Sudah Buka-bukaan, tetapi Belum Sukses Sedot Wisatawan Mancanegara
Sejumlah negara sudah membuka pintunya kembali untuk pelancong asing, termasuk Thailand dan Indonesia. Hanya saja, jumlah pelancong asing yang masuk belum banyak sehingga harapan bertumpu kepada pelancong domestik.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Demi memulihkan sektor pariwisata pascapandemi Covid-19, sejumlah negara mulai membuka pintunya kembali untuk pelancong atau wisatawan asing. Thailand termasuk salah satu negara pertama di Asia yang melakukannya. Hanya saja, realitas belum sesuai dengan harapan.
Proses pemulihan pariwisata Thailand sudah tampak. Namun, lajunya masih lambat karena belum banyak pelancong asing yang masuk. Pada 10 bulan pertama 2021, hanya ada 106.117 pelancong asing yang masuk. Angka ini jauh di bawah data 2020 yang jumlahnya mencapai 6,7 juta pelancong. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, terdapat sekitar 40 juta pelancong yang masuk dalam satu tahun.
Presiden dan CEO dari perusahaan perhotelan Asset World Corporation, Wallapa Traisorat, mengatakan, dalam situasi normal, mayoritas pemesanan kamar datang dari negara-negara di Barat dan Timur Tengah. ”Sekitar 70 persen pesanan datang dari negara-negara di Eropa, seperti Jerman, Inggris, negara-negara Skandinavia, dan Amerika Serikat. Ada juga dari Timur Tengah dan Asia, tetapi tak banyak,” kata Traisorat, Kamis (25/11/2021).
Namun, pada masa pandemi, pelancong asing tidak banyak. Namun, pariwisata sedikit terbantu dengan kehadiran wisatawan domestik atau warga Thailand yang tinggal lama di hotel, baik untuk berlibur maupun untuk bekerja jarak jauh. Pada November diperkirakan tingkat hunian bisa mencapai setidaknya 30 persen.
Selama ini Thailand merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang populer. Pariwisata juga menjadi salah satu penyumbang penting perekonomian Thailand. Dari sekitar 40 juta pelancong pada 2019, penghasilan yang tercipta sekitar 57,3 miliar dollar AS.
Kepala Keuangan Hotel Centara Gun Srisompong berharap akan ada 200.000 pelancong asing yang datang tahun ini dan 5 juta orang pada 2022. Ia berharap akan lebih banyak warga setempat yang tinggal lebih lama di hotel karena mereka bisa menjadi penyelamat bagi hotelnya. Untuk memenuhi kebutuhan pelancong yang menginap lebih lama untuk bekerja jarak jauh, Srisompong mengaku, pihaknya mengatur kamar menjadi lebih personal.
Salah seorang pelancong asal Jerman, Markus Klarer, tak sabar ingin segera pergi ke Thailand lagi mengingat situasinya yang sekarang tidak terlalu ramai dan banyak tawaran diskon di pertokoan. ”Ini saat yang tepat untuk jalan-jalan lagi ke Thailand,” ujarnya.
Meski Thailand sudah membuka diri pada pelancong asing, masih ada sejumlah pelaku bisnis yang menilai aturan protokol kesehatan Covid-19 masih menyulitkan dan membingungkan. Salah satunya adalah aturan pemerintah yang melarang konsumsi alkohol setelah pukul 21.00.
”Pelancong tidak sepenuhnya yakin dan masih bingung dengan peraturan pemerintah yang berlaku sekarang,” kata manajer sebuah restoran di Bangkok, Chitchai Senwong.
Situasi serupa dialami Pulau Bali, Indonesia. Sudah lebih dari sebulan sejak Bali secara resmi membuka diri kembali untuk pelancong asing yang sudah divaksin lengkap dari 19 negara, termasuk China dan India. Namun, jumlah pelancong asing yang masuk masih minim.
Harian The Australian, Selasa lalu, menyebutkan, banyak hotel yang masih sepi tamu. Pertokoan di pinggir jalan dan pantai-pantai pun sering lengang, bahkan tutup. Harian Kompas, 18 November lalu, menyebutkan, kondisi pariwisata di Bali belum banyak bergeliat. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, akumulasi pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I-2021 hingga triwulan III-2021 terkontraksi sedalam 3,43 persen. Kinerja ekonomi Bali terendah di antara daerah lain di Indonesia.
Selama masa pandemi, Bali dinilai membutuhkan model pengelolaan yang berbeda. Perubahan sendiri lumrah dan berkali-kali terjadi sejak Bali mulai memikat orang asing pada awal abad ke-20 hingga sebelum pandemi, seperti tertulis di buku Metamorfosis Pariwisata Bali.
Bali pernah jatuh bangun akibat terimbas krisis ekonomi dan krisis moneter pada 1997-1998, ledakan bom pada 2002 dan 2005, serta erupsi Gunung Agung pada 2017. Seperti halnya Thailand, Bali pun ”diselamatkan” oleh wisatawan domestik. Data BPS Bali menunjukkan, Bali hanya didatangi 1.069 juta pelancong asing sepanjang 2020 atau turun 82,96 persen dibandingkan dengan 2019. Sementara total pelancong pada 2020 adalah 4,6 juta orang. Artinya, lebih dari 3 juta pelancong adalah wisatawan domestik. (REUTERS/LUK)