Presiden Jokowi Minta Negosiasi CEPA Indonesia-UE Dipercepat
Presiden Jokowi menyatakan kepada Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Perancis agar meningkatkan komunikasi tahun depan dan mempercepat CEPA. Pasalnya, RI akan jadi Ketua G-20 dan Perancis jadi Presiden Uni Eropa.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengharapkan, selama presidensi Perancis di Uni Eropa, negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa dipercepat dan mendapatkan hasil konkret. Indonesia menginginkan Perancis menjadi mitra dalam memperjuangkan perdagangan yang terbuka, adil, dan nondiskriminatif.
Demikian, antara lain, pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/11/2021). Pada pertemuan tersebut Menlu Perancis didampingi Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard.
”Saya ingin sampaikan beberapa pesan. Pertama, saya setuju kita tingkatkan komunikasi tahun depan. Indonesia akan menjadi Ketua G-20 dan Perancis akan menjadi Presiden Uni Eropa,” kata Presiden Jokowi yang pada pertemuan tersebut didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kedua, selama presidensi Perancis di Uni Eropa, Presiden Jokowi mengharapkan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa akan dipercepat dan mendapatkan hasil konkret.
Saya sangat mendukung perdagangan yang sustainable. Tetapi, saya keberatan jika isu lingkungan disalahgunakan untuk dijadikan hambatan perdagangan. (Presiden Joko Widodo)
Ketiga, Presiden Jokowi ingin Perancis menjadi mitra Indonesia dalam memperjuangkan perdagangan yang terbuka, adil, dan nondiskriminatif. Presiden Jokowi menyatakan dukungannya terhadap perdagangan yang berkelanjutan. ”Saya sangat mendukung perdagangan yang sustainable. Tetapi, saya keberatan jika isu lingkungan disalahgunakan untuk dijadikan hambatan perdagangan,” kata Kepala Negara.
Dukungan vaksinasi
Keempat, Presiden Jokowi menyambut baik peningkatan kemitraan dengan adanya mekanisme dialog yang baru, yaitu pertemuan 2+2 (Menteri Luar Negeri-Menteri Pertahanan) antarkedua negara. Kelima, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Perancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.
Sebelumnya, seperti diberitakan Kompas.id pada 10 September 2021, Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard mengatakan Perancis berkomitmen, dalam kemitraan yang erat, untuk mendukung program vaksinasi di Indonesia. Setahun lalu, fasilitas Covax didirikan, dengan dukungan Perancis, untuk menjamin akses yang adil terhadap vaksin dalam menghadapi Covid-19 sebagai barang publik global.
”Hari ini, terima kasih untuk Covax, lebih dari 130 negara telah menerima lebih dari 156 juta dosis vaksin,” kata Chambard saat memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-55 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (10/9/2021).
Perancis berdiri bersama Indonesia, sebagai mitra strategisnya, dalam melanjutkan perjuangan melawan Covid-19.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengingatkan bahwa solidaritas internasional negara maju mesti mengambil peran secara efektif dalam upaya melawan pandemi Covid-19. Para mitra dari G-7, G-20, dan Uni Eropa pun diajaknya—sebagaimana halnya dilakukan Perancis—untuk berbagi dosis vaksin dengan 92 negara yang menjadi bagian Covax Advance Market Commitment.
Donasi dosis vaksin terbukti menjadi respons jangka pendek yang efektif untuk mendukung pengiriman vaksin ke seluruh dunia. Donasi Perancis untuk Covax menjadi bagian dari upaya global tim Eropa dalam mekanisme yang bertujuan memastikan solidaritas vaksin secara nyata.
”Perancis berdiri bersama Indonesia, sebagai mitra strategisnya, dalam melanjutkan perjuangan melawan Covid-19,” kata Chambard saat itu.