Lewat Jatuh Tempo, Investor Masih Tunggu Pembayaran Utang Evergrande
Evergrande melambangkan era peminjaman dan pembangunan properti secara bebas. Namun, model bisnis itu telah ditenggelamkan oleh ratusan aturan baru yang dirancang untuk mengekang kegilaan utang pengembang.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SHANGHAI, RABU — Investor masih menunggu pembayaran kupon surat utang perusahaan raksasa properti China, Evergrande, yang kembali jatuh tempo pada Rabu (10/11/2021). Evergrande telah melewatkan pembayaran bunga pada tenggat sebelumnya awal bulan lalu. Kondisi ini semakin menimbulkan kekhawatiran tentang krisis likuiditas di sektor properti China dan bisa merambat ke ekonomi negara itu secara umum.
Evergrande tersandung dari satu tenggat ke tenggat lain untuk pembayaran kupon surat utangnya dalam beberapa pekan terakhir. Perusahaan itu bergulat dengan kewajiban lebih dari 300 miliar dollar AS. Sebanyak 19 miliar dollar AS di antaranya surat utang di pasar internasional. Evergrande belum dinyatakan gagal membayar kewajiban utang luar negerinya. Namun, pembayaran kupon surat utang senilai 148 juta dollar AS yang telah jatuh tempo harus dilakukan pada Rabu ini. Perseroan juga memiliki pembayaran kupon dengan total lebih dari 255 juta dollar AS pada surat utang Juni 2023 dan 2025 dengan tenggat 28 Desember 2021.
Pemerintah China telah mendorong perusahaan milik pemerintah dan pengembang properti yang didukung negara untuk membeli beberapa aset Evergrande guna mencegah kebangkrutan perusahaan itu. Terlepas dari kesengsaraan utang Evergrande yang mencekik, unit usaha Evergrande di sektor kendaraan listrik terus maju dengan rencana bisnisnya. Unit ini sedang mencari persetujuan dari otoritas China untuk menjual kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV) perdana, Hengchi 5.
Perusahaan China Evergrande New Energy Vehicle Group Ltd berencana menjual saham senilai 500 juta dollar Hong Kong (64 juta dollar AS) untuk mendanai produksi mobil listrik baru. Perusahaan itu berencana menjual 174,83 juta saham baru atau 1,76 persen dari modal saham di harga 2,86 dollar Hong Kong per saham. Rencana itu sudah diajukan pada otoritas bursa saham Hong Kong dan turut mendorong naik harga saham China Evergrande New Energy Vehicle Group sebesar 1,4 persen pada perdagangan Rabu ini.
Kekhawatiran atas potensi kejatuhan Evergrande mengguncang sektor properti China. Surat utang perusahaan-perusahaan properti di negara itu terdampak di tengah kekhawatiran bahwa krisis dapat menyebar ke pasar lain.
Kekhawatiran atas potensi kejatuhan Evergrande mengguncang sektor properti China. Surat utang perusahaan-perusahaan properti di negara itu terdampak di tengah kekhawatiran bahwa krisis dapat menyebar ke pasar lain. Penurunan harga terjadi hanya beberapa jam setelah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, memperingatkan sektor properti China yang bermasalah dapat menimbulkan risiko perekonomian global.
Menggarisbawahi adanya tekanan likuiditas, beberapa perusahaan real estat mengungkapkan rencana untuk menerbitkan utang di pasar antarbank pada pertemuan dengan regulator pasar obligasi antarbank China, seperti dilaporkan Securities Times. Tekanan di sektor properti China telah mengguncang pasar global pada September dan Oktober lalu.
Ada jeda singkat pada pertengahan Oktober setelah Beijing mencoba meyakinkan pasar bahwa krisis tidak akan dibiarkan lepas kendali, tetapi kekhawatiran muncul kembali. Meningkatnya kekhawatiran bahwa tekanan keuangan yang dihadapi pengembang menyebar ke sektor lain terlihat pada tengah pekan ini. Rentang premi risiko di antara perusahaan China dan surat utang AS (US Treasury) melebar ke level tertinggi dalam kurun lebih dari 5 bulan.
Didirikan di Guangzhou pada 1996, Evergrande melambangkan era peminjaman dan pembangunan properti secara bebas. Namun, model bisnis itu ditenggelamkan oleh ratusan aturan baru yang dirancang untuk mengekang kegilaan utang pengembang dan mempromosikan perumahan secara lebih terjangkau. Tiap muncul prospek Evergrande gulung tikar, timbul pertanyaan tentang lebih dari 1.300 proyek real estat yang dimiliki perusahaan di 280 kota di China. Eksposur bank kepada pengembang juga luas sehingga menambah kekhawatiran.
Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan, Evergrande telah melewatkan tenggat pembayaran kupon pada awal bulan lalu. Tanggal jatuh tempo terlihat lantaran menyebarnya tekanan pasar kredit. Surat utang dollar AS yang berkualitas lebih tinggi mengalami aksi jual terburuk dalam beberapa bulan. Ini seiring gelagat investor semakin khawatir tentang dampak gagal bayar Evergrande terhadap perusahaan properti yang lebih besar dan ekonomi yang lebih luas.
Meskipun tidak ada indikasi Evergrande akan melewatkan kewajiban pembayaran, setiap perkembangan dapat memicu klausul gagal bayar perseroan. Kondisi itu juga memberi kreditur lebih banyak ruang untuk bernegosiasi. Sejauh ini tidak ada komentar dari Evergrande. Hingga kini, Evergrande telah terelakkan dari ambang gagal bayar dengan memenuhi kupon tertunda lainnya pada 11 jam sebelum masa tenggang berakhir. (REUTERS)