Biden Tunda Pembukaan Dokumen, Pembunuhan Kennedy Masih Jadi Misteri
Pembunuhan Presiden Amerika Serikat Ke-35 John F Kennedy menyimpan kisah besar dalam politik Amerika Serikat. Sampai saat ini, dua pertanyaan utama, yakni mengapa dan siapa di balik pembunuhan itu, masih menjadi misteri.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
Hasil penyelidikan dan data terkait kematian Presiden Amerika Serikat Ke-35 John F Kennedy tetap misterius. Sebab, Washington kembali memutuskan menunda pencabutan status rahasia untuk dokumen-dokumen itu.
Dalam pengumuman pada Jumat (22/10/2021) malam waktu Washington atau Sabtu pagi WIB, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menetapkan kelanjutan status rahasia itu. ”Kelanjutan penundaan diperlukan untuk melindungi dari bahaya yang lebih besar terhadap kegiatan militer, operasi intelijen, penegakan hukum, atau hubungan luar negeri dibandingkan kepentingan publik untuk pengungkapan segera,” kata Biden dalam pernyataan tertulisnya.
Pengungkapan seluruh dokumen terkait kematian Kennedy merupakan perintah Undang-Undang (UU) JFK yang disahkan Kongres AS di 1992. UU itu memerintahkan bahwa pada akhirnya, seluruh dokumen terkait kematian Kennedy harus bisa dilihat publik. Hingga 29 tahun sejak UU itu disahkan dan 58 tahun sejak Kennedy ditembak mati pada 22 November 1963, seluruh dokumen terkait peristiwa itu masih berstatus rahasia.
Biden beralasan, UU JFK mengizinkan penundaan pengungkapan seluruh dokumen terkait penembakan Kennedy apabila dinilai ada ancaman nasional yang dihadirkan dari pencabutan status rahasia. Sejak 2018, sejumlah lembaga pemerintahan telah meninjau dokumen-dokumen yang akan diumumkan kepada khalayak.
Lembaga Arsip Nasional AS atau National Archives and Records Administration (NARA) telah meninjau dokumen-dokumen itu bersama beberapa lembaga pemerintahan AS lainnya. NARA dan lembaga-lembaga itu terutama memilah kata-kata mana yang harus tetap ditutup pada dokumen-dokumen terkait kematian Kennedy.
Upaya pemilahan ini, menurut Gedung Putih, terkendala pandemi Covid-19. Guna mengendalikan laju penyebaran virus, banyak pegawai pemerintah bekerja dari rumah. Sementara dokumen-dokumen itu tidak bisa meninggalkan tempat penyimpanannya karena masih berstatus rahasia.
”NARA membutuhkan waktu tambahan untuk berhubungan dengan lembaga-lembaga (terkait) demi menelaah dokumen itu,” demikian lanjut pernyataan tertulis Biden.
Kepada Biden, NARA merekomendasikan tambahan waktu penundaan pencabutan status rahasia terhadap dokumen-dokumen itu. ”Saya setuju dengan rekomendasi itu,” kata Biden.
Sebagian dokumen akan bisa diakses khalayak pada akhir 2021. Tambahan dokumen yang bisa diakses publik akan bertambah pada 2022. NARA memperkirakan ada lebih dari 15.000 dokumen yang bisa diakses warga.
Biden bukan satu-satunya presiden AS yang menunda pencabutan status rahasia atas dokumen terkait kematian Kennedy. Sebelumnya, Donald Trump juga mengeluarkan perintah senada pada 2018.
Dalam wawancara pada peluncuran film dokumenter berjudul, JFK Revisited: Through the Looking Glass, di Festival Film Cannes, Perancis, 12 Juli 2021, Oliver Stone menyatakan, pertanyaan paling penting dari misteri kematian Kennedy adalah mengapa sampai itu terjadi. Ia berpendapat, itu berhubungan dengan posisi Kennedy yang ingin membawa perubahan besar dalam kebijakan AS saat itu.
”Saya rasa hal terpenting adalah mengapa Presiden Kennedy dibunuh. Kami menjawab dengan bukti bahwa dia akan mundur dari Vietnam. Detente dengan Kuba sedang berlangsung. Perjanjian larangan uji coba nuklir telah ditandatangani. Dia mencari detente dengan Rusia. Dia adalah seorang antikolonialis,” kata Stone, yang juga sutradara film JFK rilisan 1991 itu.
Dalam wawancara dengan France24, Stone menyatakan, sejak Kennedy terbunuh tak satu pun presiden AS yang melewati ”batas tertentu”. Batas tertentu yang dimaksud adalah wilayah kebijakan militer dan intelijen AS.
Kematian Kennedy menjadi salah satu misteri terbesar sampai saat ini. Banyak pihak mengeluarkan aneka dugaan penyebab kematian Kennedy. Tudingan terutama mengarah ke Badan Intelijen Pusat AS atau Central Intelligence Agency (CIA) yang bertanggung jawab pada lebih dari separuh dokumen terkait kematian JFK.
Kennedy ditembak kala sedang berparade dengan mobil terbuka di Dallas, AS, 22 November 1963. Aparat menuding Lee Harvey Oswald sebagai pelaku penembakan. Oswald ditembak mati beberapa hari setelah JFK meninggal. Ia ditembak di tempat hiburan yang diduga terkait dengan kelompok kejahatan terorganisasi di AS.
Berbagai pihak menduga, dokumen terkait Kennedy bisa mengungkap berbagai operasi intelijen AS di banyak negara.
Berbagai pihak menduga, dokumen terkait Kennedy bisa mengungkap berbagai operasi intelijen AS di banyak negara. Pada 1963, intelijen AS, antara lain, beroperasi di Kuba.
Salah satu dokumen yang sudah diumumkan mengungkap taktik dan teknik CIA beroperasi di Kuba dan operasi Departemen Pertahanan AS dalam memprovokasi serangan terhadap Kuba. CIA juga diketahui berusaha membunuh Castro agar ada pergantian kepemimpinan di Kuba. (AFP/AP/RAZ)