Belum Ada Titik Temu Konflik Perikanan Perancis dengan Inggris
Perancis sebelumnya telah mengancam akan melarang kapal-kapal Inggris membongkar hasil tangkapan mereka di pelabuhan-pelabuhan Prancis. Selain itu Perancis juga siap memeriksa semua impor Inggris ke Perancis.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
GLASGOW, SELASA — Konflik di sektor perikanan antara Perancis dan Inggris terus berlanjut. Sebelumnya Presiden Perancis Emmanuel Macron memutuskan tidak jadi melaksanakan ancamannya soal pelarangan kapal-kapal Inggris membongkar tangkapannya di pelabuhan-pelabuhan Perancis. Perancis mencoba menegosiasikan larangan operasi atas puluhan kapal penangkap ikan Perancis di perairan teritorial Inggris dan Kepulauan Channel.
”Bukan jadi kebijakan kami untuk menegakkan hukuman di tengah negosiasi yang dilakukan,” kata Macron di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11/2021). Pernyataan itu disambut baik oleh Pemerintah Inggris.
Perancis sebelumnya telah mengancam akan melarang kapal-kapal Inggris membongkar hasil tangkapan mereka di pelabuhan-pelabuhan Perancis. Selain itu Perancis juga mengancam akan memeriksa semua impor Inggris ke Perancis mulai Senin (1/11) tengah malam. Namun, Macron menyatakan tambahan waktu negosiasi masih diperlukan kedua belah pihak.
Pembicaraan antara kedua negara plus Uni Eropa akan berlanjut sepanjang pekan ini. Menteri Brexit David Frost akan bertemu dengan Menteri Eropa Perancis Clement Beaune di Paris pada Kamis (4/11). Menurut seorang juru bicara Komisi Eropa, pembicaraan antara para pihak yang digelar awal pekan ini di Brussels telah memungkinkan mereka untuk memetakan ”jalan ke depan pada beberapa aspek” dan hal itu akan berlanjut.
Pembicaraan antara kedua negara plus Uni Eropa akan berlanjut sepanjang pekan ini. Menteri Brexit David Frost akan bertemu dengan Menteri Eropa Perancis Clement Beaune di Paris pada Kamis (4/11).
Di Perancis, para politisi baik dari sayap kanan maupun kiri mendesak Macron untuk mengambil sikap tegas dengan Inggris. Hal itu diduga seiring dengan telah dimulainya musim kampanye untuk pemilihan presiden Perancis tahun depan. ”Saya setuju untuk memberikan waktu tambahan 48 jam, tetapi kita harus sangat keras dengan Inggris,” kata calon presiden Perancis dari kubu konservatif Xavier Bertrand. Bertrand diproyeksikan bakal menantang Macron dalam pemilu tahun depan.
Keputusan Macron untuk menunda pembalasan atas Inggris untuk menurunkan ketegangan yang telah terjadi antara kedua negara. Sentimen turut digaungkan oleh tokoh sosialis terkemuka, Patrick Kanner. Ia menilai tindakan pembalasan sepatutnya menjadi sebuah opsi yang disiapkan Perancis.
Selain sektor perikanan, Paris juga marah atas keterlibatan London dalam pakta pertahanan baru dengan AS dan Australia lewat AUKUS. Kondisi itu mengakibatkan Perancis terlewatkan. Apalagi kedua tetangga itu juga tengah berdebat tentang lonjakan jumlah migran yang menyelinap melintasi Kepulauan Channel ke Inggris.
Perseteruan di sektor perikanan antara kedua negara berpusat pada hak-hak nelayan skala kecil di Perancis utara. Para nelayan telah melaut selama berabad-abad di perairan Inggris dan Kepulauan Channel. Di bawah kesepakatan pasca-Brexit yang disepakati oleh Inggris dan UE, kapal penangkap ikan Eropa dapat terus mengarungi perairan Inggris dan Pulau Channel jika mereka dapat membuktikan bahwa mereka pernah beroperasi di sana di masa sebelumnya.
Namun, lusinan kapal Perancis telah mengajukan permohonan izin untuk menangkap ikan di perairan itu, khususnya di antara enam dan 12 mil dari pantai Inggris dan perairan Jersey, tetapi ditolak. Otoritas Inggris dan Jersey mengklaim mereka gagal memberikan bukti dokumen yang memadai dan mengancam akan menuntut Perancis jika mengganggu arus perdagangan.
”Jika seseorang berperilaku tidak adil dalam kesepakatan perdagangan, Anda berhak mengambil tindakan terhadap mereka dan mencari beberapa tindakan kompensasi,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss kepada media Sky News, Minggu (31/10). ”Itulah yang akan kami lakukan jika Perancis tidak mundur.” Namun, dalam pernyataan selanjutnya, Pemerintah Inggris mengisyaratkan kesediaan untuk memberikan izin dan melanjutkan negosiasi dengan Perancis.
Sebagai bagian dari perseteruan kedua belah pihak, sejumlah kapal pukat Inggris ditahan di pelabuhan Perancis. Duta Besar Perancis di London dipanggil oleh Pemerintah Inggris untuk ditegur, sebuah tindakan yang umumnya ditujukan pada negara yang berada dalam kondisi bermusuhan dengan Inggris. Macron yang disambut dengan senyuman oleh Perdana Menteri Inggris Borris Johnson dalam KTT COP26 mengatakan dia yakin kedua pihak sama-sama berupaya mencari solusi terbaik. (AFP/REUTERS)