Penerbangan Perdana Melintasi Selat Cook dengan Pesawat Listrik
Pemilik ElectricAir, Gary Freedman, memanfaatkan penerbangan selama 40 menit tersebut untuk mengingatkan publik soal perubahan iklim. Ini tepat 101 tahun sejak orang pertama kali menerbangkan pesawat di atas Selat Cook.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·2 menit baca
WELLINGTON
Pendiri perusahaan ElectricAir, Gary Freedman (40), menjadi orang pertama yang terbang melintasi Selat Cook di Selandia Baru dengan pesawat listrik, Senin (1/11/2021). Maskapai ElectricAir milik Freedman merupakan yang perdana mengoperasikan pesawat listrik di negara itu.
Freedman memanfaatkan penerbangan selama 40 menit tersebut untuk mengingatkan publik soal perubahan iklim. Terlebih saat ini tengah digelar Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim atau COP 26 di Glasgow, Skotlandia. Aksi Freedman ini tepat 101 tahun sejak orang pertama kali menerbangkan pesawat konvensional di atas perairan yang memisahkan dua pulau di Selandia Baru itu.
Pejabat Bandara Internasional Wellington percaya itu penerbangan terjauh yang ditempuh dengan pesawat listrik sampai saat ini. ”Hari yang sangat menyenangkan bagi bandara kami. Hari pemecahan rekor dunia,” kata juru bicara Bandara Internasional Wellington, Jenna Raeburn.
Freedman mengatakan, penerbangan sempat tertunda 15 menit akibat hujan lebat. Beruntung cuaca kemudian membaik bahkan cerah di atas perairan. Dia sangat gembira ketika mendarat dengan selamat dan teknologi pesawatnya bekerja lebih baik dari yang dia harapkan. ”Kami masih memiliki 40 persen daya tersisa. Bisa saja kita terbang pergi pulang,” katanya.
Freedman sudah lama menyukai isu lingkungan hidup. Ide mendirikan maskapai yang mengoperasikan pesawat terbang listrik hingga terbang di atas Selat Cook muncul saat dia memikirkan ketidaksesuaian soal berkendara dengan mobil listrik dan menerbangkan pesawat bertenaga gas. Dia pun pergi ke Slovenia untuk membeli pesawat Pipistrel Alpha Electro.
Berat pesawat itu kurang dari 400 kilogram. Untuk perjalanan 78 kilometer, Freedman terbang pada ketinggian 1.000 kaki (305 meter) di atas permukaan laut dengan kecepatan 130 kilometer per jam untuk mempertahankan muatannya. Freedman mengatakan dibutuhkan sekitar satu jam untuk mengisi daya secara penuh untuk pesawat itu.
Raeburn mengungkapkan, aksi Freedman itu membuka opsi layanan penerbangan jarak pendek reguler dengan pesawat listrik oleh bandara paling cepat lima tahun mendatang. Dia mengatakan, teknologi listrik belum cukup maju untuk menggerakkan pesawat penumpang besar. Namun, pesawat berbahan bakar biofuel dan hidrogen kemungkinan akan memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan di masa depan. (AP)