapun kantor berita resmi Uni Emirat Arab, WAM, mengatakan, larangan akan diberlakukan kepada pelancong dari negara-negara Afrika itu, termasuk penumpang transit. Di negara lain, Pemerintah India juga tengah mengkaji untuk mengevaluasi pembukaan pintu kedatangannya.
Sidang WTO batal
Akibat merebaknya temuan varian Omicron, pertemuan tingkat menteri anggota-anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang sedianya digelar di Geneva, Swiss, awal pekan depan, dibatalkan. ”Ini bukan sebuah keputusan yang mudah untuk dibuat,” kata Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala.
”Namun, sebagai direktur jenderal, prioritas saya adalah kesehatan dan keselamatan semua peserta yang mencakup menteri, anggota delegasi, dan masyarakat sipil. Lebih baik untuk berhati-hati,” tambahnya.
Lewat keterangan tertulis, WHO menyatakan, salah satu pertimbangan organisasi itu menggolongkan varian Omicron sebagai varian yang harus diwaspadai adalah karena varian itu memiliki banyak mutasi yang bisa memicu infeksi ulang. Keputusan tersebut diambil setelah panel ahli bidang evolusi SARS-CoV-2 (TAG-VE) WHO menggelar pertemuan, Jumat (26/11), di Geneva, Swiss.
Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama kali dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.
Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afsel pada 24 November 2021. Sementara infeksi varian itu terkonfirmasi pertama kali dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.
Sebelumnya, situasi pandemi Covid-19 di Afsel ditandai oleh tiga puncak infeksi berbeda, puncak lonjakan kasus yang terakhir didominasi varian Delta. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, infeksi meningkat tajam, bertepatan munculnya varian B.1.1.529.
Dari Washington dilaporkan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan, AS membatasi pelancong dari delapan negara Afrika mulai Senin (29/11). Namun, kebijakan itu tidak berlaku bagi warga AS atau penduduk dengan status permanen.
"Sebagai tindakan pencegahan sampai kami memiliki lebih banyak informasi, saya memerintahkan pembatasan perjalanan udara tambahan dari Afsel dan tujuh negara lainnya," kata Biden melalui pernyataan tertulis.
Biden juga meminta agar perusahaan farmasi pembuat vaksin Covid-19 bersedia untuk sementara menangguhkan hak paten ataupun kekayaan intelektual mereka. Ini demi peningkatan dan perluasan produksi vaksin guna mencegah merebaknya varian Omicron.
Komentar Biden itu menuai kritik karena AS—sama seperti negara-negara kaya pada umumnya— lambat mengulurkan tangan kepada negara yang membutuhkan vaksin Covid-19. Pada awal 2021, AS dan Uni Eropa menumpuk vaksin untuk mereka pakai di dalam negeri.
Perusahaan farmasi AS pengembang vaksin Covid-19, Moderna, mengatakan bahwa perseroan akan mengembangkan suntikan dosis penguat (booster) guna menghadapi varian Omicron. Manajemen Moderna menyebut langkah itu adalah salah satu dari tiga strategi yang sedang dilakukan perusahaan untuk mengatasi ancaman baru.
Moderna membuka opsi untuk menambah dosis yang lebih tinggi dari vaksin yang sudah ada sebelumnya. "Mutasi pada varian Omicron mengkhawatirkan dan selama beberapa hari, kami telah bergerak secepat mungkin untuk menjalankan strategi kami untuk mengatasi varian ini," kata CEO Moderna Stephane Bancel.