Menurut hukum Uni Eropa, perusahaan teknologi harus berunding dengan penerbit atau pemilik hak atas berita-berita yang ditampilkan di mesin pencari atau laman perusahaan teknologi.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
PARIS, KAMIS — Google kembali setuju membayar kantor berita Eropa untuk berita yang diakses dari mesin pencari. Kesepakatan terbaru dicapai dengan Agence France-Presse (AFP) dan berlaku selama lima tahun.
AFP dan Google mengakui kesepakatan itu pada Rabu (16/11/2021) sore waktu Perancis atau Kamis (18/11/2021) dini hari WIB. Kesepakatan selama lima tahun yang tidak diungkap nilainya itu mengatur Google akan membayar AFP atas berita-berita AFP yang diakses pembaca setelah mencarinya di Google. Dengan dana Google, AFP juga akan memberikan pelatihan cara memeriksa fakta.
”Kesepakatan dengan Agence France-Presse menunjukkan keinginan mencari kesamaan dengan penerbit dan media di Perancis. Perjanjian ini membuka jalan untuk kolaborasi lebih erat,” kata Manajer Utama Google Eropa Sebastien Missoffe.
AFP-Google berunding selama 18 bulan sebelum bersepakat. ”Kesepakatan ini berlaku di seluruh Uni Eropa dan seluruh versi bahasa (yang dipakai dalam berita) AFP, termasuk di negara yang belum punya aturan soal ini,” kata CEO AFP Fabrice Fries.
Ia mengatakan, AFP telah lama mengupayakan keuntungan yang pantas. Kesepakatan itu dinyatakan akan berkontribusi pada pembuatan informasi berkualitas dan pengembangan inovasi di AFP. Inti perundingan itu adalah ”hak terkait” yang diatur hukum UE. Menurut hukum UE, perusahaan teknologi harus berunding dengan penerbit atau pemilik hak atas berita-berita yang ditampilkan di mesin pencari atau laman perusahaan teknologi.
Kesepakatan lain
Bukan kali ini saja Google setuju membayar kantor berita atau media massa yang bukan kantor berita. Pada Februari 2021, Google setuju membayar kepada 121 media massa di Perancis. Persetujuan itu hasil perundingan Google dengan Alliance de la Presse d’Information Generale (APIG). Kesepakatan bernilai 76 juta dollar AS itu berlaku selama tiga tahun.
Dalam kesepakatan itu, Google akan membayar 22 juta dollar AS per tahun kepada 121 koran lokal dan nasional Perancis. Google juga membayar 10 juta dollar AS ke APIG. Untuk kesepakatan kedua, APIG setuju tidak menggugat Google terkait hak cipta selama kesepakatan berlaku.
Meski tidak sepenuhnya puas, para anggota APIG mau meneken kesepakatan itu. Mereka terutama marah karena Google menolak mengungkap data pendapatan yang diperoleh Google dari berita-berita yang diklik di laman mesin pencari itu. ”Kesepakatan ini tidak memastikan perlakuan adil untuk semua penerbit. Sebab, dasar perhitungannya tidak diungkap. Google memanfaatkan perpecahan kita demi kepentingan mereka,” demikian tajuk rencana Spiil, media internal APIG.
Pada Januari 2021, Reuters lebih dulu bersepakat dengan Google. Nilai kesepakatan itu tidak diungkap. Hal yang jelas, Google setuju membayar Reuters atas berita-berita Reuters yang diakses pembaca dari mesin pencari. Adapun di Australia, Google membayar puluhan juta dollar Australia kepada sejumlah kelompok media. Kesepakatan antara lain dicapai dengan kelompok media milik Rupert Murdoch.
Pada Oktober 2020, Alphabet, induk Google, memang mengumumkan alokasi 1 miliar dollar AS untuk membayar para perusahaan media. Nilai untuk tiga tahun itu digunakan untuk produk baru bernama Google News Showcase. Di Jerman, kesepakatan dijalin dengan Der Spiegel, Stern, dan Die Zeit. Sementara di Brasil, kesepakatan dijalin dengan Folha de SPaulo, Band, dan Infobae.
Google berencana menjalankan proyek itu di Belgia, India, Belanda, dan negara lain. Sudah ratusan perusahaan media berunding dengan Google untuk mendapatkan bagian dari proyek itu.
”Kesepakatan keuangan ini, terbesar sampai saat ini, akan membayar penerbit untuk membuat dan memeriksa materi berkualitas tinggi bagi pengalaman baru akses berita daring,” tulis CEO Alphabet Sundar Pichai.
Google News Showcase memberi kesempatan penerbit memilih berita unggulan untuk ditampilkan. Berita-berita itu akan ditampilkan di ponsel berbasis Android, sistem operasi yang dikembangkan Alphabet, dan iOS. ”Produk ini membedakan kami dari yang lain. Sebab, produk ini bergantung pada pilihan editor,” kata Pichai. (AFP/REUTERS)