Tim ahli FDA memberi lampu hijau penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech bagi anak-anak usia 5-11 tahun. Vaksinasi anak usia sekolah sangat penting untuk perlindungan anak, terutama saat belajar tatap muka.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU – Panel ahli mengeluarkan rekomendasi kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk mengizinkan otoritas kesehatan memvaksin anak usia 5-11 tahun menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech. Menurut pandangan tim ahli, yang terdiri dari ahli kesehatan dan epidemologi, vaksinasi memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan risiko yang harus dihadapi anak-anak pada masa pandemi.
Pemberian rekomendasi itu menjadi langkah penting di Amerika Serikat. Setidaknya 28 juta anak-anak usia sekolah di AS akan terlindungi setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Hal ini juga akan berdampak pada proses pembelajaran tatap muka yang terhenti selama pandemi Covid-19.
Rekomendasi tim ahli keluar setelah 18 anggota bertemu dan berdiskusi sepanjang hari, Selasa (26/10/2021). Dari 18 anggota tim panel, 17 orang menyatakan setuju memberikan izin penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech bagi anak usia 5-11 tahun. Satu anggota tim panel memilih abstain.
Meski sudah ada rekomendasi tim ahli, FDA tidak memiliki kewajiban untuk mengikutinya. Akan tetapi, biasanya rekomendasi ini didengar dan menjadi keputusan FDA juga.
Menurut rencana, tim panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS akan bertemu pekan depan dan membahas hal yang sama. Mereka akan memutuskan untuk memberikan lampu hijau seperti halnya rekomendasi tim panel FDA atau sebaliknya. Keputusan terakhir pemberian vaksinasi anak usia 5-11 tahun berada di tangan direktur CDC.
Dr Amanda Cohn, ahli vaksin pediatrik di CDC dan anggota panel voting, mengatakan, dalam setahun terakhir sejak kemunculan pertama di Provinsi Hubei, China, Covid-19 menjadi penyakit mematikan kedelapan bagi anak-anak usia 5-11 tahun. Dia menilai, pemberian vaksin Covid-19 pada anak-anak kelompok usia ini akan mencegah hal buruk pada mereka, termasuk kematian.
Ilmuwan senior FDA, Peter Marks, mengatakan, anak-anak yang usianya masih sangat muda dipandang memiliki kekebalan yang lebih baik dibandingkan orang dewasa. Meskipun demikian, ada sekitar 1,9 juta anak yang terpapar Covid-19 dan 8.300 di antaranya harus menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Sepertiga dari jumlah tersebut memerlukan perawatan intensif.
Data American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa lebih dari 500 anak di AS meninggal akibat penyakit ini.
Mars mengakui ada keinginan warga, khususnya para orangtua, atas ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman untuk anak-anak. Ketersediaan dan kewajiban vaksinasi Covid-19 bagi anak usia sekolah akan memberi rasa aman, tidak hanya bagi orangtua dan anak, tetapi juga lingkungan, terutama lingkungan bermain dan sekolah.
Namun, dia menekankan, rekomendasi yang dikeluarkan oleh tim panel hanya memfokuskan pada hasil penelitian ilmiah dan bukan faktor lain, seperti sosial dan pendidikan.
Dosis rendah
Pfizer dan BioNTech tengah mencari izin penggunaan vaksin Covid-19 yang mereka produksi untuk anak-anak. Dosis yang diberikan kepada anak-anak kelompok usia 5-111 tahun sebanyak 10 mikrogram atau hanya sepertiga dibandingkan dosis orang dewasa yang mencapai 30 mikrogram.
Pfizer dan BioNTech mengklaim, vaksin yang disuntikkan kepada anak-anak kelompok usia ini memiliki efikasi hingga 90,7 persen dan tidak ada masalah keamanan yang serius.
Pfizer mengevaluasi data keamanan 3.000 anak yang menjadi sukarelawan uji klinis. Efek samping paling umum yang diperlihatkan oleh sukarelawan, menurut Pfizer, adalah umum dan ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan kedinginan.
Tidak ada kasus miokarditis atau perikarditis (peradangan di sekitar jantung). Tidak ada cukup sukarelawan penelitian untuk bisa mendeteksi efek samping yang sangat langka seperti miokarditis atau peradangan jantung. Beberapa anggota tim panel menyarankan, vaksin harus diberikan pada kelompok calon penerima yang lebih sempit karena risiko miokarditis ini. Misalnya, anak-anak yang memiliki kerentanan lebih tinggi dan berpotensi dirawat di rumah sakit.
”Ada anak-anak, dengan kondisi kesehatan tertentu yang harus divaksinasi. Pertanyaan lanjutannya adalah seberapa luas penggunaan vaksin untuk anak-anak lainnya. Saya pikir itu penting,” kata Eric Rubin, Pemimpin Redaksi New England Journal of Medicine.
Jika diizinkan, vaksin Pfizer-BioNTech kemungkinan akan menjadi satu-satunya vaksin yang tersedia untuk kelompok usia 5-11 tahun di Amerika Serikat selama beberapa waktu ke depan.
Selain data uji klinis anak usia 5-11 tahun, Pfizer mengatakan, data uji klinis vaksin untuk anak kelompok usia yang lebih rendah, 2-4 tahun, tengah diupayakan tersedia pada akhir tahun ini.
Pemerintah Presiden AS Joe Biden menginginkan vaksin untuk anak-anak segera tersedia agar belajar mengajar di sekolah kembali berlangsung. Secara psikologis, vaksinasi untuk anak-anak juga dinilai bisa memulihkan dan menormalisasi situasi di dalam keluarga, terutama ketika anak-anak terpaksa harus berada di rumah dan orangtua harus mengambil alih tugas guru.
Normalisasi kondisi bagi anak-anak dibutuhkan karena, berdasarkan penelitian Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Maret 2020, diperkirakan 300 juta pelajar di seluruh dunia terdampak setelah sekolah menghentikan proses belajar mengajar. Setahun kemudian, Maret 2021, hasil studi UNESCO sepanjang masa pandemi menunjukkan hampir 600 juta anak usia sekolah di seluruh dunia kesulitan membaca.
Siswa di wilayah Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika adalah yang paling terdampak. (AFP/REUTERS)